KLASIFIKASI
ORANG-ORANG YANG MASUK KEDALAM SYURGA.
Ada beberapa
kondisi orang yang masuk kedalam surga, yaitu:
Pertama: Orang-orang
yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab.
Dari Hushain bin
Abdurrahman berkata: “Ketika saya berada di dekat Sa’id bin Jubair, dia
berkata:
أَيُّكُمْ
رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ قُلْتُ أَنَا ثُـمَّ قُلتُ أَمَا
إِنِّـي لَـمْ أَكُنْ فِـي صَلاَةٍ وَلَكِنِّـي لُدِغْتُ قَالَ فَمَاذَا صَنَعْتَ
قُلْتُ اسْـتَرْقَيْـتُ قَالَ فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ قُلْتُ حَدِيثٌ
حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِـيُّ فَقَالَ وَمَا حَدَّثَكُمُ الشَّعْبِـيُّ قُلْتُ
حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ اْلأَسْلَمِـيِّ أَنَّهُ قَالَ لاَ
رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْـنٍ أَوْ حُـمَةٍ فَقَالَ قَدْ أَحْسَـنَ مَنِ انْتَهَى
إِلَـى مَا سَـمِـعَ وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِـيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَـيَّ اْلأُمَـمُ فَرَأَيْتُ
النَّبِـيَّ وَ مَعَهُ الرَّهَيْطُ وَ النَّبِـيَّ وَ مَعَهُ الرَّجُلُ وَ
الرَّجُلاَنِ وَ النَّبِـيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِـي سَوَادٌ
عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِـي فَقِيلَ لِـي هَذَا مُوسَـى عَلَيْهِ
السَّلاَمَ وَ قَوْمُهُ وَ لَكِنِ انْظُرْ إِلَـى اْلأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا
سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِـي انْظُرْ إِلَـى اْلأُفُقِ اْلآخَرِ فإِذَا سَـوَادٌ
عَظِيمٌ فَقِيلَ لِـي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَ مَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ
الْـجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ثُـمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ
فَخَاضَ النَّاسُ فِـي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْـجَنَّةَ بِغَيْرِ
حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبُوا
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمُ
الَّذِينَ وُلِدُوا فِـي اْلإِسْلاَمِ وَ لَـمْ يُشْرِكُوا بِاللهِ وَ ذَكَرُوا
أَشْيَاءَ فَـخَرَخَ عَلَيْهِمْ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
فَقَالَ مَا الَّذِي تَـخُوضُونَ فِـيهِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ هُمُ الَّذِينَ لاَ
يَرْقُونَ وَلاَ يَسْتَرْقُونَ وَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَ عَلَى رَبِّـهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِـحْصَنٍ فَقَالَ ادْعُ اللهَ أَنْ
يَـجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ أَنْتَ مِنْهُمْ ثُـمَّ قَامَ رَجُلٌ آجَرُ فَقَالَ
ادْعُ اللهَ أَنْ يَـجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ سَبَقَكَ بِـهَا عُكَّاشَةُ.
“Siapakah diantara
kalian yang melihat bintang jatuh semalam?” Saya menjawab: “Saya.” Kemudian
saya berkata: “Adapun saya ketika itu tidak dalam keadaan shalat, tetapi
terkena sengatan kalajengking.” Lalu ia bertanya: “Lalu apa yang kamu
kerjakan?” Saya menjawab: “Saya minta diruqyahIa bertanya lagi: “Apa yang
mendorong kamu melakukan hal tersebut?”Jawabku: “Sebuah hadits yang dituturkan
Asy-Sya’bi kepada kami.” Ia bertanya lagi: “Apakah hadits yang dituturkan oleh
Asy-Sya’bi kepadamu?” Saya katakan: “Dia menuturkan hadits dari Buraidah bin
Hushaib: ‘Tidak ada ruqyah kecuali karena ‘ain atau terkena sengatan.”
“Sa’id pun
berkata: “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan nash yang telah
didengarnya, akan tetapi Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu menuturkan kepada kami
hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Beliau bersabda: ‘Saya telah
diperlihatkan beberapa umat oleh Allah, lalu saya melihat seorang Nabi bersama
beberapa orang, seorang Nabi bersama seorang dan dua orang dan seorang Nabi
sendiri, tidak seorangpun menyertainya. Tiba-tiba ditampakkan kepada saya
sekelompok orang yang sangat banyak. Lalu saya mengira mereka itu umatku,
tetapi disampaikan kepada saya: “Itu adalah Musa dan kaumnya”. Lalu tiba-tiba
saya melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepada saya: “Ini
adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang, mereka akan masuk
surga tanpa hisab dan adzab.”.’Kemudian Beliau bangkit dan masuk rumah.
Orang-orang pun saling berbicara satu dengan yang lainnya, ‘Siapakah gerangan
mereka itu?’ Ada diantara mereka yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka itu
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Ada lagi yang mengatakan:
‘Mungkin saja mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan
tidak pernah berbuat syirik terhadap Allah.’ dan menyebutkan yang lainnya.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar, mereka memberitahukan
hal tersebut kepada beliau. Beliau bersabda: ‘Mereka itu adalah orang yang
tidak pernah minta diruqyah, tidak meminta di kay [3] dan tidak pernah
melakukan tathayyur serta mereka bertawakkal kepada Rabb mereka.’Lalu Ukasyah
bin Mihshon berdiri dan berkata: “Mohonkanlah kepada Allah, mudah-mudahan saya
termasuk golongan mereka!’ Beliau menjawab: ‘Engkau termasuk mereka’, Kemudian
berdirilah seorang yang lain dan berkata:’Mohonlah kepada Allah, mudah-mudahan
saya termasuk golongan mereka!’ Beliau menjawab:’Kamu sudah didahului Ukasyah.”
(HR Bukhari 5752, Muslim 220).
Kedua: Ditampakkan dosanya kemudian diampuni
dan masuk surga.
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam
bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي المُؤْمِنَ، فَيَضَعُ
عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ، فَيَقُولُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ
ذَنْبَ كَذَا؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ أَيْ رَبِّ، حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ،
وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي
الدُّنْيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ اليَوْمَ، فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ.
“Sesungguhnya Allah mendekatkan
seorang mukmin, kemudian meletakkan tutupan dan menutupinya, Allah ta’ala berkata, “Apakah engkau
mengetahui dosamu demikian,” orang mukmin tersebut menjawab, “ Benar ya Allah,”
sehingga apa bila telah ditetapkan dosa-dosanya dan melihat dirinya binasa
Allah berkata, “Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia, dan pada
hari ini Aku mengampuni dosa-dosamu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal
kebaikannya.” (HR. Bukhari 2441, Muslim 2590)
إِنَّ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَسْتَخْلِصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ
الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ
سِجِلًّا، كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَقُولُ لَهُ: أَتُنْكِرُ مِنْ
هَذَا شَيْئًا؟ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ؟ قَالَ: لَا، يَا رَبِّ،
فَيَقُولُ: أَلَكَ عُذْرٌ، أَوْ حَسَنَةٌ؟ فَيُبْهَتُ الرَّجُلُ، فَيَقُولُ: لَا،
يَا رَبِّ، فَيَقُولُ: بَلَى، إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً وَاحِدَةً، لَا
ظُلْمَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ، فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ، فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، فَيَقُولُ:
أَحْضِرُوهُ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ
السِّجِلَّاتِ؟ ! فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ، قَالَ: فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ، قَالَ: فَطَاشَتْ
السِّجِلَّاتُ، وَثَقُلَتْ الْبِطَاقَةُ، وَلَا يَثْقُلُ شَيْءٌ بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla akan membebaskan seseorang
dari umatku di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat. Lalu dibukakan
kepadanya sembilan puluh sembilan catatan amal. Setiap catatan sejauh mata
memandang. Allah berfirman: “Adakah sesuatu yang engkau ingkari dari semua hal
ini? Apakah Malaikat pencatat-Ku itu telah menzhalimimu?” Orang itu berkata,
“Tidak, wahai Tuhanku,” Allah berfirman: “Apakah engkau mempunyai alasan atau
mempunyai kebaikan?” Orang itu pun berkata: “Tidak wahai Rabb”. Allah
berfirman: “Bahkan engkau di sisi kami mempunyai satu kebaikan, tidak ada
kezhaliman terhadapmu pada hari ini.”
Lalu dikeluarkanlah padanya sebuah kartu (bithaqah) yang bertuliskan:
Asyhadu an Laa ilaaha illallaah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluh. Allah
berfirman: “Tunjukkanlah kepadanya.” Orang itu berkata: “Wahai Rabb, bagaimana
kartu ini (dibandingkan) dengan seluruh catatan amal kejelekan ini?” Dikatakan:
“Sesungguhnya engkau tidak akan dizhalimi”. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Lalu diletakkanlah catatan-catatan amal kejelekan itu di satu daun
timbangan. Ternyata catatan-catatan dosa itu lebih ringan dan beratlah
timbangan kartu tersebut. Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat daripada nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (HR. Ahmad 6994, Tirmidzi 2850
dan dishahihkan syaikh al-Albani di dalam Targhib wa Tarhib 1553).”
Ketiga: Diadzab terlebih dahulu kemudian
masuk surga.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ
وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ.
“Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa”. Aisyah bertanya,
“Bukankah Allah telah berfirman “Maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang
mudah.” (QS. Al-Insyiqaq [84]: 8). Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Itu adalah al-‘Aradh (diperlihatkan amal hamba). Namun
barangsiapa yang diteliti hisabnya, maka ia akan binasa.” (HR. Bukhari 103,
Muslim 2876)
Kemudian mereka akan mendapatkan
syafaat.
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ
أَوْ نَفْسِهِ.
”Orang yang paling beruntung mendapat syafaatku dihari
kiamat adalah yang mengucapkan Laa ilaaha illallah (Tiada sesembahan yang haq
selain Allah), ikhlas dari hatinya atau dari dirinya.” (HR. Bukhari 99, Ahmad
8858).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Azza
wa Jalla berfirman:
أَخْرِجُوْا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ
مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيْمَانٍ.
“Keluarkan (dari Neraka) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat
seberat biji sawi iman!” (HR. Ahmad 11898,
Ibnu Hibban 182, Nasai 5010, dishahihkan syaikh al-Albani di dalam Dzilalul
Jannah 842).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنِّي َلأَ عْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا
مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ
حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ
فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ
وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ
الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ
يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ
فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ
أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُولُ أَتَسْخَرُبِي أَوْ أَتَضْحَكُ بِي وَأَنْتَ
الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ
مَنْزِلَةً.
“Aku benar-benar mengetahui seorang penduduk neraka yang
terakhir keluar darinya dan seorang penduduk surga yang terakhir masuk ke dalam
surga. yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak, lalu
Allah berkata kepadanya, “ Pergi dan, masuklah ke dalam surga!” “Lalu dia mendatangi surga, namun seakan dia
merasa bahwa surga telah penuh. Maka,
dia kembali lalu berkata, ‘Wahai Rabb-ku, saya mendapati surga telah penuh.’ Allah
subhanahu wa ta’ala berkata kepadanya, ‘Pergilah dan masuklah ke dalam surga!”
Lalu dia mendatangi surga, namun seakan dirinya merasa surga telah penuh. Maka,
dia kembali lalu berkata, “Wahai Rabb-ku, saya mendapati surga telah penuh.”
Allah subhanahu wa ta’ala berkata lagi kepadanya, “Pergi dan
masuklah ke dalam syurga! Sesungguhnya engkau memiliki semisal dunia dan
sepuluh kalinya, atau engkau memiliki sepuluh kali dunia.” Laki-laki itu berkata, “Apakah Engkau
memperolok-olok aku, padahal engkau adalah raja?’
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku melihat
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai nampak gigi
gerahamnya.”Dan dikatakan bahwa orang itu adalah penduduk surga yang paling
rendah derajatnya.” (HR. Muslim 308).
Hal ini
semakna dengan firman Allah ta’ala:
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ
يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا.
“Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.” (QS An Nisaa:48, 116).
Demikianlah klasifikasi
orang-orang yang masuk kedalam surga.
Semoga Allah
memasukkan kita kedalam surganya Aamiin.
-----000-----
Sragen
25-03-2024
Junaedi
Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar