As Shirath.
Shirath secara bahasa jalan yang
terang. Lih.Al-Qamus al-Muhith.
Adapun menurut
istilah, yaitu jembatan yang terbentang di atas neraka
Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika menuju Surga. Lihat syarah “Lum’atul I’tiqad” syaikh Muhammad
Shalih al ‘Utsaimin.
Allah ta’ala berfirman:
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا
وَارِدُهَاكَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا.
Dan tidak ada seorang pun dari
kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu
kemestian yang sudah ditetapkan QS Maryam [19]:71.
Diriwayatkan dari kalangan para
Sahabat, di antaranya ; Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu anhu dan Ka’ab bin Ahbar bahwa yang dimaksud dengan mendatangi
neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shirath. Lihat tafsir Ibnu Katsir,
QS Maryam [19]:71.
Sifat shirath.
Sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam yang berbunyi:
ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ
جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ
مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا
شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ…
Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan
neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana
(bentuk) jembatan itu?”. Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya
terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan
pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dan … .” HR Bhukari 7439 Muslim
183.
Abu
Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu kemudian berkata:
بَلَغَنِي
أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ، وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ.
“Telah
sampai (berita) kepadaku bahwa shirath itu lebih halus dari rambut dan lebih
tajam dari pedang.” HR. Muslim 183.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
وَفِي
حَافَتَيِ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنِ اُمِرَتْ
بِهِ، فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ، وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ
“Di kedua sisi shirath terdapat besi
pengait yang digantungkan, dan diperintahkan untuk mengait siapa saja yang
diperintahkan kepadanya. Maka ada yang terpeleset, namun dia selamat. Dan ada
pula yang terjungkir masuk ke dalam neraka.” HR Muslim 195.
Orang beriman akan mendapatkan cahaya,
sedang orang munafik akan padam cahaya mereka.
Orang-orang yang beriman diberi cahaya sehingga menerangi
mereka pada saat melintasi shirath. Terangnya cahaya yang mereka miliki
sesuai dengan amal perbuatan mereka masing-masing. Adapun orang-orang munafik,
mereka tidaklah diberi cahaya, sehingga mereka pun jatuh ke dalam neraka
jahannam.
Allah ta’ala berfirman:
يَوْمَ
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ.
“(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin
laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka), “Pada hari ini ada berita
gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang
kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” QS Al Hadiid[57]:12.
Ibnu Katsir
rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat di atas:
يَقُولُ تَعَالَى مُخْبَرًا عَنِ الْمُؤْمِنِينَ
الْمُتَصَدِّقِينَ أَنَّهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ فِي عَرَصَاتِ الْقِيَامَةِ، بِحَسَبِ أَعْمَالِهِمْ كَمَا قَالَ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: يَسْعى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
قَالَ: عَلَى
قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ يَمُرُّونَ عَلَى الصِّرَاطِ، مِنْهُمْ مَنْ نُورُهُ مِثْلُ
الْجَبَلِ، وَمِنْهُمْ مَنْ نُورُهُ مِثْلُ النَّخْلَةِ وَمِنْهُمْ مَنْ نُورُهُ
مِثْلُ الرَّجُلِ الْقَائِمِ، وَأَدْنَاهُمْ نُورًا مَنْ نُورُهُ فِي إِبْهَامِهِ
يَتَّقِدُ مَرَّةً ويطفأ مرة، وَرَوَاهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ وَابْنُ جَرِيرٍ.
“Allah Ta’ala mengabarkan tentang orang-orang yang beriman
bahwasannya pada hari kiamat mereka memiliki cahaya yang bersinar di hadapan
mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka. sebagaimana firman Allah Ta’ala “’sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan mereka”, Abdullah bin Mas’ud berkata, “Mereka
melintasi shirath sesuai dengan amal perbuatan mereka. Di antara mereka ada
yang memiliki cahaya sebesar gunung, ada yang memiliki cahaya seperti pohon
kurma, dan ada pula yang memiliki cahaya seperti sebesar orang laki-laki yang
berdiri tegak. Orang yang paling rendah adalah yang memiliki cahaya pada ibu
jari mereka, terkadang bersinar dan terkadang cahaya tersebut padam.” Lihat tafsir Ibnu Katsir QS Al Hadiid[57]:12.
Keadaan orang-orang yang melewati Shirath.
المُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ،
وَكَأَجَاوِيدِ الخَيْلِ وَالرِّكَابِ، فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ، وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ،
وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ، حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا.
“Orang mukmin berjalan di atasnya ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat
angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat
pengendara, Maka ada yang selamat setelah terpeleset dan ada pula yang dilemparkan ke dalam
neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara perlahan.” HR. Bukhari 7439 Muslim 183.
Adapun orang-orang yang menyembah
selain Allah mereka digiring dan di masukkan bersama sesembahan mereka, sebelum
mereka melewati Shirath. Sebagaimana riwayat secara lengkap pada hadis Bukhari
dan Muslim diatas.
Qishash
Orang-orang yang selamat dari shirath akan di
berhentikan di Qantharah, yaitu satu tempat untuk mengqishash satu sama lain.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَخْلُصُ المُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ، فَيُحْبَسُونَ عَلَى
قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الجَنَّةِ وَالنَّارِ، فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ
مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا
أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الجَنَّةِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ،
لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي
الدُّنْيَا.
“Setelah orang-orang beriman
diselamatkan dari neraka (selamat melewati shirath, pen.), mereka tertahan di
qantharah yang ada di antara surga dan neraka. Maka ditegakkanlah qishash di
antara mereka akibat kedzaliman yang terjadi di antara mereka selama berada di
dunia. Setelah dibersihkan dan dibebaskan, mereka pun diijinkan masuk surga.
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh mereka lebih mengetahui
tempat mereka di surga daripada tempatnya ketika berada di dunia.” HR Bukhari 6535.
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ
لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ
يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ
هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا
فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ.
“Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?” Para sahabat
menjawab, ”orang yang bangkrut itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun
harta benda.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “orang yang bangkrut
dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat,
puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci orang lain, menuduh
orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).
Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah
habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya,
kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” HR Tirmidzi 2418. Dan di
shahihkan syaihk Al Albani.
Semua permasalahan dunia di selesaikan disini, orang yang dzalim akan dibalas
sesuai kedzalimannya, baik pelanggaran haq berupa darah, harta, dan kehormatan,
sehingga bersih dari rasa hasad , iri, dengki, dendam barulah di ijinkan masuk
ke dalam syurga.
Syafaat
Syafaat secara bahasa membuat yang ganjil menjadi genap.
Adapun menurut istilah, menjadi perantara bagi orang lain
untuk mengambil manfaat dan menolak bahaya. Lihat syarah “Lum’atul I’tiqod”,
syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin.
Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali yang di
ijinkan oleh Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ.
“Tidak ada yang memberikan syafaat disisi Allah
kecuali dengan izin-Nya.” QS Al-Baqarah[2]:
255.
وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى
“Mereka
tidak akan memberi syafaat kecuali bagi orang yang diridhai-Nya.” QS Al-Anbiyaa’[21]: 28.
وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ
لاَتُغْنِى شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلاَّ مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللهُ لِمَن
يَشَآءُ وَيَرْضَى.
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit,
syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi
orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” QS. An-Najm[53]:26.
Tidaklah seseorang
mendapatkan syafaat kecuali atas ijin Allah ta’ala:
فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ
الشَّافِعِينَ.
“Maka tidak berguna lagi bagi mereka
syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.” QS. Al-Mudatstsir: 48.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
لِكُلِّ
نَبِىٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُو بِهَا ، وَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِى شَفَاعَةً
لأُمَّتِى فِى الآخِرَةِ.
“Setiap Nabi memiliki do’a (mustajab) yang
digunakan untuk berdo’a dengannya. Aku ingin menyimpan do’aku tersebut
sebagai syafa’at bagi umatku di akhirat nanti.” HR
Bukhari 6304.
Macam-macam syafaat.
1. Syafaatul uzdma yaitu permohonan
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam agar segera di putuskan perkara
manusia.
2. Syafaat untuk meringankan adzabnya,
seperti abu Thalib.
3. Syafaat kepada penghuni syurga untuk memasukinya.
Ketiga syafaat ini khusus bagi Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
4. Syafaat kepada orang yang masuk
kedalam neraka agar tidak memasukinya.
5. Syafaat kepada orang yang masuk neraka
agar di keluarkannya. Lihat “Bayanu Aqidati Ahli Sunnati wal jamaati wa
luzumittiba’uha.” Syaikh ‘Abdul Aziz Bin ‘Abdullah Bin Baz.
Adapun ulama yang
lain menambahkan
6. Syafaat kepada orang yang keburukannya
sama dengan kebaikannya.
7. Syafaat kepada pelaku-pelaku dosa
besar dari umat nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam.
8. Syafaat kepada orang yang masuk syurga
agar diangkat derajatnya. Lihat syarah Aqidah Thahawiyah.
Adapun orang-orang yang berhak
mendapatkan syafaat yaitu orang-rang yang mentauhidkan Allah ta’ala,
sebagaimana di sebutkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
أَسْعَدُ
النَّاسِ
بِشَفَاعَتِى
يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
مَنْ
قَالَ
لاَ
إِلَهَ
إِلاَّ
اللهُ،
خَالِصًا
مِنْ
قَلْبِهِ
أَوْ
نَفْسِهِ
“Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di
hari kiamat adalah orang yang mengucapkan la ilaha
illallah’ secara ikhlas dari hatinya atau dirinya.” HR Bukhari 99.
يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بَعْدَ
مَا مَسَّهُمْ مِنْهَا سَفْعٌ ، فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، فَيُسَمِّيهِمْ أَهْلُ
الْجَنَّةِ الْجَهَنَّمِيِّينَ.
Akan keluar sekelompok manusia dari neraka
setelah mereka dibakar dengan panasnya neraka. Lalu mereka masuk surga.
Penduduk surga menyebut mereka dengan Jahannamiyun. HR Bukhari 6559.
Orang beriman di bakar dalam keadaan mati.
أَمَّا أَهْلُ
النَّارِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهَا، فَإِنَّهُمْ لَا يَمُوتُونَ فِيهَا وَلَا
يَحْيَوْنَ، وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوبِهِمْ - أَوْ قَالَ
بِخَطَايَاهُمْ - فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً حَتَّى إِذَا كَانُوا فَحْمًا، أُذِنَ
بِالشَّفَاعَةِ، فَجِيءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ ضَبَائِرَ، فَبُثُّوا عَلَى أَنْهَارِ
الْجَنَّةِ، ثُمَّ قِيلَ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، أَفِيضُوا عَلَيْهِمْ،
فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُونُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ .
“Adapun ahli Neraka yang menjadi penghuni
kekalnya, maka mereka tidak mati di dalamnya dan tidak hidup. Akan tetapi
orang-orang yang ditimpa oleh siksa Neraka karena dosa-dosanya –atau Rasul
bersabda, karena kesalahan-kesalahannya- maka Allah akan mematikan mereka
dengan suatu kematian. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, Nabi
diizinkan untuk memberikan syafa’at (kepada mereka). Lalu mereka di datangkan
berkelompok-kelompok secara terpisah-pisah, lalu dimasukkan ke sungai-sungai di
surga. Selanjutnya dikatakan (oleh Allah): “Wahai penghuni surga, kucurkanlah
air kehidupan kepada mereka”. Maka tumbuhlah mereka laksana tumbuhnya
benih-benih tetumbuhan di larutan lumpur yang dihempaskan arus air.” HR Muslim
185 Ibnu Majah 4309.
فَيَأْتُوْنِى فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي ، فَإِذَا
رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ لَهُ سَاجِدًا، فَيَدَعُـِني مَا شَاءَ اللهُ. ثُمَّ يُقَالُ
لِي : اِرْفَعْ
رَأْسَكَ ، وَسَلْ تُعْطَهْ ، وَقُلْ يُسْمَعْ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ . فَأَرْفَعُ
رَأْسِي فَأَحْمَدُ رَبِّي بِتَحْمِيْدٍ يُعَـلِّمُنِي، ثُمَّ أَشْفَع فَيَحُدُّ
لِي حَدًًّا ، ثُمَّ أُخْرِجُهُمْ مِنَ النَّارِ وَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ .
ثُمَّ أَعُوْدُ فَأَقَعُ سَاجِدًا مِثْلَهُ فِى الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ،
حَتَّى مَا يَبْقَى فِى النَّارِ إِلاَّ مَنْ حَبِسَهُ الْقُرْآنُ. وَكَانَ قَتَادَةُ يَقُوْلُ عِنْدَ
هَذَا: أَيْ وَجَبَ عَلَيْهِ الْخُلُوْدُ.
“Maka mereka datang kepadaku. Akupun meminta
izin kepada Rabb-ku. Ketika aku melihat Rabb-ku, maka aku menjatuhkan diri
bersujud kepadaNya. Allah membiarkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya.
Kemudian dikatakan kepadaku : “Angkat kepalamu! Mintalah, niscaya engkau akan
diberi! Katakanlah, niscaya perkataanmu akan didengar! Berilah syafa’at,
sesungguhnya engkau diberi wewenang memberi syafa’at”.
Maka aku mengangkat kepalaku. Lalu aku memuji-muji Rabb-ku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memberi syafa’at. Namun Allah memberi batasan kepadaku dengan suatu batasan. Lalu aku mengeluarkan mereka dari Neraka dan memasukkannya ke dalam syurga. Kemudian aku kembali lagi kepada Allah, lalu aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya seperti saat pertama.(Demikian pula) pada yang ketiga atau keempat kalinya. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa di dalam Neraka, kecuali orang yang ditahan oleh al Qur`an. Qotadah menjelaskan maksud orang yang ditahan oleh al Qur`an di dalam Neraka: “Ialah orang yang pasti kekal di dalamnya”. HR Bukhari 6565 Muslim 193.
Maka aku mengangkat kepalaku. Lalu aku memuji-muji Rabb-ku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memberi syafa’at. Namun Allah memberi batasan kepadaku dengan suatu batasan. Lalu aku mengeluarkan mereka dari Neraka dan memasukkannya ke dalam syurga. Kemudian aku kembali lagi kepada Allah, lalu aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya seperti saat pertama.(Demikian pula) pada yang ketiga atau keempat kalinya. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa di dalam Neraka, kecuali orang yang ditahan oleh al Qur`an. Qotadah menjelaskan maksud orang yang ditahan oleh al Qur`an di dalam Neraka: “Ialah orang yang pasti kekal di dalamnya”. HR Bukhari 6565 Muslim 193.
فَيَشْفَعُ النَّبِيُّونَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَالْمُؤْمِنُونَ
فَيَقُولُ الْجَبَّارُ بَقِيَتْ شَفَاعَتِى . فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ
فَيُخْرِجُ أَقْوَامًا قَدِ امْتُحِشُوا ، فَيُلْقَوْنَ فِى نَهَرٍ بِأَفْوَاهِ
الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ مَاءُ الْحَيَاةِ ، فَيَنْبُتُونَ فِى حَافَتَيْهِ كَمَا
تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِى حَمِيلِ السَّيْلِ.
Para nabi, para malaikat, dan orang-orang yang
beriman, semua telah memberi syafaat. Lalu Allah berfirman, “Sekarang tinggal
syafaatku.” Kemudian Allah menciduk isi neraka, dan Allah keluarkan banyak
sekali manusia yang mereka telah gosong terbakar. Lalu mereka diletakkan di
sungai di pintu surga, yang disebut sungai al-hayat. Hingga tubuh mereka tumbuh
di tepian sungai, sebagaimana biji tumbuh di tumpukan tanah yang dibawa arus. HR
Bukhari 7439 Muslim 472.
Orang yang terakhir kali keluar dari
neraka.
إِنِّي
لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوْجًا مِنْهَا، وَ آخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
دُخُوْلاً. رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا، فَيَقُوْلُ اللهُ : اِذْهَبْ
فَادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَأْتِيْهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى،
فَيَرْجِعُ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُوْلُ: اِذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَأْتِيْهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا
مَلأَى، فَيَرْجِعُ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُوْلُ: اِذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ، فَإِنَّ لَكَ
مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشْرَةَ أَمْثَالِهَا –أَوْ إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشْرَةِ
أَمْثَالِ الدُّنْيَا- . فَيَقُوْلُ:
تَسْخَرُ مِنِّي، أَوْ تَضْحَكُ مِنِّي وَأَنْتَ الْمَلِكُ ؟. فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ. وَكَانَ يُقَالُ : ذَلِكَ
أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْـزِلَةً.
“Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui
penghuni Neraka yang paling akhir keluarnya dari Neraka, dan penghuni Surga
yang paling akhir masuknya ke dalam Surga. Yaitu seseorang yang keluar dari
Neraka dengan merangkak pada pantatnya. Maka Allah berfirman kepada orang ini:
“Pergilah dan masuklah ke dalam Surga!” Orang itupun mendatangi Surga, tetapi
terkhayalkan olehnya bahwa Surga sudah penuh. Maka iapun kembali kepada Allah
seraya berkata: “Wahai Rabb-ku, aku dapati Surga sudah penuh”. Maka Allah
berfirman lagi kepadanya: “Pergilah dan masuklah ke dalam Surga!” Orang itupun
datang lagi ke Surga. Namun kembali terkhayalkan olehnya bahwa Surga telah
penuh. Iapun kembali kepada Allah seraya berkata : “Wahai Rabb-ku, aku dapati
Surga sudah penuh”. Maka Allah berfirman lagi: “Pergilah dan masuklah ke dalam
Surga. Sebab engkau akan memiliki tempat yang seluas dunia dan sepuluh kali
lipatnya –atau Allah berfirman: Engkau akan memiliki tempat yang luasnya
sepuluh kali lipat dunia-“. Orang itu berkata : (Ya Allah), apakah Engkau
sedang menghina aku? Atau Engkau sedang menertawakan aku, padahal Engkau adalah
Raja?” Sungguh aku (maksudnya: Abdullah bin Mas’ud) melihat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa hingga terlihat gigi-gigi geraham beliau.
Dan orang itulah yang dikatakan sebagai: “Dialah penghuni Surga yang paling
rendah tempatnya”. HR Bukhari 6571 Muslim 186.
Adapun syafaat yang
dikehendaki orang musyrik hanyalah kedustaan semata.
مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلاَشَفِيعٍ يُطَاعُ.
“Orang-orang yang zhalim tidak memiliki teman
setia seorangpun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa’at yang
diterima syafa’atnya”. [Ghafir : 18].
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا
فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ
ظَهِيرٍ
“Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap
(sebagai ilah) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah
pun di langit dan di bumi, dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang
menjadi pembantu bagiNya.” QS Saba’[34]: 22.
Ini merupakan aqidah ahlu sunnah yang
membantah keyakinan yang menyimpang dari khuarij dan mu’tazillah juga yang
memiliki pemahaman seperti mereka.
SYURGA DAN
KEINDAHANNYA.
وَفِيهَا مَا
تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang
diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya” QS.
Az-Zukhruf [43]: 71
أَعْدَدْتُ
لِعِبَادِي الصَّا لحِينَ مَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ
خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرِ
“Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang
shalih kenikmatan (tinggi di surga) yang belum pernah dilihat oleh mata,
didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia.” HR. Bukhari 3072
Muslim 2824.
وَسَارِعُوا
إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu
untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” Ali ‘Imran[3]:133.
وَفِي
ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaklah
orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya).” QS Al-Muthaffifin[83]:26.Baunya syurga.
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya
untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada
hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” HR. Ibnu Majah 252, di
shahihkan syaikh Al Albani
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ
رَائِحَةَ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ
عَامًا.
“Siapa yang membunuh kafir mu’ahad
ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium
dari perjalanan empat puluh tahun.” HR. Bukhari 3166
Pintu syurga
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ
وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ
كُلِّ بَابٍ . سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ.
(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya,
istri-istrinya, dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), "Keselamatan
terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian." Maka alangkah baiknya
tempat kesudahan itu. QS Ar Ra’d [13]:23-24.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ.
Rasulullah
sallallahu alaihi wa sallam bersabda: jika datang bulan Ramadhan di bukalah
pintu-pintu surga, di tutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syatan di belenggu.
HR.Bukhari 1780 Muslim 1079.
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ – رضى الله
عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ
أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ
الصَّائِمُونَ »
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Surga memiliki delapan buah pintu.
Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki
oleh orang-orang yang berpuasa.” HR. Bukhari 3257
مَا
مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوَضُوءَ
ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ
اللهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ
يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ .
“Tidaklah salah
seorang di antara kalian berwudhu dan sampai selesai atau menyempurnakan wudhu
kemudian membaca doa : “Aku bersaksi tidak ada ilah (sesembahan) yang berhaq
disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah
dan utusan-Nya, melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga yang dia
bisa masuk dari pintu mana saja yang dia kehendaki.” HR Muslim 234.
“تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ
الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ
بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ،
فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى
يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka
semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni
dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi
permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini
sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai
keduanya berdamai, tundalah pengam-punan terhadap kedua orang ini sampai
keduanya berdamai.” HR Muslim 2565.
Pintu ini benar adanya,
dan wajib kita mengimaninya.
Tahapan orang yang masuk syurga.
Pertama kali adalah rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam.
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ : مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ :
مُحَمَّدٌ ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ.
Pada hari kiamat, aku mendatangi pintu surga, lalu aku minta
agar dibukakan. Sang penjaga pintu bertanya, “Siapa kamu?” Aku jawab,
“Muhammad.” Kemudian penjaga ini mengatakan, “Aku diperintahkan untuk membuka
karenamu. Tidak akan aku buka pintu syurga bagi siapapun sebelum kamu.” HR.
Muslim 507.
Rombongan pertama masuk syurga.
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ
إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ
حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ .
“Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan
(pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu
kekal di dalamnya.” QS Az Zumar[39]:73.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ
الْجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لَا
يَبْصُقُونَ فِيهَا وَلَا يَمْتَخِطُونَ وَلَا يَتَغَوَّطُونَ آنِيَتُهُمْ فِيهَا
الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ
الْأَلُوَّةُ وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ
يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنْ الْحُسْنِ لَا اخْتِلَافَ
بَيْنَهُمْ وَلَا تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ
بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rombongan pertama yang masuk surga
rupa mereka seperti bentuk bulan saat purnama, mereka tidak akan pernah
beringus, tidak meludah dan tidak pula membuang air besar (tinja). Alat perabot
mereka di dalam surga terbuat dari emas, sisir-sisir mereka terbuat dari emas
dan perak, alat penghangat mereka terbuat dari kayu cendana, keringat mereka
seharum minyak misik. Setiap orang dari mereka memiliki dua istri (bidadari)
yang sumsum tulangnya dapat kelihatan dari betis-betis mereka dari balik daging
karena teramat sangat cantiknya. Tidak ada perselisihan (pertengkaran) di sana
dan tidak ada pula saling benci. Hati mereka bagaikan hati yang satu yang
senantiasa bertasbih pagi dan petang.” HR Bukhari 2565.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي
السَّمَاءِ إِضَاءَةً لاَ يَبُوْلُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ وَلاَ يَتْفُلُوْنَ
وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ ، ولا يتفلون، أمشاطهم الذهب، ورشحهم المسك، ومجامرهم
الألوَّة، وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُوْرُ الْعِيْنُ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى
صُوْرَةِ أَبِيْهِمْ آدَمَ سِتُّوْنَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ
“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk
Surga dalam rupa, seperti bulan purnama. Adapun rombongan setelah mereka dalam
rupa bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Tidaklah mereka buang air
kecil, buang air besar, beringus dan meludah. Sisir mereka terbuat dari emas,
keringat mereka adalah misk (minyak wangi), mijmar (wadah minyak wangi) mereka
adalah al ‘uluwwah (kayu gaharu India), istri-istri mereka adalah para bidadari
dan bentuk tubuh mereka semua sama, yaitu seperti bentuk tubuh ayah mereka,
Adam, sepanjang enam puluh hasta menjulang ke langit.” HRBukhari Muslim,
Riyadhush Shalihin, 1882Begitu juga rohani penduduk Surga dalam sebaik-baik kondisi, karena sebelum memasuki pintu Surga mereka dibersihkan terlebih dahulu dari segala penyakit hati seperti dengki, hasad, marah dan sebagainya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
خْلُصُ
الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ
وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي
الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ
الْجَنَّةِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى
بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا.
“Orang-orang
beriman yang telah selamat dari api Neraka (telah melewati shirath/jembatan
yang ada di atas punggung Neraka -pent) akan tertahan di Qantharah (sebuah
tempat diantara Surga dan Neraka). Kemudian, ditegakkanlah qishash terhadap
sebagian mereka akibat kedhaliman yang terjadi di antara mereka di dunia.
Setelah dibersihkan dan dibebaskan (dari kedhaliman), barulah mereka diizinkan
masuk Surga. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh salah seorang
diantara mereka lebih paham terhadap tempat tinggalnya di Surga daripada tempat
tinggalnya di dunia.” [HR. Bukhari]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَلِكُلِّ
وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ
الْحَسَنِ لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوْبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ
يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا.
“Bagi setiap
penghuni Surga dua orang istri, terlihat sum-sum betisnya dari balik dagingnya,
karena indahnya, tidak ada perselisihan diantara mereka, serta tidak ada
permusuhan. Hati-hati mereka hati seperti hati yang satu, mereka bertasbih
kepada Allah pagi dan petang.” HR Muslim 2834.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ
الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ.
“Orang beriman yang miskin akan
masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama
dengan 500 tahun.” HR. Ibnu Majah 4122 Tirmidzi 2353. Di hasankan oleh syaikh
Al Bani.
وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ
كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ.
“Sesungguhnya sehari di sisi
Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” QS. Al Haj[22]: 47.
Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.
Sungai
di syurga
فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
“Di dalam taman-taman dan mata
air-mata air”. QS. Ad Dukhan [44]: 52.
فِيهَآ أَنْهَٰرٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَٰرٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى
“Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring”. QS. Muhammad, [47]:15.Piring dan gelas di syurga.
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ
ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ
الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ ۖ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.
Diedarkan kepada mereka
piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam surga itu terdapat segala
apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu
kekal di dalamnya. AZ-Zukhruf [43]:71.
Bangunan di syurga.
الجنة
بناؤها لبنة من فضة و لبنة من ذهب و ملاطها المسك الأذفر و حصباؤها اللؤلؤ و
الياقوت و تربتها الزعفران من يدخلها ينعم لا يبأس و يخلد لا يموت لا تبلى ثيابهم
و لا يفنى شبابهم
“Bangunan di Surga batu batanya dari perak
dan dari emas. Tanah lapisannya dari minyak kasturi terbaik dan lantainya dari
mutiara dan batu yaqut, tanahnya adalah za’faran (tumbuhan berwarna kuning yang
bisa dipakai untuk obat, maupun campuran makanan). Siapa yang memasukinya akan
mendapatkan kenikmatan yang tidak putus dan kekal yang tidak ada kematian,
pakaian mereka tidak rusak dan tidak sirna usia mudanya.” [HR Ahmad dan At
Tirmidzi dari Abu Hurairah dan Syaikh Al Albani menshahihkannya dalam Shahih Al
Jaami’ no. 3116]Pepohonan di Syurga
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا فِي الجَنَّةِ شَجَرَةٌ إِلَّا وَسَاقُهَا مِنْ ذَهَبٍ»:
«هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ»
Tidak ada pohon di surga kecuali dahannya
terbuat dari emas. Abu Isa berkata:Hadits ini hasan gharib. HR Tirmidzi 2448.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "
إِنَّ فِي الجَنَّةِ شَجَرَةً، يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ،
لاَ يَقْطَعُهَا، وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَظِلٍّ مَمْدُودٍ} [الواقعة: 30].
Dari
Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Di dalam surga, ada pohon,
dimana seseorang berjalan dengan mengendarai kendaraan di bawah naungannya
selama seratus tahun. Maka bacalah ayat, “Dan naungannya yang terbentang luas.”
(al-Waaqi’ah: 30) jika kalian menghendaki.” HR Bukhari 4881.
Pasar-pasar di syurga.
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً.
BUAH-BUAHAN DI SYURGA
Allah mengabarkan tentang buah-buahan di syurga ini dengan berbagai macamnya.
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ
لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ
كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ
قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ
وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ
مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.
Dan sampaikanlah
berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi rizki buah-buahan dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan,”Inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa, dan untuk mereka, di dalamnya
ada isteri-isteri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya. Al-Baqarah [2]:25.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ . وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ . وَحُورٌ عِينٌ .كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ . جَزَاءً
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Dan (di dalam surga terdapat)
buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli,
laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan (di dunia). Al-Waqi’ah[56]:20-24.
فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ
زَوْجَانِ.
Di dalam kedua surga itu terdapat
segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. Ar-Rahman[55]:52.
فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ
وَرُمَّانٌ.
Di dalam keduanya ada (macam-macam)
buah-buahan dan kurma serta delima. Ar-Rahman[55]:68.
Semua itu Allah Subhanahu wa Ta’ala
jadikan mudah untuk mereka jangkau dan nikmati. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا
تَذْلِيلًا.
Dan naungan (pohon-pohon surga itu)
dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan
semudah-mudahnya. Al-Insan [76]:14.
Kenikmatan ini kekal abadi dan tidak
akan habinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ . لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ.
Dan (di dalam surga terdapat)
buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang
mengambilnya. Al-Waqi’ah[56]:32-33.
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ . عَنِ الْجَنَّة: كَيْفَ هِيَ؟ قَالَ: مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَحْيَى لاَ يَمُوتُ، وَيَنْعَمُ لاَ يَبْأَسُ، وَلاَ تَبْلَى ثِيَابُهُ، وَلاَ يُبْلَى شَبَابُهُ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، كَيْفَ بِنَاؤُهَا؟ قَالَ: لَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ، وَلَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، مِلاَطُهَا مِسْكٌ، وَحَصْبَاؤُهَا اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ، وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam di tanya:
ditanya tentang
surga, “Bagaimanakah surga?” Beliau menjawab, “Barang siapa yang masuk surga
akan terus hidup tak akan mati, terus akan mendapatkan kenikmatan tidak akan
susah, tak akan lapuk bajunya, dan tak akan hilang masa mudanya.” Ditanyakan,
“Wahai Rasulullah, bagaimana bangunannya?” Beliau menjawab, “Ada yang batanya
dari perak dan ada yang dari emas, (adukan) semennya adalah misik, kerikilnya
adalah mutiara dan permata, dan tanahnya adalah za’faran.” HR. Ibnu Abi Syaibah
dan dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam tahqiq Misykatul
Mashabih)
demikianlah keindahan syurga
semoga Allah memasukkan kita di dalamnya. AamiinA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar