Iblis merupakan nenek moyang
jin, adapun jin ada yang kafir dan adapula yang beriman, sementara syaitan bisa
dari kalangan jin dan juga manusia yang kafir maupun fasiq.
Permusuhan iblis dan syaitan
yang merupakan keturunannya di mulai ketika bapak mereka enggan bersujud dengan
bapak kita nabi Adam alaihi sallam, Allah mengisahkan hal itu di beberapa
tempat di dalam Al- Qur’an.
Allah ta’ala berfirman:
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ
طِينٍ.
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” (QS. Shad[38]:71).
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ
سَاجِدِينَ.
“Maka
apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (QS. Shad [38]:72).
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ.
“Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya.” (QS. Shad 38]:73).
إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ.
“kecuali
iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” ( QS. Shad [38]:74).
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ
بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ.
Allah berfirman:
"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah
Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu
(merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (QS. Shad [38]:75).
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ
طِينٍ.
Iblis berkata: "Aku
lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia
Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Shad [38]:76)
قَالَ فَٱخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ
رَجِيمٌ.
Allah
berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang
yang terkutuk.” (QS. Shad 38]:77).
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ.
“Sesungguhnya kutukan-Ku
tetap atasmu sampai hari pembalasan."
(QS. Shad [38]:78).
Semenjak iblis terusir dari surga,
iblis mendendam kepada manusia dan bersumpah untuk menyesatkannya.
Iblis berkata
" Demi kemuliaanmu aku akan sesatkan mereka semua." (QS. Shad[38]:82).
Ibnul Qayyim Rahimahullah
berkata di dalam kitabnya, Ighatsatul-lahfan ada tujuh perangkap iblis untuk
menjerumuskan manusia, yaitu:
1.
Iblis berusaha akan menjerumuskan manusia kedalam kesyirikan.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ .
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa [4]:48).
Allah ta’ala mengulang-ngulang ayat-ayat semacam
ini, menunjukkan akan bahaya dan besarnya dosa syirik ini. Sehingga iblis akan
merasa puas seandainya manusia sudah menyekutukan Allah, karena iblis
mengetahui barang siapa yang menyekutukan Allah niscaya akan hapuslah
amal-amalnya dan kelak akan menjadi temannya di neraka.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya
akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”(QS. Az-Zumar [39]:65).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ
لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّة.
”Barang siapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dia akan
masuk kedalam neraka, barang siapa mati tidak menyekutukan Allah dia akan masuk
kedalam syurga.”( HR. Bukhari 6305, Muslim
92).
Inilah perangkap yang paling dahsyat dan sangat mengerikan
yang akan di pasang pertama kali oleh iblis, dan yang akan menentukan surga
atau neraka bagi seseorang.
2.
Kebid’ahan.
Setelah seseorang dapat lolos dari jeratan kesyirikan dia
akan digiring dan di masukkan ke dalam perangkap kebid’ahan, yang mana pelaku
bid’ah ini akan memandang baik perbuatan-perbuatan yang menyelisihi Sunnah
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ
وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ.
“Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
( QS. Al-Hasyr[59]:7).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا
مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.
“ Barang siapa membuat-buat perkara baru di
dalam perkara kami ini apa yang bukan darinya maka tertolak.” ( HR. Bukhari 2697, Muslim 1718).
Sufyan At-Tsauri rahimahullah berkata: “Bid’ah
itu lebih disenangi oleh Iblis daripada maksiat, karena pelaku maksiat lebih
besar harapan untuk bertaubat. Berbeda dengan pelaku bid’ah, ia sukar untuk
bertaubat.”(Al-Muntaqa an-Nafs min Talbis Iblis).
3.
Dosa-dosa besar.
Jika seseorang bisa selamat dari perangkap syirik dan bid’ah
iblis akan menjeratnya agar seseorang terjerumus kedalam dosa-dosa besar, para
ulama’ menjelaskan, dosa-dosa yang kecil
akan diampuni Allah dengan syarat jika seseorang meninggalkan dosa besar, sebagaimana
firman Allah ta’ala:
إِنْ
تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا.
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang
di larang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia.” (QS. An-Nisa [4]:31).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ
الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ.
“ Shalat-shalat yang lima
jum’at satu ke jum’at berikutnya ramadhan satu ke ramadhan berikutnya penghapus
dosa-dosa jika di jahui dosa-dosa besar.
“ (HR. Muslim 233).
4.
Dosa-dosa
kecil.
Jika seseorang dapat
selamat dari dosa besar maka dia akan di jerumuskan kedalam dosa-dosa kecil,
sehingga tanpa dia sadari dosa-dosa tersebut akan menggunung sebagaimana kita
ketahui gunung bukan hanya tersusun dari batu besar saja.
Allah ta’ala berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا
أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung.”
(QS. Anur [24]:31).
5.
Disibukkan
dengan perkara mubah (yang di bolehkan).
Jika seseorang dapat selamat dari dosa-dosa kecil maka iblis
tidak akan diam sehingga dia akan membuat seseorang sibuk dengan
perkara-perkara yang mubah.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا
كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ.
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia terlalaikan dengannya
yaitu nikmat sehat dan longgar.” ( HR. Bukhari 6412, Tirmidzi 2304).
6.
Meninggalkan
amalan utama dan mengamalkan yang kurang utama.
Jika seseorang masih dapat lolos dari kesibukan perkara yang
mubah maka di buatlah dia agar memilih amalan yang kurang utama di bandingkan
yang utama, padahal secara kaedah di sebutkan:
فَإِنْ
تَزَاحَمْ عَدَدُ الْمَصَالِحِ يُقَدَّمُ الأَعْلَى مِنَ الْمَصَالِح.
“Jika berbenturan beberapa maslahat hendaknya di dahulukan
yang paling tinggi dari maslahat tersebut” (Risalah
Fil Qawa’idi il Fiqiyah oleh Syaikh ‘Abdurrahman Ibni Nashir Assa’di).
Seperti halnya seseorang dapat berbuat
baik kepada orang lain namun terhadap saudara-saudaranya justru tidak menjaga
dengan baik, atau seseorang sibuk dengan perkara Sunnah justru
mengabaikan perkara yang wajib.
7.
Iblis
akan memusuhi secara terang-terangan.
Jika seluruh gangguan di atas tidak
menjadikan seseorang surut niscaya iblis akan mengerahkan tentaranya baik dari
kalangan manusia ataupun jin, mereka akan memusuhi, mengancam mengintimidasi
dan lain sebagainya, inilah cobaan yang sering di terima oleh para Nabi dan
Rasul. Akan tetapi semua itu tidaklah akan membahayakan seseorang kecuali apa
yang telah di tetapkan oleh Allah ta’ala di dalam kitab-Nya. Allah ta’ala
berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا
أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا.
“Orang-orang yang beriman berperang di
jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu
perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu
adalah lemah.” (QS. An Nisaa[4]:76)
Demikianlah tuju perangkap iblis yang
dipaka untuk menjerat manusia.
Adapun di dalam sunnah, banyak kita
jumpai bagaimana permusuhan orang-orang shalih kepada iblis dan bala tentaranya
itu secara nyata.
Diantara kisahnya sebagai berikut:
1)
Iblis ikut musyawarah untuk menyingkirkan Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam.
Ketika Iblis yang menyerupai manusia pada saat membuat makar
untuk menyingkirkan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam iblis ini
menyerupai laki-laki tua dari Nejed. Kemudian mengusulkan untuk membunuh
Rasulullah secara bersama-sama dengan pemuda-pemuda kabilah Quraisy. (Sirah
nabawiyah, oleh Syaikh Syafiyurrahman al-Mubarakfuri)
2)
Pada saat perang Badar, Syaitan menyamar jadi Suraqah bin
Malik , bangsawan dari bani Kinanah.
Allah ta’ala berfirman:
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ
أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ
لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي
بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَاللَّهُ
شَدِيدُ الْعِقَابِ.
“Dan ketika setan menjadikan
mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan, ‘Tidak ada seorang
manusiapun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya
saya ini adalah pelindungmu.’ Maka ketika kedua pasukan itu telah dapat saling
lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata,
‘Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian; sesungguhnya saya dapat melihat
apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada
Allah.’ Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal [8]: 48).
Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh ahli
tafsir.
3)
Kisah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam diganggu jin
ifrit ketika beliau Shalat.
"Pada suatu malam
Rasulullah salat, lalu jin ifrit menampakkan diri, lalu beliau berdoa,
"Aku berlindung kepada Allah", setelah itu beliau mencekiknya."
(HR Bukhari dan Muslim)
4)
Kisah Umar bin Khattab bertarung dengan jin.
"Seorang lelaki keluar
kemudian bertemu dengan jin, tiba-tiba jin itu berkata, "Bertarunglah
melawanku !"
Maka mereka berdua bertarung,
dan akhirnya jin itu dapat dikalahkan. Seseorang bertanya siapakah gerangan
pria itu ? dijawab, "Siapa lagi kalau bukan Umar bin Khattab"
(Riwayat Thabrani)
Dalam penjelasan lain jin itu
mengaku paling kuat di bangsanya, dan memberi tahu agar dapat terlindung dari
dirinya dengan membaca ayat kursi."
5)
Kisah Ammar bin Yasir
"Ammar bin Yasir mengambil
air di sumur, lalu Setan menampakkan diri. Beliau bergulat dengan Setan itu dan
menghantam hidungnya dengan batu."(Riwayat Baihaqi)
6)
Kisah Khalid bin Walid ketika Fatkhul Makkah.
Khalid bin Walid ditugaskan Nabi
Muhammad untuk menghancurkan berhala Uzza. Lalu beliau pergi ke sebuah kampung
dan menemukan bahwa Uzza adalah Setan perempuan telanjang berambut acak-acakan
dan terurai, Khalid lalu menebas dengan pedangnya dan akhirnya mati. (HR Abu
dawud) (lihat Arrahiqul Makhtum Syaikh Syafiyurrahman Al Mubarokfuri).
7)
Kisah Ibnu Zubair.
Ibnu Zubair meriwayatkan bahwa
ia melihat sesosok jin laki-laki tapi tingginya hanya sejengkal (cebol) Lalu
Ibnu Zubair bertanya : “Makhluk apa kamu ?” Lalu Makhluk itu menjawab : “Saya
Izib”. Ibnu Zubair bertanya lagi : “Apa itu Izib ?” Makhluk itu menjawab :
“Izib ya Izib .”
Lalu makhluk itu dipentung Ibnu
Zubair dengan tongkat sampai makhluk itu lari terbirit-birit. (Al-Syibli dalam
Ahkam al Jan).
8)
Dahulu pemuda yang masih pengantin.
Seorang pemuda yang masih pengantin baru ijin pulang ketika
perang khandak, ternyata dirumah ada ular, kemudian pemuda itu menyerang dan
ular itupun menyerang akhirnya kedua-duanya meninggal. ( Shirah Nabawiyah
Syaikh Syafiurhman al-Mubarokfuri)
9)
Kisah imam Mujahid
“Suatu malam ketika saya sedang
melaksanakan shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan
saya. Lalu saya desak dia untuk menangkapnya. Tiba-tiba dia bangun dan lompat
ke belakang dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, dia tidak
penah datang lagi.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya).
Dalam riwayat lain, Imam Mujahid
menegaskan:
“Setan itu sebenarnya sangat
takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh
karena itu, setan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari
ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu),
akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi”. (Riwayat Ibn
Abi Dunya)
10)
Abu Hurairah pernah menangkap Jin.
Disebutkan secara makna bahwa Abu Hurairah pernah menangkap
jin yang berbentuk manusia sampai tiga kali, ketika ia mencuri kurma sedekah kemudian
memberitahukan supaya membaca ayat kursi agar tidak diganggu, Rasulullah
sallallahu Alaihi wa sallam membenarkan hal itu.(HR.Bukhari)
11)
Syaitan akan takut dari sebagian hamba Allah yang
shalih.
Setan takut dan lari dari sebagian hamba Allah yang kuat
imannya.
Jika Islam telah tertancap kuat pada seorang hamba, iman
telah tegak di dalam hatinya, dan dia senantiasa menjaga batasan-batasan yang
telah digariskan Allah, maka setan akan menjauh dan lari darinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kepada Umar bin Al Khaththab: “Sesungguhnya setan takut kepadamu, wahai
Umar”. (HR Tirmidzi 2913).
Allah ta'ala berfirman:
إِنَّ
الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ
لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ.
“Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala. (QS.Fathir [35]:6).
Janganlah orang tua menakut-nakuti anaknya dengan jin, setan
demit, gendruwo dan lainnya, karena mereka akan semakin menyombongkan diri,
sementara anak kita mentalnya rusak, kita juga hendaknya jangan takut, harus
dilawan, jika tidak mereka akan mempermainkan kita dan menteror kita.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang tidak bisa kita tulis
di sini, yang intinya kisah-kisah tersebut mendidik kita untuk janganlah takut
kepada mereka dan bahkan disunnahkan untuk melawan mereka.
Semoga bermanfaat.
Sragen 8-04-2023.
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar