Rabu, 15 Januari 2025

HISAB.

 


Al Hisab (perhitungan).

Al hisab menurut bahasa adalah perhitungan.

Adapun menurut istilah adalah ditampakkannya amal hamba pada hari kiamat. (Lihat syarah “Lum’atul i’tiqad” Syaikh Muhammad Shalih Al ‘Utsaimin)

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59]: 18)

Umar bin khatab radhiyallahu ‘anhu berkata:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا.

Bermuhasabahlah kalian pada diri kalian sebelum amal kalian dihisab, timbanglah amal diri kalian sebelum kalian ditimbang.” (HR. Ahmad di Zuhud, hal. 120. Abu Nu’aim di Hilyah 1/52. Dilemahkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Adh-Dhaifah 1201)

Pada hari Kiamat kelak, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Kemudian binatang-binatang itu diadili, sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah menanduknya.

Apabila semua telah diadili oleh Allah, hewan-hewan itu di jadikan tanah kembali. Sehingga orang-orang kafir berangan-angan kiranya dahulu menjadi hewan sehingga berakhir menjadi tanah. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. An Naba’ [78]: 40. Juga dijelaskan Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin dalam Tafsir Juz ‘Amma)

Allah ta’ala berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ . فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا.

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, (QS. Al Insyiqaq [84] : 7-8)

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ . فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا .وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا.

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. Al Insyiqaq [84]: 10-12)

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ . ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ

Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah [88]: 25-26)

مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ.

Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa”. Aisyah bertanya, “Bukankah Allah telah berfirman “Maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.” (QS. Al-Insyiqaq [84]: 8). Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Itu adalah al-‘Aradh (diperlihatkan amal hamba). Namun barangsiapa yang diteliti hisabnya, maka ia akan binasa.” (HR. Bukhari 103, Muslim 2876)

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الصَّلَاةُ، وَأَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ فِي الدِّمَاءِ.

Perkara yang pertama kali dihisab adalah shalat. Sedangkan yang diputuskan pertama kali di antara manusia adalah darah.” (HR. An Nasa’i 3991. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.

Tidaklah bergeser kaki anak adam di hari kiamat di hadapan Rabb-nya sampai ditanya tentang lima perkara (yaitu): umurnya bagaimana dia lalui, masa mudanya bagaimana ia habiskan, hartanya darimana ia dapatkan dan bagaimanan ia belanjakan, serta tentang apa yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. Tirmidzi 2416. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah As-Shahihah 946)

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلَحَتْ , فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ , وَإِنْ فَسَدَتْ , فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ.

Sesungguhnya amal seorang hamba yang akan di hisab pertama kali adalah shalat. Jika shalatnya bagus, maka ia beruntung dan sukses. Dan jika shalatnya rusak, maka ia menyesal dan rugi.” (HR. Tirmidzi 413. Lihat Ash Shahihah 1358)

 

Hisab orang beriman.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي المُؤْمِنَ، فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ، فَيَقُولُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ أَيْ رَبِّ، حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ، وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ اليَوْمَ، فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ.

“Sesungguhnya Allah mendekatkan seorang mukmin, kemudian meletakkan tutupan dan menutupinya,  Allah ta’ala berkata, “Apakah engkau mengetahui dosamu demikian,” orang mukmin tersebut menjawab, “ Benar ya Allah,” sehingga apa bila telah ditetapkan dosa-dosanya dan melihat dirinya binasa Allah berkata, “Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia, dan pada hari ini Aku mengampuni dosa-dosamu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal kebaikannya.” (HR. Bukhari 2441, Muslim 2590)

 

Hisab orang kafir dan munafik.

Adapun orang-orang kafir dan munafiq, mereka akan dipanggil di hadapan seluruh makhluk, mulut mereka di kunci  sedang tangan dan kaki mereka berbicara.

Allah ta’ala berfirman:

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yaasin [36]: 65)

هَؤُلآءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلَى رَبِّهِمْ أَلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِيْنَ.

Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.” Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zholim.” (QS. Hud [11]: 18)

 

Hisabnya orang orang miskin lebih cepat dari orang kaya.

Satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan:

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ.

Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj [22]: 47)

Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ.

Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah 4122 Tirmidzi 2353. Dihasankan oleh syaikh Al Albani)

 

Orang-orang yang di bebaskan dari hisab.

Ada orang-orang yang Allah bebaskan dari hisab ini, mereka adalah orang-orang yang memurnikan tauhid mereka dengan sebenar-benarnya.

Di dalam hadis yang shahih rasulullah menyebutkan hal itu:

عَنْ حُصَيْن بْنِ عَبْدِ الرَّ حْـمَنٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ قُلْتُ أَنَا ثُمَّ قُلْتُ أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلَاةٍ وَلَكِنِّي لُدِغْتُ قَالَ فَمَاذَا صَنَعْتَ قُلْتُ اسْتَرْقَيْتُ قَالَ فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ قُلْتُ حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِيُّ فَقَالَ وَمَا حَدَّثَكُمْ الشَّعْبِيُّ قُلْتُ حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ الْأَسْلَمِيِّ أَنَّهُ قَالَ لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَةٍ فَقَالَ قَدْ أَحْسَنَ مَنْ انْتَهَى إِلَى مَا سَمِعَ وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي فَقِيلَ لِي هَذَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُهُ وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ الْآخَرِ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم   َ فَقَالَ مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ هُمْ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ أَنْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ.

Dari Hushain bin Abdurrahman berkata: “Ketika saya berada di dekat Sa’id bin Jubair, dia berkata: “Siapakah diantara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?” Saya menjawab: “Saya.” Kemudian saya berkata: “Adapun saya ketika itu tidak dalam keadaan shalat, tetapi terkena sengatan kalajengking.” Lalu ia bertanya: “Lalu apa yang kamu kerjakan?” Saya menjawab: “Saya minta diruqyah. Ia bertanya lagi: “Apa yang mendorong kamu melakukan hal tersebut?” Jawabku: “Sebuah hadits yang dituturkan Asy-Sya’bi kepada kami.” Ia bertanya lagi: “Apakah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya’bi kepadamu?” Saya katakan: “Dia menuturkan hadits dari Buraidah bin Hushaib: “Tidak ada ruqyah kecuali karena ‘ain atau terkena sengatan.”

Sa’id pun berkata: “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan nash yang telah didengarnya, akan tetapi Ibnu Abbas radhiyallâhu’anhu menuturkan kepada kami hadits dari Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam, Beliau bersabda: ‘Saya telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allâh, lalu saya melihat seorang Nabi bersama beberapa orang, seorang Nabi bersama seorang dan dua orang dan seorang Nabi sendiri, tidak seorang pun menyertainya. Tiba-tiba ditampakkan kepada saya sekelompok orang yang sangat banyak. Lalu saya mengira mereka itu umatku, tetapi disampaikan kepada saya: “Itu adalah Musa dan kaumnya”. Lalu tiba-tiba saya melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepada saya: “Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang, mereka akan masuk surga tanpa hisab dan adzab.” Kemudian Beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun saling berbicara satu dengan yang lainnya, ‘Siapakah gerangan mereka itu?’ Ada diantara mereka yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka itu sahabat Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam.’ Ada lagi yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah berbuat syirik terhadap Allâh.’ dan menyebutkan yang lainnya. Ketika Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Beliau bersabda: “Mereka itu adalah orang yang tidak pernah minta diruqyah, tidak meminta di-kay (jenis pengobatan dengan menempelkan besi yang dipanaskan) dan tidak pernah melakukan tathayyur serta mereka bertawakkal hanya kepada Rabb mereka.” Lalu Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata: “Mohonkanlah kepada Allâh, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka!” Beliau menjawab: “Engkau termasuk mereka.” Kemudian berdirilah seorang yang lain dan berkata: “Mohonlah kepada Allâh, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka!” Beliau menjawab: “Kamu sudah didahului Ukasyah.” (HR. Bukhari 5752, Muslim 220)

Dalam hadis yang di riwayatkan Tirmidzi setiap dari seribu membawa tujuh puluh ribu lagi.

 Demikianlah semoga kita selamat di saat hisab. Aamiin.

 

-----000-----

 

15-01-2025

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HISAB.

  Al Hisab (perhitungan). Al hisab menurut bahasa adalah perhitungan. Adapun menurut istilah adalah ditampakkannya amal hamba pada hari ...