Allah ta’ala berfirman:
وَفِيهَا مَا
تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini
oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya” QS.
Az-Zukhruf [43]: 71
أَعْدَدْتُ
لِعِبَادِي الصَّا لحِينَ مَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ
خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرِ
“Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih
kenikmatan (tinggi di surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh
telinga dan terlintas dalam hati manusia.” HR. Bukhari 3072 Muslim 2824.
وَسَارِعُوا
إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu
untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” Ali ‘Imran[3]:133.
وَفِي
ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ.
“Dan untuk yang demikian itu hendaklah
orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya).” QS Al-Muthaffifin[83]:26.
1.
Mentauhidkan
Allah.
Siapapun orangnya apabila menyekutukan Allah ta’ala niscaya akan hapus
amalan-amalannnya, di haramkan baginya syurga dia akan masuk kedalam neraka, kekal
didalam neraka.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan
kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi. QS. Az Zumar[39]:65
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ
فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ.
Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun. QS Al Maidah[7]:72
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ
هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli
Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka
kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” QS.
Al-Bayyinah[98]: 6.
Sekalipun seseorang tidak beramal kecuali di saat menjelang
kematiannya dengan mengucapkan la illa ha illallah maka dia akan selamat dari kekekalan
di dalam neraka, sebagaimana hadis nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ
كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya Laa Ilaaha Illallaah
pasti masuk surga.” HR. Abu
Dawud, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Miyhkah al-Mashabiih: 1/509.
2.
Amal
shalih.
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu
mengatakan, “Amal salih adalah yang di dalamnya terdapat empat unsur: ilmu,
niat yang benar, sabar, dan ikhlas.” (Ma’alim at-Tanzil [1/73] as-Syamilah)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. QS. Al Nahl[16]:97.
Amal shalih akan menjadikan
dunia damai, tentram, dimanapun disitu di tabur amal shalih, dia akan menuai harum
semerbak sepanjang masa, kalaupun orang lain tidak bisa mengambil manfaat
bahkan kebencian, setidak-tidaknya dia akan membawa keselamatan bagi pelakunya,
menjadikan tentram dan damai. Lihatlah para nabi dan rasul umatnya ada yang
mengambil manfaat ada juga yang memusuhi tetapi mereka tetap di kenang di dalam
Al Qur’an.
Amal shalih
merupakan buah dari ilmu seseorang, adapun apa bila yang tersimpan di dalam
dada keburukan niscaya akan keluar dari mulut dan perbuatanya berupa keburukan.
Oleh karena itu
Allah akan balasi orang yang melakukan amal shalih:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ.
Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. QS Al Baqarah[2]: 25.
3.
Bertakwa kepada Allah.
Semua perintah
dan larangan Allah akan bermuara kepada ketakwaan.
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” QS AlBaqarah[2]:21.
Takwa akan menjadikan suatu penduduk negri di berkahi.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. QS.Al ‘Araaf[7]:96
orang yang bertakwa akan di cintai Allah, akan di berikan jalan keluar, akan di masukkan kedalam syurga:
تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا.
Itulah
syurga yang akan kami wariskan kepada hamba-hamba kami yang selalu bertakwa. QS.
Maryam[19]:63
Kalau hamba
bertakwa itu semua semata-mata untuk kebaikan hamba itu sendiri, demikian pula
seseorang bersyukur tidak lain untuk diri mereka sendiri, sebagaimana nasehat
Lukman kepada anaknya:
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ.
“Dan sesungguhnya telah Kami
berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. QS. Lukman[31]: 12.
4.
Taat kepada Allah dan RasulNya.
Kebinasaan orang-orang lantaran
mereka di seru kepada Allah dan rasulNya tidak mau taat. Sebagaimana firman
Allah ta’ala:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ
نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا
يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ.
Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,"
mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu
apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". QS Al Baqararah[2]: 170.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى
الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ
آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ.
Apabila
dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami
dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan apakah mereka itu akan
mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.QS. Al Maidah [5]: 104.
Oleh karena itu Allah ta’ala
perintahkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS An Nisa[4]:59.
مَنْ
يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ
حَفِيظًا.
Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka. QS. An-Nisaa[4]: 80.
كُلُّ أُمَّتِي
يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ
يَأْبَى ؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ
أَبَى.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku
akan masuk surga kecuali yang enggan, para Sahabat bertanya, “Wahai Rasûlullâh!
Siapakah yang enggan?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Barangsiapa yang mentaatiku niscaya ia akan masuk surga, dan siapa yang
bermaksiat kepadaku maka dia enggan (untuk masuk surga).” HR Bukhari
7280.
Oleh: Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar