(Penuh kisah menarik)
Manusia diciptakan penuh dengan kelemahan oleh karena itu adanya syariat berdoa hendaknya manusia bersyukur kepada Allah.
Allah ta’ala berfirman:
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا.
“Dan manusia diciptakan d alam keadaan lemah..” (QS. An-Nisa[4]:28)
Ada beberapa penjelasan ulama tentang kelemahan manusia, diantaranya apa yang di sebutkan Ibnu Katsir, beliau menyebutkan riwayat dari thawus dari bapaknya dia berkata:
فِي أَمْرِ النِّسَاءِ.
“Dalam perkara wanita.”
وَقَالَ وَكِيعٌ: يَذْهَبُ عَقْلُهُ عِنْدَهُنَّ.
Waki’ berkata, “ Hilang akalnya jika dekat wanita.” (lihat tafsir Ibnu Katsir QS. An-Nisa[4]:28)
Ibnul Qoyyim berkata, “ Yang benar disini mencakup semuanya secara umum, kelemahannya lebih dari hal ini dan lebih banyak, manusia lemah badannya, lemah kekuatannya, lemah kehendaknya, lemah ilmu dan lemah kesabaran.” (Thariqul Hijratain 1/228)
Oleh karena itu Allah ta’ala memerintahkan agar kita berdoa kepada Allah ta’ala, baik doa ibadah (sebagaimana ibadah yang kita lakukan) maupun doa masalah (permintaan) ketika menghadapi masalah, Allah ta’ala suka seandainya seorang hamba berdoa kepada-Nya, Allah ta’ala murka dan mengancam orang-orang yang menyombongkan diri, merasa kuat, merasa cukup dan merasa tidak butuh dengan Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين.
"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Al-Mu'min [40]: 60).
Allah ta’ala juga berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, jawablah bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah[2]: 186).
Allah mengabulkan doa hambanya dengan tiga keadaan, sebagaimana Rasulullah sallallahu ‘alaihih wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا " قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ، قَالَ: اللَّهُ أَكْثَرُ.
Tidaklah seorang muslim berdoa yang tidak mengandung dosa dan tidak bertujuan memutuskan silaturahmi, melainkan Allah ta’ala akan mengabulkannya dengan tiga cara; (1). Allah akan mengabulkan doanya segera, (2). Allah akan menyimpan (menjadikannya pahala) baginya di akhirat kelak, (3). Allah akan hindarkan darinya kejelekan yang semisal. Mereka (para sahabat) berkata: “Kalau begitu, kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata: “Allah akan banyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR. Ahmad 11133 di shahihkan syaikh al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1632).
Beberapa kisah keajaiban doa.
1) Terkabulnya doa nabi Zakaria.
Sebagaimana diceritakan Al Qur’an tentang nabi Zakaria, dalam usia yang sudah senja, nabi Zakaria gelisah karena belum juga dikaruniai keturunan. Kendati demikian, beliau tidak berhenti berdoa kepada Allah ta’ala dengan penuh keyakinan. Siang dan malam dia terus berdoa kepada Allah supaya memberinya seorang putra sebagai pewaris keluarganya.
Allah ta’ala berfirman (artinya), “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan telah menyala uban di kepalaku, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sungguh aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahkanlah aku seorang putra dari sisi Engkau, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub. Dan jadikan dia, Ya Tuhanku, seorang yang diridai.” (QS Maryam[19]: 4-6).
Allahpun mengabulkan doanya. Padahal, usia Nabi Zakaria saat itu sudah tua, istrinya juga mandul. Tidak ada yang mustahil bagi Allah.
2) Kisah sembuhnya imam Bukhari dari kebutaan.
Imam Bukhari ini Lahir di Bukhara, Uzbekistan, dia adalah ahli hadits termasyhur sepanjang masa. Tetapi, ulama yang hafal puluhan ribu hadis beserta detail sanadnya ini pernah mengalami kebutaan sewaktu kecil.
Hal ini menjadikan ibundanya begitu sedih melihat kondisi Bukhari kecil. Ibunda Imam Bukhari tiada henti berdoa untuk memohon kesembuhan putranya. Allah akhirnya mengabulkan doanya.
Pada suatu malam, ibunda imam Bukhari bermimpi melihat nabi Ibrahim yang berkata, “Hai Fulanah, sungguh Allah telah mengembalikan penglihatan putramu karena seringnya engkau berdoa.” Pagi harinya, ibunda imam Bukhari menyaksikan bahwa penglihatan putranya telah kembali normal. ( Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala )
3) Kisah Dr. Ikhsan seorang ahli bedah dan pesawat yang rusak.
Seorang dokter Ahli Bedah terkenal bernama Dr. Ishan tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri seminar dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.
Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat. Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata: “Saya ini dokter spesial, tiap menit nyawa manusia bergantung pada saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam?”
Pegawai menjawab: “Wahai dokter, jika Anda terburu-buru Anda bisa menyewa mobil, tujuan Anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba.”
Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.
Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya. Terdengar suara seorang wanita tua: “Silahkan masuk, siapa ya?” Terbukalah pintunya.
Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam teleponnya. Ibu itu tersenyum dan berkata: “Telepon apa Nak? Apa Anda tidak sadar ada di mana? Di sini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan untuk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan Anda.”
Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan hidangan. Sementara ibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang terbaring tak bergerak di atas kasur di sisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap sholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do’a yang panjang.
Dokter mendatanginya dan berkata: “Demi Allah, Anda telah membuat saya kagum dengan keramahan Anda dan kemuliaan akhlak Anda, semoga Allah menjawab do’a-do’a Anda.”
Berkata ibu itu: “Nak, Anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do’a-do’a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu.”
Bertanya Dr. Ishan: “Apa itu do’anya?” Ibu itu berkata: “Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter dokter yang ada di sini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo’a kepada Allah agar memudahkannya.”
Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak: “Allahu Akbar, laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do’a ibu telah membuat pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya-lah Dr. Ishan Bu, sungguh Allah subhanahu wa ta'ala telah menciptakan sebab seperti ini kepada hamba-Nya yang mu'min dengan do’a. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.”
Jangan pernah berhenti berdo’a sampai Allah menjawabnya. (Dikutip dari group Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia)
4) Kisah imam Ahmad dan penjual roti.
Imam Ahmad bin Hanbal ra (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hanbali. dimasa akhir hidup beliau bercerita, "satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju ke salah satu kota di Irak,".
Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita "saat tiba disana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat". Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya "kenapa syaikh, mau ngapain disini?". (kata "syaikh" bisa dipakai untuk tiga panggilan, bisa untuk orang tua, orang kaya ataupun orang yang berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena imam Ahmad kelihatan sebagai orang tua).
Marbot tidak tau kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya. Di Irak, semua orang kenal siapa imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadis, sejuta hadis dihafalnya, sangat shalih dan zuhud. Zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tahu wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. Kata imam Ahmad "saya ingin istirahat, saya musafir". Kata marbot, "tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid. Imam Ahmad melanjutkan bercerita "saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, maka dikuncilah pintu masjid.
Lalu saya ingin tidur di teras masjid." Ketika sudah berbaring di teras masjid marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mau ngapain lagi syaikh?" Kata marbot. "Mau tidur, saya musafir" kata imam Ahmad. Lalu marbot berkata, "di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga tidak boleh". Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita " saya didorong-dorong sampai jalanan". Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi. Saat imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh "mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil".
Kata imam Ahmad "baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk dibelakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir). Penjual roti ini punya perilaku tersendiri, kalau imam Ahmad ngajak ngomong, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar, Astaghfirullah. Saat meletakkan garam astaghfirullah, memecahkan telur astaghfirullah, mencampur gandum astaghfirullah. Selalu mengucap istighfar.
Imam Ahmad memperhatikan terus. Lalu imam Ahmad bertanya "sudah berapa lama kamu lakukan ini?". Orang itu menjawab "sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan". Imam Ahmad bertanya : "apa hasil dari perbuatanmu ini?", orang itu menjawab "(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. semua yang saya minta ya Allah...., langsung diterima". (memang Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :"siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya). Lalu orang itu melanjutkan "semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah kabulkan".
Imam Ahmad penasaran kemudian bertanya "apa itu?". Kata orang itu "saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad". seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar, Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan karena istighfarmu"..(penjual roti terperanjat, memuji Allah, ternyata yang di depannya adalah Imam Ahmad).
(Sumber : Manakib imam Ahmad, juga Shifatus Shafwah karangan Ibnu Al-Jauzi)
Dari ayat dan hadits di atas dapat disimpulkan:
1. Doa adalah ibadah yang merupakan perintah dari Allah, melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah merupakan suatu ibadah.
Bahkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan hal itu:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ.
“ Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi 2969, Abu Dawud 1479, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam shahih Ibnu Hibban 890)
2. Doa itu ibadah tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ.
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah. Sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus [10]: 106)
3. Tidak ada yang dapat mengabulkan doa selain Allah ta’ala.3
Allah ta’ala berfirman:
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ.
“Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu ; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkankan permintaanmu.” (QS. Fatir[35]:14)
4. Doa merupakan senjata yang digunakan para nabi dan rasul terutama dalam menghadapi situasi-situasi sulit, begitu pula nabi Muhamad sallallahu a’alaihi wa sallam saat perang badar, dan lainnya.
Demikianlah semoga bisa diambil pelajaran dan memberi manfaat, Aamiin.
----------------0000000---------------
Sragen 08-10-2022.
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar