Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang di muliakan. Mengimaninya merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tertuang di dalam rukun iman yang ke dua, sebagaimana di dalam hadis Jibril ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala juga menyebutkan di dalam Al Qur’an:
آمَنَ
الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ
بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ.
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
Rasul-Rasul-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 285).
Penciptaan Malaikat
Malaikat diciptakan Allah
ta’ala dari cahaya sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu
‘anha Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
خُلِقَتِ
الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ
آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ.
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan
dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari Sesuatu yang telah
disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim 2996, Ahmad 25194).
Beriman Kepada Malaikat Memuat
Empat Perkara:
Pertama: Mengimani wujud
mereka.
Wajib bagi orang beriman
percaya akan keberadaan mereka, yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan
para malaikat. Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat
hanyalah kiasan lambang kebaikan atau semacamnya. Allah ta’ala telah menyatakan
keberadaan mereka dalam firman-Nya yang artinya:
الْحَمْدُ
لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي
أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ
اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ .
“Segala puji bagi Allah
Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fatir
[35]: 1)
Barangsiapa yang tidak
beriman kepada mereka dan mengingkari eksistensi (wujud) mereka seperti yang
diyakini oleh sebagian penganut filsafat maka dia telah kafir berdasarkan
kesepakatan kaum Muslimin. Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا.
“Barangsiapa
yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa` [4]: 136).
Kedua: Mengimani nama-nama
Malaikat yang telah kita ketahui.
Sedangkan Malaikat yang tidak
diketahui namanya wajib kita imani secara global.
Ketiga: Mengimani
sifat-sifat Malaikat yang kita ketahui.
Mengimani sifat-sifat
Malaikat diantaranya:
·
Berwujud.
Malaikat diberi karunia untuk
bisa berubah wujud menjadi manusia dengan izin Allah. Para Sahabat pun pernah
menyaksikan Malaikat dalam wujud manusia. Seperti Jibril yang datang kepada
Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam dan disaksikan para sahabat.
·
Malaikat senantiasa taat dan tidak pernah
maksiat.
وَلَهُ
مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِهِ وَلا يَسْتَحْسِرُونَ . يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ.
“Dan kepunyaan-Nyalah segala
yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka
tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa
letih. Mereka selalu bertasbih malam dan
siang tiada henti-hentinya.” QS. Al Anbiyaa' [21]: 19-20).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا
مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ
مَا يُؤْمَرُونَ.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
(QS. At Tahrim [66]: 6).
Maksudnya, apa pun yang diperintahkan oleh Allah kepada
mereka, maka mereka segera mengerjakannya tanpa terlambat barang sekejap pun.[1]
·
Malaikat sangat kuat, Allah memberi kekuatan untuk menunaikan tugasnya.
Seperti misalnya sifat
Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam
pernah melihat Jibril dalam sifat atau wujud yang asli.
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى جِبْرِيلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ
جَنَاحٍ.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam melihat Jibril, dengan 600 sayap.” (HR.
Bukhari 3232, Muslim 174).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ
فَسَلَّمَ عَلَيَّ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ
عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ
لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.
“…Malaikat (penjaga) gunung memanggilku, mengucapkan
salam lalu berkata: Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan
Akhsyabain.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Tidak)
namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan
mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya
dengan apapun juga.” (HR. Bukhari 3231, Muslim 1795).
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا
عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ.
“Tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di
atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah
yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud [11]: 82)
· Besarnya malaikat pemikul Arsy
yang berjumlah delapan.
Dari
Jabir yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah
bersabda:
أُذِنَ
لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ
الْعَرْشِ: أَنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ
سَبْعِمِائَةِ عَامٍ.
“Telah
diizinkan bagiku untuk menceritakan kepada kamu tentang malaikat-malaikat
pemikul 'Arsy, bahwa jarak antara daun telinganya sampai ke lehernya sama
dengan jarak yang ditempuh selama tujuh ratus tahun.” (HR Abu Daud 4727, Tabrani
4421, di sahihkan Syaikh al-Albani di dalam as-Shahihah 151).
·
Banyaknya jumlah malaikat.
Di antara dalil yang
menunjukkan banyaknya jumlah malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya
kecuali Allah ta’ala adalah sebuah hadits shahih tentang baitul makmur. (HR Abu Daud 4727, Tabran
4421, di sahihkan Syaikh al-Albani di dalam as-Shahihah 151).
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ،
فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ
يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ
مَا عَلَيْهِمْ.
“Kemudian ditunjukkan
kepadaku baitul ma’mur. Akupun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, “Ini
Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah
mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan
terakhir baginya.” (HR. Bukhari 3207, Muslim 164).
Keempat: mengimani
tugas-tugas mereka.
Kita mengimani apa yang Allah
dan RasulNya beritakan kepada kita tentang tugas-tugas mereka, misalnya:
- Jibril ‘alaihissalaam bertugas menyampaikan
wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
- Mikail bertugas menurunkan hujan dan
menyebarkannya.
- Israfil bertugas meniup sangkakala.
- Malaikat maut bertugas mencabut nyawa, adapun
penyebutan Izrail ini tidak benar, yang benar adalah malaikat Maut. (QS.
As-Sajdah[32]: 11)
- Malaikat pengawas dan pencatat amal perbuatan
hamba, yang baik maupun yang buruk, sebagaimana yang Allah sebutkan di
dalam Al-Quran Surat Qaaf [50] ayat 18. Adapun Raqib dan Atid yang
disebutkan pada ayat di atas merupakan tugas keduanya.
- Al-Mu’aqibat Ada yang bertugas menjaga hamba pada
waktu bermukim atau bepergian, waktu tidur atau ketika jaga dan pada semua
keadaannya, mereka adalah malaikat Al-Mu’aqqibat.
- Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga.
- Malaikat Malik bertugas menjaga neraka dan
merupakan pimpinan dari sembilan belas malaikat penjaga neraka (Surat
Al-Muddatstsir [74]: 30).
- Para malaikat yang diserahi untuk mengatur janin
di dalam rahim. Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam
perut ibunya, maka Allah ta’ala mengutus seorang malaikat kepadanya dan
memerintahkannya untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan sengsara
atau bahagianya. (Muttafaqun ‘alaih)
- Malaikat Munkar dan Nakir, yang diserahi untuk
menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya.
- Malaikat pemikul Arsy yang berjumlah delapan.
- Malaikat yang menjaga di pintu-pint masjid pada
hari jum’at.
- Malaikat yang mendatangi hamba di waktu pagi
hari.
- Malaikat yang mendatangi tempat-tempat majelis
ilmu.
- Malaikat-malaikat yang terus bersujud dan
bertasbih kepada Allah ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar