Diantara kemurahan Allah taala menjadikan kita bergenerasi
sehingga satu sama lain akan bisa mengingat dan mengingatkan, yang mana seorang
pemuda merupakan generasi penerus, dimana sebuah bangsa berharap kepadanya,
yang semua mata tertuju padanya, ujung tombak dan keberadaanya sangat menentukan
di masa depan sebuah bangsa, oleh karena itu baiknya sebuah bangsa tak lepas
dari pemudanya, mengingat demikian pentingnya peran seorang pemuda pembinaan
padanya merupakan kepentingan yang sangat mendesak.
Berikut ini beberapa poin yang harus di sadari oleh seorang
pemuda:
1) Masa muda adalah masa saat bersemangat.
Masa muda merupakan masa yang penuh dengan semangat, yang
seseorang sangat bersinergi untuh meraih apa yang dia ingin capai, sudah
semestinya seorang muslim dan muslimah perperan aktif, positif, selektif dan
optimis. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا
تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا
لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ ,
فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang
bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan),
serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu
(kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian,
pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah
ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’.
Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan
setan”. HR. Muslim 2664
Pribahasa Arab mengatakan:
من جدّ وجد
Barangsiapa bersungguh-sungguh dia
akan mendapatkan.
Adapun yang tidak sesuai dengan rencana kita sesungguhnya telah menjadi ketentuan Allah ta’ala dan kita bersabar atas hal itu.
Adapun yang tidak sesuai dengan rencana kita sesungguhnya telah menjadi ketentuan Allah ta’ala dan kita bersabar atas hal itu.
Allah ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلا فِي
أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى
اللهِ يَسِيْرٌ لِكَيْلَا تَأْسَوْهَا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا
بِمَا ءَا تَكُمْ وَاللهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرٍ
.“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami
mewujudkannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Agar
kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula
terlalu gembira dengan apa yang Dia berikan untukmu. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” QS. Al-Hadiid: 22-23
2) Masa
muda yang begitu sangat singkat.
Masa muda begitu sangat singkat, oleh karena itu seseorang
harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin akan terus dalam keadaan seperti
itu, menyadari dirinya sekarang menjadi pemain bukan penonton, menyadari
tentang begitu pentingnya waktu saat ini bagi dirinya.
Allah ta’ala berfirman:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh
dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya
menetapi kesabaran.
QS 103
Al-‘Ashr: 1-3.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ
فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ
جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ.
“kedua
kaki seorang hamba tidak akan
bergeser pada hari kiamat hingga ia di tanya
- tentang umurnya untuk apa ia manfaatkan
- tentang ilmunya apa yang sudah diamalkan
- tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia nafkahkan,
- serta tentang tubuhnya untuk apa ia pergunakan” HR. Tirmidzi no.2417
- tentang umurnya untuk apa ia manfaatkan
- tentang ilmunya apa yang sudah diamalkan
- tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia nafkahkan,
- serta tentang tubuhnya untuk apa ia pergunakan” HR. Tirmidzi no.2417
Dalam riwayat yang lain Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
وَعَنْ
شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ
"Tentang masa mudanya, kemanakah ia habiskan?"
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ
وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ.
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima
perkara :
- Waktu mudamu sebelum datang waktu
tuamu,
- Waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu,
- Masa kayamu sebelum datang masa
kefakiranmu,
- Masa luangmu sebelum datang masa
sibukmu,
- Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
HR Hakim. Lihat pula sahihul jami’ 1077 syaikh
Al Bani.
Sebagaimana di sebutkan banyak dari para ulama tentang
waktu “ waktu ibarat pedang, yang akan menebas dengan cepat”, ada
juga yang mengatakan “ kita menaiki waktu dari malam pindah kesiang dari siang
pindah ke malam yang suatu saat kita sampai pada tujuannnya” ada juga yang
mengatakan “ waktu seperti roda berputar dan berjalan yang akan berubah
dengannya”.
3) Masa muda
yang penuh tantangan.
Tak seorang pun yang memungkiri tentang kemajuan jaman,
namun dibalik kemajuan tersebut terdapat pula ancaman, yang mana musuh-musuh
islam menghancurkan dari dalam, dengan cara merusak generasi penerus kita
sebagaimana protokol yahudi dan nasrani mereka benar-benar mau merusak generasi
islam, namun jauh-jauh Allah telah mengingatkan kita.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ
اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
.Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. QS.
2 Al Baqarah: 120.
Dengan berbagai penawaran dan penyajian yang sangat menggiurkan,
sebagaimana jaman sekarang ini, dengan uang seribu rupiah seseorang bisa
menjelajah dunia maya melalui internet keberbagai jejaring, baik yang positif
ataupun negative, seseorang yang tidak memiliki bekal akan terjerembab
kedalam kubang kemaksiatan, oleh karena itu kemajuan teqnologi ini tak ubahnya
seperti pedang bermata dua, jika tidak dapat menggunakan pada kebaikan niscaya
akan membunuh dirinya sendiri.
Namun gambarannya, bagaimana seseoarang dapat menghadapi
musuh yang dahsyat sementara dirinya tidak memiliki senjata dan tidak mampu
menggunakanya?? Sudah bisa di tebak musuh akan menjadikan dirinya bertekuk
lutut. Adapun senjata kita adalah iman dan taqwa, dari sini kita sudah
bisa kebayang berapa banyak generasi kita yang akan berguguran dan juga hancur
moralnya, kecuali yang di rahmati oleh Allah ta’ala.
Oleh karena itu tantangan imteq (ilmu teqnologi) harus di
sertakan imtaq (iman dan taqwa) kalau tidak kehancuran sebuah generasi akan
menanti.
Oleh karena itu Allah menyebut secara khusus seorang pemuda,
bagi mereka yang menjaga agamanya kelak
Allah akan membalasi dengan naunganNya, sebagaimana Rasulullah sallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ
إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ
Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah
Ta’ala pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya: Imam yang adil,
pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah.. HR. Bukhari: 1432 dan Muslim 1031.
4) Memualai
dari diri kita sendiri.
Berbagai keinginan kebaikan tentulah tidak lepas dari usaha,
karena setiap orang sehat akalnya dia akan mengetahui bahwa, keberhasilan
tidak didapat dengan berpangku tangan, dari sinilah seorang pemuda dan
pemudi memulai kebaikan untuk menunjang keberhasilan di masa mendatang.
Diantara kesadaran yang harus di tumbuhkan adalah bahwa
kehidupan ini bukan hanya sementara di dunia ini saja melainkan juga akhirat,
oleh karena itu dirinya membutuhkan dua bekal yang harus di siapkan untuk
mengarungi keduanya.
1 ilmu dunia
2 ilmu akhirat.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
“Menuntut
ilmu itu wajib atas setiap Muslim. HR. Ibnu Majah 224 dan di shahihkan syaikh
Al Bani.
Imam syafi’i rahimahullah berkata:
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ
أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ
”Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang
menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang
siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu.”
5) Menjauhkan dari rasa malas
Masa muda yang penuh keberhasilan adalah tatkala seseorang
melangkah sedang hati dan fikirannya berfikir apa yang akan menunjang masa
depannya, menyiapkan skil-skil, mempelajari ilmu dunia dan akhirat, bukan
lontang-lantung, apapun yang dia lakukan meskipun rendah asalkan halal tak jadi
masalah, hendaknya berlomba-lomba di dalam kebaikan bukan bangga dengan
menadahkan tangan, karena hal ini sangat tercela dalam pandangan islam.
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ......
Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan QS.2 Al Baqarah: 148
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ
الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ
Tangan yg di atas
lebih baik daripada tangan yg dibawah. Tangan di atas adalahl tangan pemberi
sementara tangan yg di bawah adalah tangan peminta-minta. HR Muslim
1715.
Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, HR. Bukhari . 6367
dan Muslim 2706.
6) Memilih
teman yang baik.
Masa muda benar-benar sangat menentukan bagi masa depan,
jika seseorang menyiapkan dengan baik, melangkah hati-hati, menjahui pergaulan
yang tidak baik insyaAllah dirinya selamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ
فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman. HR Abu Dawud
4833 danTirmidzi 2378. Lihat Ash-Shahihah 927.
Berapa banyak orang yang hancur di sebabkan temannya, sebagaimana dalam sejarah
bagaimana abu Thalib mati di atas kekafiran di sebabkan teman-temannya yang
mempengaruhinya.
7) Semua akan
memimpin bahtera.
Setiap orang pasti menyadari bahwa dirinya kelak akan
memimpin keluargannya, baik istrinya atau anaknya, sudahkah terbayang dirinya mampu
memimpin dengan benar…? Dengan modal apa
dia akan memimpin keluarganya…?
Karena seseorang tidak bisa memberi kecuali dia memiliki,
demikian pula dirinya tidak akan bisa mengarahkan kebenaran jika dirinya tidak
mengetahui hakekat kebenaran.
كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
وَالمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ
رَعِيَّتِهَا، وَالخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
”Kalian semua adalah pemimpin
dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.
Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga
adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang
dipimpin.” HR Bukhari 2232 Muslim 3408.
8) Kemana
kapalkan berlayar.
Rumah tangga tak ubahnya sebagaimana kapal yang akan
mengarungi samudra, sehingga di perlukan seorang nahkoda yang menguasai medan,
demikian pula seorang kepala keluarga yang akan menentukan kemana rumah
tangganya akan di bawa. Sedang ombak dan badai pasti akan menghantam
sehingga saat seperti itulah gambaran seorang kepala keluarga, sudah siap
mengantisipasi, bahkan akan membawa kapalnya ketempat yang aman.
9) Andaikan masa muda bisa kembali.
Banyak penyesalan yang terlontar dari orang-orang yang
telah mendahului kita, kebanyakan kehidupan masa muda yang tidak di manfaatkan
sebaik-baiknya, sehingga mereka berangan-angan andaikan masa muda itu bisa di
lalui kembali, namun demikian ini hanyalah angan-angan semata, oleh karena itu
seorang pemuda hendaknya memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
10) Hakekat keberhasilan.
Kita menyadari hidup kita bukanlah sebuah permainan sendau
guarau yang sia-sia tetapi semua akan di peritungkan oleh Allah ta’ala
sebagaimana firmanNya:
أَيَحْسَبُ
الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia
akan dibiarkan sia-sia begitu saja?“ QS 75.Al Qiyamah:36
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” QS 23 Al Mukminun:115.
Hakekat keberhasilan apa bila
dirinya bisa melewati masa jenjang pemuda tersebut untuk menimba ilmu agama dan
dunia, kemudian kemudian dia pimpin keluarganya hingga mereka semua selamat
dari neraka. Sebagaimana keberhasilan itu bila telah selamat dari neraka, Allah
berfirman:
فَمَنْ
زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. QS 3 Al Imraan :185.
Demikianlah semoga menjadikan kita selamat dunia dan akhirat
Amiin.
Disusun
oleh: Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar