1) Senantiasa menyirami ruh kita dengan menuntut ilmu dan mengamalkan.
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al-Mujadalah[58] : 11)
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى
كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib
atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Di shahihkan
Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah : 224)
Terutama ilmu tentang
pokok-pokok keimanan, ilmu tentang syari’at
seperti: wudhu, shalat, zakat,
puasa dan haji jika telah mampu, syarat dan pembatalnya, berkaitan dengan
muamalah seseorang, seperti : hukum jual
beli dan lain-lain. Semua ilmu-ilmu ini wajib untuk di ketahui.
2) Mengoreksi amal-amal kita.
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ . وُجُوهُ يَوْمَئِذٍ
خَاشِعَةٌ . عَامِلَةٌ
نَّاصِبَةٌ . تَصْلَى نَارًاحَامِيَةً . تُسْقَى مِنْ
عَيْنٍءَانِيَةٍ . لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلاَّ مِن ضَرِيعٍ . لاَيُسْمِنُ وَلاَيُغْنِي مِن جُوعٍ.
“Sudah datangkah kepadamu berita
(tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja
keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum
(dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan
selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula
menghilangkan lapar.” (QS. Al Ghasyiyah[88]: 1-7)
Jangan sampai kita terlena
dengan amal kita sehingga berakhir dengan penyesalan, dan masuk neraka, lihat
tafsir Ibu Katsir pada surat di atas.
3)
Memperhatikan
dan menggunakan sisa waktu yang di berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya,
karena hakekatnya waktu kita berputar sangat cepat, umur kita sangat terbatas,
sedang kebanyakan kita tidak menyadari.
.
Tiap-tiap
umat mempunyai ajal apabila Telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). QS.Yunus[10]:49.
لاَ تَزُولُ
قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ
عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا
عَلِمَ
“Tidaklah bergeser kaki anak adam di hari kiamat di hadapan Rabb-nya
sampai ditanya tentang lima perkara (yaitu): umurnya bagaimana dia lalui, masa
mudanya bagaimana ia habiskan, hartanya darimana ia dapatkan dan bagaimanan ia
belanjakan, serta tentang apa yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” HR
Tirmidzi 2416. Dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah As-Shahihah 946.
4) Menyiapkan
jiwa untuk menghadapi tipu daya iblis. (Lihat 7 tipu daya iblis. oleh ibnul
Qayim)
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ
لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ . ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ
مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ
شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ.
Iblis
berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al A’raf [7]: 16-17).
Rasulullah
sallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
jika datang bulan Ramadhan di bukalah pintu-pintu surga, di tutup pintu-pintu
neraka dan syaitan-syatan di belenggu. HR.Bukhari
1780, Muslim 1079.
Hukum
kebalikan dari hadist itu bahwa syaitan akan kembali terlepas setelah Ramadhan,
sehingga kita saksikan kemaksiatan merajalela, kewajiban kita mewaspadainya.
5) Merobah
kebiasaan buruk kita dengan kebaikan, bisa jadi semua itu karena kebaikan yang
Allah kehendaki di sebabkan apa yang kita lakukan pada bulan Ramadhan.
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه
وسلم - قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ،
وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhu, Nabi Sallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, "Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah" HR. Bukhari 10, Abu Daud 2122.
6) Berdoa memohon supaya istiqamah serta ketetapan
hati.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا
اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا
تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ
تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami
adalah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” QS Fushshilat[41]:30]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – عَنِ
النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
“Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa
berdoa:
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”(HR. Muslim 2721, At Tirmidzi 3489, Ibnu Majah 3105, Ibnu Hibban 900)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ
قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati,
teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
HR. At-Tirmidzi 3522,
Al-Hakim I/525. Lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi Syaikh Al Bani 2792.
Tulisan sedikit ini semoga bisa menjadikan kita istiqamah diatas al haq hingga
ajal memjemput kita, Amin.
Abu
Ibrahim Junaedi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar