![foto pemandangan foto pemandangan](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzgtkiIxGTAUVe232XfMV09ObuNtfXem9fTvtsTaHsRuIRX3gtSVzLw4JzBI9H3lQDMfADNJHrKjSdxhaCzA0-DxGL494XGiOJz8cQF6R9kDsoktpItALtRGMWER73KHv-hAGfpB3QlXFG/s1600/foto+pemandangan+23.jpg)
Tgl
25Oleh ustad Syafiq Reza Basalamah MA.-10-2014
1. CINTA TERHADAP DUNIA.
Allah merendahkankan dunia diberbagai tempat Allah berfirman:
Allah merendahkankan dunia diberbagai tempat Allah berfirman:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا. وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Tetapi kamu (orang-orang kafir)
memilih kehidupan duniawi.Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih
kekal.QS 87.Al A’laa:16-17
.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ
بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia punya nilai di
sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak
akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no.
2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 686)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ
لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ
عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir
sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang
sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat,
niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab
yang pedih. QS.5 Al Maidah:36.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ
فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ
يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ
نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Barangsiapa dunia menjadi tujuan
akhirnya, Allah jadikan semua urusannya tercerai-cerai, kefakiran selalu ada di
depan matanya, dan tidak diberikan padanya bagian dari dunia kecuali sebatas
apa yang telah ditetapkan Allah baginya. Sedangkan barangsiapa akhirat menjadi
tujuan akhirnya, Allah himpun semua urusannya, kekayaan ada dalam hatinya, dan
dunia mendatanginya begitu saja dengan tertunduk.” [Al-Jami' Ash-Shaghir]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ
مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا
تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّه.
“Lihatlah orang yang di bawah kalian
dan janganlah melihat orang yang di atas kalian; sebab hal itu akan mendidik
kalian untuk tidak meremehkan nikmat Allah”. HR. Muslim
Suatu ketika Ibnu Mas’ud z melihat
Rasulullah n tidur di atas selembar tikar. Ketika bangkit dari tidurnya tikar
tersebut meninggalkan bekas pada tubuh beliau. Berkatalah para sahabat yang
menyaksikan hal itu, “Wahai Rasulullah, seandainya boleh kami siapkan untukmu
kasur yang empuk!” Beliau menjawab:
مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا
فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia?
Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari
teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (HR.
At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih
At-Tirmidzi)
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ
غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
“Jadilah engkau di dunia ini seperti
orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR.
Al-Bukhari no. 6416)
2. TAKABUR.
وَلَا
تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ
الْجِبَالَ طُولًا . كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Ini dengan sombong, Karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Ttuhanmu.QS.17Al Israa: 37-38
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Ini dengan sombong, Karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Ttuhanmu.QS.17Al Israa: 37-38
Ulama mengatakan ”penyebab
kesombongan di karenakan seseorang memiliki kekurangan sehingga dirinya perlu
untuk sombong”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang
yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang
yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang
bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ HR. Muslim no. 91
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ
كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ
تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ
طِينَةَ الْخَبَالِ
“Pada hari kiamat orang-orang yang
sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam bentuk
manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring
menuju sebuah penjara di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang
sangat panas akan membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka,
yaitu thinatul khabal (lumpur kebinasaan).” [Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul
Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179
3. HASAD.
Firman Allah Azza wa Jalla:
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا
آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا
Ataukah mereka dengki kepada manusia
(Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? QS.4 An Nisa:54
Beberapa sifat hasad yaitu:
• Orang yang menginginkan hilangnya
nikmat dari orang lain akan tetapi tidak mengharuskan nikmat tersebut pindah
kepada dirinya.
• Orang yang hasad menginginkan nikmat orang yang di hasati pindah kepada dirinya.
• Orang yang menginginkan nikmat orang lain, tetapi tidak menginginkan nikmat tersebut hilang dari diri orang lain tersebut.
• Ia tidak menghendaki siapapun dapat nikmat meskipun tidak di kenal.
• Orang yang hasad menginginkan nikmat orang yang di hasati pindah kepada dirinya.
• Orang yang menginginkan nikmat orang lain, tetapi tidak menginginkan nikmat tersebut hilang dari diri orang lain tersebut.
• Ia tidak menghendaki siapapun dapat nikmat meskipun tidak di kenal.
Tanda-tanda hasad:
• Senang dengan kesalahan temannya
• Senang terhadap urusan yang di perebutkan sedang temenya tidak hadir.
• Senang jika temenya di gibah.
• Menjawab pertanyaan orang lain berkaitan dengan temannya dengan sindiran.
• Merasa susah jika temannya mendapat hadiah.
• Tidak mau menyebut keutamaan saudaranya.
• Senang dengan kesalahan temannya
• Senang terhadap urusan yang di perebutkan sedang temenya tidak hadir.
• Senang jika temenya di gibah.
• Menjawab pertanyaan orang lain berkaitan dengan temannya dengan sindiran.
• Merasa susah jika temannya mendapat hadiah.
• Tidak mau menyebut keutamaan saudaranya.
Cara mengobati hasad:
• Memberikan pujian kepada temennya
( yang dihasati).
• Hendaknya merendahkan diri ( tawadhu).
• Memberi hadiah kepada teman kita.
• Agar kita membantu teman kita.
• kita membela saat teman kita di cela.
• Kita doakan jika membeli sesuatu.
• Berusaha untuk mencintainya.
• Lebih mengutamakan teman kita.
• Mengajak untuk berbicara.
• Berdoa agar di hilangkan sifat hasad dari hati kita.
• Hendaknya merendahkan diri ( tawadhu).
• Memberi hadiah kepada teman kita.
• Agar kita membantu teman kita.
• kita membela saat teman kita di cela.
• Kita doakan jika membeli sesuatu.
• Berusaha untuk mencintainya.
• Lebih mengutamakan teman kita.
• Mengajak untuk berbicara.
• Berdoa agar di hilangkan sifat hasad dari hati kita.
4. MARAH.
Marah tidak bisa menyelesaikan
masalah.
Marah seperti badai menghancurkan tapi tidak bisa membuka simpulan
Marah seperti badai menghancurkan tapi tidak bisa membuka simpulan
Dalam sebuah hadits yang shahih,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ،
إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Bukanlah orang kuat (yang
sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan
(perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu
mengendalikan dirinya ketika marah” HR. Al Bukhari no. 5763 dan Muslim no.
2609.
Penyebabnya :
• Bergurau dengan berlebihan.
• Berbicara dengan pedas
Penyebabnya :
• Bergurau dengan berlebihan.
• Berbicara dengan pedas
Terapinya:
• Jika berkaitan dengan Syaitan
hendaknya dia berlindung kepada Allah.
• Jika berkaitan dengan manusia hendaknya dia tolah dengan cara yang baik.
• Jika berkaitan dengan manusia hendaknya dia tolah dengan cara yang baik.
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا
السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Dan tidaklah sama kebaikan dan
kejahatan. tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi
teman yang sangat setia. QS. 41 Al Fushshilat:34
• Meninggalkan tempat tersebut.
• Duduk.
• Berbaring
• Berwudhu.
• Meninggalkan tempat tersebut.
• Duduk.
• Berbaring
• Berwudhu.
Demikianlah catatan ini semoga
bermanfaat bagi kaum muslimin.
NB:
Dalam tulisan ini ada beberapa kekurangan dan juga sedikit perubahan bukan karena kesengajaan akan tetapi ada beberapa penyampaian yang memang tidak jelas bagi ana, semoga bisa di maafkan atas kekuranagan ini, dan kepada Allah ana mohon ampun.
Dalam tulisan ini ada beberapa kekurangan dan juga sedikit perubahan bukan karena kesengajaan akan tetapi ada beberapa penyampaian yang memang tidak jelas bagi ana, semoga bisa di maafkan atas kekuranagan ini, dan kepada Allah ana mohon ampun.
Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar