Sabtu, 02 November 2024

BAGAIMANA PUASA DAWUD BERTABRAKAN DENGAN PUASA SENIN KAMIS DAN AYYAMUL BIDH.

 



Bismillah

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Afwan jika mengganggu waktunya...Izin bertanya

Bagaimana pelaksanaan puasa Daud?

Yg saya dengar puasa Daud itu sehari puasa sehari tidak,misalnya puasa dimulai hari senin,selasa tidak berpuasa rabu berpuasa kamis tidak berpuasa,sedangkan hari kamis puasa sunnah misalnya pas hari kamis jg bertepatan dgn puasa ayyamul bidh.Yang jadi pertanyaan saya,apakah tetap menjalani puasa Daud dan meninggalkan puasa hari kamis dan ayyamul bidh.Jazaakumullah khoiron.

 

Jawab:

Puasa Dawud puasa yang memiliki keutamaan yang besar.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

“Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam  malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan buka sehari.” (HR. Muslim 1159).

Adapun yang berkaitan puasa Dawud diantaranya yaitu:

1.   Puasa Dawud memiliki tatacara yang tidak beda dengan puasa lainnya, sehari puasa sehari tidak dengan meniatkan di dalam hati untuk puasa Dawud.

2.   Meskipun melewati pada hari Jum’at dan Sabtu maka tidak masalah karena yang diniatkan adalah puasa Dawud.

3.   Kecuali pada hari Raya Idul Fitri dan Idul Adkha maka haram puasa pada hari itu.

4.   Ketika sudah puasa Dawud maka tidak perlu lagi puasa Senin Kamis atau Ayyamul bidh, karena puasa Dawud lebih utama dari itu.

Disebutkan di dalam sebuah atsar, Abdullah bin ‘Amr sangat semangat melakukan ketaatan. Ia ingin melaksanakan puasa setiap hari tanpa henti, begitu pula ia ingin shalat malam semalam suntuk. Karena ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi saran padanya untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya. Namun Abdullah bin ‘Amr masih merasa mampu ingin mengerjakan lebih dari itu. Lalu beliau memberi saran agar berpuasa sehari dan tidak berpuasa keesokan harinya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ فَقُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ.

"Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) Puasa Nabi Daud a.s dan ini adalah puasa yang paling afdal. Lalu aku (Abdullah bin Amru radhialahu 'anhu) berkata, sesungguhnya aku mampu untuk tidak puasa lebih dari itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbersabda: "Tidak ada puasa yang lebih afdal dari itu." (HR. Bukhari 1976).

5.   Tidak meninggalkan amalan yang lebih utama.

Jangan sampai seseorang terhalangi melakukan amalan yang lebih utama ketika melakukan puasa Dawud, karena sudah dimaklumi apabila bertabrakan suatu amal maka di dahulukan yang lebih utama.

Hal ini sebagaimana hadits Juraij yang mengabaikan panggilan ibunya untuk berbakti, atau mencari nafkah, belajar dan lain-lain.

Oleh karena itu disebutkan dalam sebuah kaedah:

فَإِنْ تَزَاحَمْ عَدَدُ الْمَصَالِحِ يُقَدَّمُ الأَعْلَى مِنَ الْمَصَالِح.

“Jika berbenturan beberapa maslahat hendaknya di dahulukan yang paling tinggi dari maslahat tersebut.” (Risalah Fil Qawa’idi il Fiqiyah oleh Syaikh ‘Abdurrahman Ibni Nashir Assa’di).

6.   Hendaknya dilakukan dengan istiqamah.

Hal itu karena sebaik-baik amalan adalah yang dilakukan secara istiqamah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Bukhari 6464, Muslim 783).

7.   Agar tetap menjaga keikhlasan amalan tersebut, hal ini agar tidak sia-sia amalan yang dilakukannya.

Allah ta’ala berfirman:

ومَا أُمِرُوْا إِلاَّلِيَعْبُدُاللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ.

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…”(QS. Al-Bayyinah[98] : 5).

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.

“Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS. Alkahfi [18]:110).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

  إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى.

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR Bukhari 1, 6689, Muslim 1907).

Semoga bermanfaat.

 

-----000-----

 

Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANTAN BIARAWATI BERDAKWAH. PENTINGNYA BERILMU SEBELUM BERAMAL.

  MANTAN BIARAWATI BERDAKWAH. PENTINGNYA BERILMU SEBELUM BERAMAL.   Alangkah baiknya kita membiasakan berilmu sebelum beramal, hal semac...