RUMAHKU ADALAH SYURGAKU.
Pada jaman sekarang ini amat sulit kita dapatkan bagaimana
mewujutkan sebuah rumah yang di dambakan setiap jiwa, penuh kedamaian, penuh
ketentraman dan penuh keberkahan, hal ini di karenakan kaum muslimin jauh dari
agamanya dan mengikuti langkah-langkah orang-orang kafir, oleh karena itu marilah
kita kembali kepada agama kita bagaimana agar kita bisa mewujudkan rumah kita
seakan-akan seperti surga kita.
MENSYUKURI ADANYA NIKMAT RUMAH KITA.
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا
“Dan sesungguhnya Allah
menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal.” QS.16 An-Nahl : 80.
Betapa bersyukurnya seseorang bila melihat orang-orang yang tidak
memiliki tempat tinggal yang terpaksa tinggal di kontrakan atau di
kolong-kolong jembatan.
1.
MENANAMKAN
KEIMANAN PADA PENGHUNINYA.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.QS.16.An
Nahl:97.
Iman kepada Allah haruslah menjadi target bagi setiap kepala
keluarga dalam mewujudkan baiti jannati, namun meskipun demikian dirinya harus
bersabar menghadapi anggota keluarga yang belum beriman dan melakukan hal berikut
ini:
Mendakwahinya, memberikan berbagai macam hadiah dan tetap berbakti
kepada kedua orang tua meskipun belum beriman, Allah ta’ala berfirman:
وَإِنْ
جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا
تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ
“Dan
apabila keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan apa-apa yang tidak ada
ilmu padanya, jangan taati keduanya dan bergaul lah dalam kehidupan dunia
dengan perbuatan yang ma’ruf (baik) QS Lukman [31]:15
2. MENJAUHKAN DARI DOSA
SYIRIK DAN DOSA-DOSA BESAR LAINNYA.
Dosa kesyirikan
merupakan dosa yang paling besar sehingga menghapuskan pahala pelakunya QS Az
Zumar [39]:65 Al An’am [6]:88, pelakunya kekal selamanya di neraka QS An
Nisa[4]:48,116, jauh dari ketentraman QS Al An’am [6]: 83, menjadikan
kebinasaan dan kemurkaan Allah ta’ala, sebagaimana dahulu umat-umat di
binasakan karena kesyirikan
Demikian pula kepala keluarga harus menjauhkan anggota keluarga dari berbagai macam dosa besar, sebagai mana dosa besar adalah orang yang mendaapatkan laknat dari Allah dan RasulNya, di ancam neraka, dan orang yang mendapatkan Had (hukuman) di dunia ini.
Demikian pula kepala keluarga harus menjauhkan anggota keluarga dari berbagai macam dosa besar, sebagai mana dosa besar adalah orang yang mendaapatkan laknat dari Allah dan RasulNya, di ancam neraka, dan orang yang mendapatkan Had (hukuman) di dunia ini.
Allah berfirman:
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ
عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا.
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa
besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami
hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kalian yang kecil) dan Kami
masukkan kalian ke tempat yang mulia (surga).”QS An-Nisa[4]:31.
الصَّلَوَاتُ
الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ.
“Shalat yang lima jum’at satu ke jum’at
berikutnya ramadhan satu ke ramadhan berikutnya sebagai penghapus dosa-dosa
antara waktu tersebut jika di jauhi dosa-dosa besar.” HR. Muslim 2333
Dosa besar akan menjadikan hitam di dalam hati seorang hamba, akan
menjauhkan dari rasa taat kepada Allah, pelakunya akan merasa asing, dan wajib
bertaubat agar Allah mengampuni dosa-dosa yang besar dan kecil.
3. MENDIDIK
KELUARGA AGAR MEMAHAMI SYARIAT DAN MENUMBUHKAN KEIMANAN.
Setiap kepala
keluarga wajib memberikan pendidikan agama kepada keluarga, Allah ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا
مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ
مَا يُؤْمَرُونَ.
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS At tahrim
[66]:6.
عَنْ عَلِيٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا} يَقُولُ: أَدِّبُوهُمْ
Dari
Ali Ibnu Abi Thalib radiallahu ‘anhu berkata tentang firman Allah ta’ala: “
jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” berkata beliau ajarkanlah adab
kepada mereka.” Lihat tafsir Ibnu Katsir QS. At Tahrim [66]:6.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
وَالمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ
رَعِيَّتِهَا، وَالخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
”Kalian semua adalah pemimpin dan
seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa
adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah
pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin
dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” HR Bukhari 2232, Muslim 3408.
Hendaknya mempelajari dan mengamalkan islam secara keseluruhan. Allah
ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” QS. Al
Baqarah [2]: 208.
Hendaknya mendidik keluarga dari perkara yang besar dan yang kecil,
masalah aqidah, ibadah, dan muamalah, doa-doa harian, masuk rumah dengan salam,
mengajari anak dan istri qiyamul lail, membiasakan membaca Al Quran setiap hari
dan lain lain.
4.
AMAL MA’RUF
NAHI MUNGKAR
Kepala keluarga hendaknya menyuruh kepada yang baik dan mencegah
dari yang mungkar.
Allah ta’ala berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah.” [Ali Imron :110]
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ
إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS Al
‘Imran[104]: [2]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْماَنِ.
“Barangsiapa di antara kalian
melihat kemunkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak
mampu lakukanlah dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga, maka dengan
hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” HR. Muslim 49
Hendaknya kepala
keluarga selain menyuruh yang ma’ruf wajib mencegah kemungkaran didalam
keluarga, dari memperingatkan keluarga yang lalai dalam shalatnya, apalagi
meninggalkan shalat, menjauhkan dari berbagai macam kemungkaran, seperti
berdua-duaan anak-anak laki-laki dan perempuan dengan orang yang bukan muhrimnya,
mengoleksi gambar makluk bernyawa apa lagi orang-orang yang fasik.
Membuka aurat, melakukan
transaksi riba, dan berkata-kata dusta.
5. MENGAJARI AKHLAQ, HAQ
DAN KEWAJIBAN.
Kewajiban kepala
keluarga mengajari akhlaq , haq dan kewajiban kepada keluarga, bertutur kata
yang baik, mengetahui satu sama lain tentang haq dan kewajibannya, ini semua di
perintahkan Allah dan RasulNya.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.
QS 16. An-Nahl[16]: 90.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ.
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan
yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar, dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu.” QS Luqman[31]: 17.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
مَا
شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ.
"Tidak ada sesuatupun yang lebih berat
dalam timbangan (amalan) seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlaq yang
mulia" HR. Tirmidzi dan Abu Daud dan di hasankan oleh Syaikh Al-Albani
dalam Shahih Tirmidzi 2/194
Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda:
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ
خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا .
Orang mukmin yang paling
sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya, dan yang paling baik di
antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaqnya terhadap
isteri-isterinya. HR. Tirmidzi 1162, Daud 4682 ia berkata hadits
hasan shahih. Ini menunjukkan bahwa amal seorang hamba bagian dari keimanan, sebagaimana hadis berikut ini.
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ
شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى
عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi
adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan,
dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” HR.
Bukhari 9 dan Muslim 35.
سُئِلَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ. وَسُئِلَ عَنْ
أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ
الْفَمُ وَالْفَرْجُ.
Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wa sallam- ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke
surga, maka beliau bersabda: “Taqwa kepada Allah dan bagusnya akhlaq.” Dan
beliau ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka,
maka beliau bersabda: “mulut dan farji (kemaluan)” HR
At-Tirmidzi 2004, ia berkata hadits Shahih Gharib, dan Ibnu Majah 4246.
Assahiha syaikh Al Bani 977
عن أَبي ذَرٍّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ لي رسول الله - صلى الله عليه وسلم لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئاً ، وَلَوْ
أنْ تَلْقَى أخَاكَ بوَجْهٍ طَلْقٍ رواه مسلم .
Dari Abu Dzar radhiyallahu
‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku:
“Janganlah kamu meremehkan kebajikan sekecil apapunpun, walaupun (hanya) untuk
menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. HR
Muslim 2626.Demkian ini agar orang-orang di keluarga kita memahami kebaikan dan mengamalkannya sehingga kita benar-benar merasakan hidup yang bahagia dan menjadikan rumah kita seperti syurga. Aamiin
Sragen 02-02-019.
Junaedi Abdullah, Abu Ibrahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar