ADAB SEORANG MUSLIM DALAM BEKERJA.
Seorang muslim memiliki prinsib dan punya adab yang telah
diatur di dalam agamanya, tidak boleh mencari rezki dengan memabi buta tanpa
memperhatikan rambu-rambu syari’at islam.
Sesungguhnya Allah ta’ala memerintahkan kepada kita agar
memperhatikan di dalam mencari rezki. Diantaranya:
Dalil 1: Perintah memakan yang halal.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا
فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ.
“Wahai
manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang
nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah[2]:168).
Dalil
2: Perintah memakan yang baik-baik dan
bersyukur.
Allah ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا
مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ.
“Wahai
orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari apa yang telah kami
rezkikan kepadamu dan bersukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah
kepada-Nya saja.”(QS. Al-Baqarah[2]:172)
Dalil 3: Semua
rezki telah Allah sediakan.
Allah ta’ala
berfirman:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي
الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ
سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ.
“Dialah
(Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia
menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al-Baqarah[2]:29).
Dalil
4: Allah menanggung semua rezki makhluk.
Allah
ta’ala berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ.
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang
itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al
Lauh Al Mahfuz).” (QS. Hud[11]: 6).
Dalil 5: Allah
telah mencatat rezki kita.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ
الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ.
“..Kemudian diutuslah
Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan
empat kata, rezkinya, ajalnya, celaka atau bahagia…” (HR. Bukhari 3208 Muslim
2643).
Dalil 6: Kewajiban kita berusaha.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ
تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ،
وتَرُوْحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, niscaya kalian akan diberikan rizki oleh
Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut
keluar dalam keadaan lapar dan di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR
Tirmidzi 2344, Ibnu Majah 4164, lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 310).
Dalil 7: Taqwa akan memudahkan rezki kita.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ
مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ.
“ Barang siapa bertaqwa kepada Allah, Allah akan memberinya
jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. (QS.
At-Thalaq[65]:2-3).
Dalil 8: Rezki akan mendatangi kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
لَوْ أَنَّ
ابْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهْرُبُ مِنَ الْمَوْتِ لَأَدْرَكَهُ
رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ
“Seandainya anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari
dari kematian, niscaya rezekinya akan mendatanginya sebagaimana kematian
mendatanginya.” (HR. Abu Na’im di dalam Hilyah Auliya 7/90 , dishahihkan
Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah: 952).
Dalil 9: Allah akan mencukupi orang yang bertawakal.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
فَهُوَ حَسْبُهُ.
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, Allah akan
mencukupi.” (QS. At-Thalaq [65]:3).
Dalil 10: Adakalanya Allah menguji
orang yang beriman.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ
الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ.
“Dan Kami pasti
akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. AL-Baqarah[2]:155).
Dalil 11:
Kita tidak akan mati kecuali rezki kita telah di sempurnakan.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَأَنَّ الرُّوحَ الْأَمِينَ نَفَثَ فِي رُوعِيَ
أَنَّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا, فَاتَّقُوا اللهَ
وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ, وَلَا يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ
تَطْلُبُوهُ بِمَعَاصِي اللهِ, فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ مَا عِنْدَ اللهِ إِلَّا
بِطَاعَتِهِ.
“Dan sungguh Ar-Ruhul
Amin (Malaikat Jibril yang terpercaya) telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak
akan mati satu jiwa sampai ia menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada
Allah dan perbaguslah dalam mencari rezki, dan sekali-kali janganlah lambatnya
rezeki menjadikan kalian mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah, karena
sesungguhnya tidak akan diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan
menaati-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam
Al-Kabir 8/166, Lihat Silsilah Al Hadits As-Sahihah 2866).
Dalil 12: Banyak dan
sedikitnya harta bukan ukuran kecintaan Allah.
Allah ta’ala
berfirman:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ
وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا مَا
ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ.
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia
dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah
memuliakanku” dan adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka
dia berkata: “Tuhanku menghinakanku.“ (QS. Al-Fajr [89]:15-16).
Dalil 13: Bahaya istidraj (ditarik kedalam kebinasaan tanpa di sadari).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ
الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ
اسْتِدْرَاجٌ.
”Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia
yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka
(ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang
disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan dilihat dari jalur lain).
Dalil 14: Larangan meminta-minta.
Rasulullah sallallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ
السُّفْلَى.
“Tangan di
atas lebih baik dari tangan di bawah.” (HR.Bukhari 1427 Muslim 1033).
Dalil 15: Larangan tidak memperhatikan halal dan haram.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ
بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ .
"Akan
datang pada manusia suatu zaman, di mana
seseorang tidak lagi memperdulikan dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah
melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram." (HR. Bukhari
2083).
Dalil 16:
Manusia akan ditanya tentang hartanya.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدِمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: عَنْ عُمُرُهِ فِيمَا أَفْنَاهُ؟ وَعَنْ
شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ عَلِمهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ؟
“Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari
Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara. (Yaitu): tentang umurnya untuk
apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya
darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia meletakkannya, dan tentang ilmunya,
apakah yang telah ia amalkan“. (HR. Tirmidzi 2417 Ahmad 1/97 Ibnu Abi Syaibah
3/234 dan di shahihkan syaikh al-Albani).
Dalil 17: Bahaya memakan harta haram.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ
النَّارُ أَوْلَى بِهِ.
“Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh
dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya.“ (HR Ahmad 14441 Ibnu
Hibban 4514 dan dishahihkan al-Albani At-Ta’liqu Ragib 3/350, adz-Dzilal 756).
Diantara mencari dan memakan
harta yang haram yaitu:
Menipu, mencuri, korupsi,
merampas haq orang lain, bekerja dengan mengurangi waktunya, mengurangi
timbangan, menjual barang-barang yang haram, bekerja pada tempat-tempat yang diharamkan
dan menerima berbagaimacam suap.
Kesimpulan ayat dan hadits
di atas, seorang muslim memiliki adab-adab dalam berkerja yaitu:
1)
Meyakini Allah telah
menyediakan baginya rezki yang halal.
2)
Memakan yang halal
dan yang baik-baik.
3)
Hendaknya bersyukur kepada
Allah ta’ala.
4)
Hendaknya menjahui
rezki yang haram.
5)
Meyakini Allah telah
menanggung rezkinya.
6)
Meyakini Allah telah
mencatat rezkinya sebelum dia lahir.
7)
Berusaha untuk
mendapatkan.
8)
Tidak berpangku
tangan.
9)
Bertaqwa kepada Allah
rezki akan dimudahkan.
10)
Bertawakal kepada
Allah, Allah akan mencukupinya.
11)
Menyadari adakalanya
rezki berkurang karena ujian dari Allah.
12)
Tetap meyakini
rezkinya pasti akan disempurnakan Allah.
13)
Menyadari banyak
sedikit harta bukan ukuran kecintaan Allah.
14)
Mewaspadai istidraj,
(ditarik dalam kebinasaan tanpa disadari).
15)
Memahami rezki
seseorang didapat dengan berbagai cara.
16)
Tidak meminta-minta
kepada manusia.
17)
Hendaknya
memperhatikan dari mana hartanya.
18)
Memahami bahayanya
harta haram.
19)
Memahami harta haram dapat
menjerumuskan ke neraka.
20) Memahami Harta haram
dapat mendatangkan kemurkaan Allah.
21)
Menyiapkan pertanyaan
darimana dan kemana di belanjakan.
22)
Mencari apa yang
dapat mendatangkan ridha Allah ta’ala.
23)
Tidak membandingkan
rezki dirinya dengan orang lain.
24)
Tidak hasad, iri,
dengki dengan harta yang dimiliki orang lain.
25)
Ikhlas dan ridha
dengan segala ketentuan dan pemberian Allah ta’ala, baik didapat dengan cara
yang mudah maupun sulit, baik di taqdirkan menjadi kaya ataupun miskin.
Demikianlah sebagai seorang
muslim hendaknya memahami adab-adab di dalam mencari rezki.
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Sekian.
-----000-----
Sragen 15-12-2023.
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar