Rukun islam ada lima:
1.
Mengucapkan dua kalimat syahadat أشْهَدُ أن لاإِله إِلاَّالله وَأَشهَدُأَنَّ مُحَمَّدًارَسُولُ الله, artinya : Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah, dan Aku bersaksi bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah.
Dua kalimat sahadat ini masing-masing memiliki konsekwensi
yang harus di ketahui dan di amalkan oleh siapa saja yang telah
mengikrarkannya.
Adapun makna Kalimat la ilaha illallah adalah: لاَ مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلاَّ الله “tidak ada sesembahan yang haq kecuali
Allah.”
Rukun لاإِله إِلاَّالله ada dua yaitu:
1) An-nafyu :
membersihkan berbagai macam bentuk sesembahan selain Allah.
2) Al Isbat : menetapkan Allah satu-satunya sesembahan
yang berhak di sembah.
Adapun Syarat لاإِله إِلاَّالله yaitu:
1) Berilmu.
Allah ta’ala berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ
“Ketahuilah, bahwasanya tidak ada Ilaah
(sesembahan yang haq) kecuali Allah…” QS Muhammad [47]: 19.
إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ
يَعْلَمُونَ
akan tetapi (orang
yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan
mereka meyakini(nya). QS Az Zuhruf[42]:86.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ.
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.” QS. Az Zumar [39] : 9
2) Yakin.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا.
Hanyalah orang-orang yang beriman itu adalah orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian tidak ragu-ragu…” Q.S
al-Hujuraat[49]:15.
مَنْ لَقِيتَ مِنْ
وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا
بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ. رواه مسلم .
Dari sahabat Abu
Hurairah radiallahu ‘anhu Rasulullah bersabda
“Barangsiapa yang engkau temui di balik penghalang ini, yang bersyahadat
laa ilaaha illallah, dan hatinya yakin terhadap hal itu, maka berilah kabar
gembiranya baginya berupa surga.” HR.
Muslim 31.
3) Qabul
(menerima).
إِنَّهُمْ
كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ . وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو
آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ.
Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah"
(Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri
dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" Ash Shaffat
[37]:35-36.
4)
Inqiyat (tunduk dan patuh)
وَمَنْ يُسْلِمْ
وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ
الْوُثْقَى.
Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang
dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang kokoh. QS Luqman[31]:22.
5) As-Sidq
(jujur).
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ
الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ.
يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم
وَمَا يَشْعُرُونَ
فِي قُلُوبِهِمْ
مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا
يَكْذِبُونَ.
Di antara manusia ada yang
mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian”, padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak
menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri
mereka sendiri sedang mereka tidak sadar. QS. Al Baqarah[2]:8-10.
6) Ikhlas.
وَمَا أُمِرُوا إِلا
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus QS
Al Bayyinah[98]:5.
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja
yang mengucapkan “la ilaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari
ucapannya tersebut.” HR Bukhari 425
Muslim 33.
7) Cinta.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ
لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al Baqarah[2]:165.
Makna Syahadat Muhammad Rarsullullah:
تَصْدِيقُهُ فِيمَا أَخْبَرَ
1) Membenarkan apa yang diberitakan.
طَاعَتُهُ فِيمَا أَمَرَ
2) Menaati apa yang di perintahkan beliau.
اجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ
3) Menjahui apa yang dicegah dan dilarang oleh beliau.
وأن لا يعبد الله إلا بما شرع
4) Dan Allah tidak di ibadahi kecuali dengan syariat Beliau
sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rukun syahadat Muhammadur Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Rukun ini ada dua:
1)
‘Abduhu, bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam hamba
Allah yang menafikan ifrath(berlebih-lebihan).
2) Wa
Rasuluhuhu, bahwa Rasulullah sallallahu a’laihi wa sallam orang yang di utus
Allah ta’ala yang menafikan tafrith meremehkan pada haq Rasulullallah
sallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihat “Kitab tauhid” syaikh dr Shalih Bin Fauzan
Al Fauzan.
Allah ta’ala perintahkan agar tunduk taat kepada beliau
sallallahu alaihi wa sallam diantara firman Allah ta’ala:
مَنْ
يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
Barang siapa taat kepada Rasul, sungguh dia telah taat kepada
Allah. An-Nisa[4]: 80
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي
الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ
وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ
خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. QS.
An-nisa [4]: 59
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ
فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” QS Al Hasyr[59]:7.
مَنْ
أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
. مَنْ عَمِلَ عَمَلاً
لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
“Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan
(agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.” “Barangsiapa
mengerjakan sesuatu amal yg tdk ada contohnya dari urusan kami maka ia tertolak.”
HR Bukhari 2697 Muslim 1718.
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ
فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Hal yang telah kularang kalian darinya, maka jauhilah. Hal
yang kuperintah kepada kalian, maka laksanakanlah semampu kalian.” HR Bukhari
7288. Muslim 1337.
Allah mengancam orang-orang yang
menyelisihi RasulNya.
فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ.
“Hendaknya takutlah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul-Nya bahwa mereka akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih.” An-Nur[24]:
63.
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا
مَنْ أَبَى. قَالُوا:
يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَنْ
يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي
فَقَدْ أَبَى.
“Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali yang enggan. Mereka para sahabat bertanya “
kenapa enggan” beliau berkata “ barang siapa mentaatiku dia masuk kedalam
syurga barang siapa bermaksiat padaku dia telah enggan.” HR Al Bukhari 7280
Ahmad 2/361.
Dan Allah telah menguji kita apakah kita lebih suka mengikuti
RasulNya, atau selainNya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ .
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian,"
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS Al Imran[3]:31. Dan tak ada
panutan yang lebih mulia dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
2.
Menegakkan shalat.
Menegakkan shalat
diantaranya dengan memperhatikan sebagai berikut: waktunya, syaratnya,
rukunnya dan tata caranya yang semua ini tertuang dalam hadis Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
Shalatlah kalian sebagaimana
kalian melihat aku shalat. HR.Bukhari 631 Muslim 674.
Menjauhkan apa saja yang mengganggu shalatnya agar bisa khusuk, begitu pula ibadah shalat
membekas di dalam kesehariannya sehingga bisa menjauhkan dari perbuatan keji
dan mungkar, sebagaimana firmanAllah ta’ala:
إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. QS Al Ankabut[29]:45
3.
Mengeluarkan zakat.
1)
Zakat fitrah
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan QS At Taubah[9]:103.
زَكَاةَ الْفِطْرِ
طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ.
”Zakat Fitrah merupakan pembersih bagi yang berpuasa dari
hal-hal yang tidak bermanfaat dan kata-kata keji ( yang dikerjakan waktu puasa
) , dan bantuan makanan untuk para fakir miskin. ” HR. Abu Daud 1609 Ibnu Majah
1827. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan.
2)
Zakat Mal.
إِنَّمَا
الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا
وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. At
Taubah[9]:60.
Termasuk di dalamnya juga wajib mengeluarkan zakat pertanian, sebagaimana Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَلَيْسَ فِيمَا
دُونَ خَمْسِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ
“Tidak ada
zakat bagi tanaman di bawah 5 wasaq.” HR Bukhari 1405 Muslim 979.
Jika kita hitung 1 sho’ sama dengan 2,4 kg, satu wasaq 60 sho’
maka nishob zakat tanaman = 5 wasaq x 60 sho’ =144/ wasaq x 5 = 720 kg.
Dan ini hukumnya wajib di keluarkan, bagi tanaman yang biasa
di awetkan dan jadi makanan pokok pada satu daerah.
Sebagaimana dahulu Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak
mau membayar zakat.
أُمِرْتُ
أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ،
فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ
بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak
ada Ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta
mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada
Allah Subhanahu wata’ala.HR Bukhari 25 Muslim 22.
4.
Berpuasa pada bulan Ramadhan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” QS Al
Baqarah[2]:183
Pada asalnya puasa ini dahulu di peruntukkan bagi orang-orang
yang mampu, sebagaimana Allah sebutkan pada QS Al Baqarah [2]:184, kemudian
Allah nasakh ayat tersebut pada ayat berikutnya QS[2]:185.
Seorang muslim wajib mengetahui hukum-hukum seputar puasa,
mulai dari waktu masuknya yaitu fajar sidiq, apa yang membatalkannya, apa yang
menjadi tujuannya, sehingga melaksanakan dengan sebenar-benarnya, serta
senantiasa menjaga amal puasa tersebut dari apa yang merusakkannya.
5.
Berhaji bagi yang mampu untuk
menempuh perjalanan, menafkahi keluarga yang di tinggal dan ini di wajibkan
satu kali seumur hidup.
سُئِلَ النَّبِىُّ –
صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ,
قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ,
قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ .
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang
paling afdhol?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang
bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.” HR. Bukhari
1519.
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ
فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata jorok
dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika
dilahirkan oleh ibunya.” HR. Bukhari 1521.
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar