Banyaknya manusia yang tidak lagi memperhatikan harta yang dia cari hal ini telah di isyaratkan Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ
بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi
peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal
ataukah dengan cara yang haram”. HR. Bukhari 2083
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ
اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى
: ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَاعْمَلُوا صَالِحاً –
وَقاَلَ تَعَالَى : ,
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ –
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ
إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .
Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan
para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan
beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah
yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau
menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan
berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku,
Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya)
bagaimana doanya akan dikabulkan. HR Muslim 1015
- Tidak di terima amalannya.
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ.
"Sesungguhnya Allah
Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". QS Al
Maidah[5]:27.
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ
طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ
Shalat
tidak akan diterima tanpa bersuci, dan tidak pula sedekah dari harta ghulul HR.
Muslim 224, Nasai 139.
- Akan di azab kubur.
فَقَالَ النَّاسُ هَنِيئًا لَهُ
الْجَنَّةُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلَّا
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ
مِنْ الْمَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا
فَلَمَّا سَمِعُوا ذَلِكَ جَاءَ رَجُلٌ بِشِرَاكٍ أَوْ شِرَاكَيْنِ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شِرَاكٌ مِنْ نَارٍ أَوْ قَالَ شِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ.
seorang pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
meninggal dunia akibat terkena panah. Maka sahabat mengatakan, “Alangkah
nikmat, baginya surga.” Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak, demi Allah, sesungguhnya pakaian yang diambilnya dari
rampasan Khaibar sebelum menjadi bahan bakar api neraka.” Mendengar ini,
ada seseorang yang datang mengaku, “Ini satu atau dua tali sandal aku peroleh
sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu termasuk
neraka.” HR. Abu Daud 2336, di shahihkan syaikh Al Bani.
- Harta haram akan menghilangkan barakah.
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” QS Al-Baqarah[2]:
276.
- Orang yang memakan haram bisa su’ul khatimah.
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ
كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا
هُمْ مُبْلِسُونَ .
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang
telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan
untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah
diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa.” QS Al An’am[6]:44
وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ
لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ
مُهِينٌ.
Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka,
bahwa pemberian tangguh kami kepada mereka[253] adalah lebih baik bagi mereka.
Sesungguhnya kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya
bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. QS. Al
Imran[3]:178.
فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ
مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ.
Maka serahkanlah (Ya Muhammad) kepada-Ku (urusan)
orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). nanti kami akan menarik
mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka
ketahui. QS Al Qalam[68]:44
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ
الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ
اسْتِدْرَاجٌ.
“Bila kamu melihat Allah memberi
pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada
dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj
(jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” HR. Ahmad 4: 145. Syaikh berkata
shahih di dalam shahihul jami’561.
- Di Adzab di dalam Neraka.
وَالَّذِينَ
يَكْنزونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ . يَوْمَ
يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ
وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنزتُمْ لأنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنزونَ.
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih. pada hari dipanaskan emas perak itu
dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu. QS. At-Taubah [9]: 34-35.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ
لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari
harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya”. HR Tirmidzi 558 Ahmad 13919 Ad
Darimi 2657.
- Bisa bangkrut pada hari kiamat.
أَتَدْرُوْنَ
مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ
مَتَاعَ. فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا
وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا،
فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut
itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang
tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang
datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun
ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh
tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini
dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut,
diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga
apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang
didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah
kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan
kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” HR
Muslim. 6522.- Memberatkan hisab pada hari kiamat.
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ
فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ
جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ.
kedua kaki
seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat hingga ia di Tanya tentang umurnya untuk apa ia manfaatkan, tentang
ilmunya apa yang sudah diamalkan tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan
untuk apa ia nafkahkan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia
pergunakan” HR. Tirmidzi 2417.
Di Ambil dari ceramah ustadz Dr.Syafiq Reza
Basalamah MA. dengan beberapa tambahan.
Oleh Abu Ibrahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar