Khutbah idul
fitri
Kebaikan yang harus di biasakan.
Khutbah hajad.
Jama’ah shalat Id rahimahullah, ada hal-hal yang harus kita
pertahankan selama kita dididik pada bulan Ramadhan, diantaranya:
1. Istiqamah di
dalam kebaikan sebagaimana disaat ramadhan.
Seperti:
1) Tetap
menuntut ilmu.
Allah ta’ala banyak memuji ilmu dan
orang-orang berilmu di dalam Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman:
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.
“Allah akan mengangkat derajat
orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang orang yang di beri ilmu
dengan beberapa derajat.” ( QS Al-Mujadilah[58]:11)
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ
يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ.
“Katakanlah, “Apakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar[39:9).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ
فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap
muslim.” (HR. Ibnu
Majah. Dishahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah 224)
2) Berakhlaq
dengan khlaq yang baik.
Allah ta’ala
berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al Qalam [68]: 4)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu..” (QS. Al-Ahzab [33]: 21).
Begitu besar keutamaan akhlaq, diantaranya sebagaimana
disebutkan Rasulullah
sallallahu ‘alaaihi wa sallam:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا .
“Orang
mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya, dan yang
paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaqnya terhadap
isteri-isterinya.” (HR.
Ahmad 7402, Tirmidzi 1162, Abu Dawud 4682 dihasan oleh syaikh al-Albani di
dalam Ash-Shahihah 284).
Akhlaq
yang baik merupakan pemberat timbangan kelak pada hari kiamat.
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ.
"Tidak
ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan (amalan) seorang mukmin pada
hari kiamat daripada akhlaq yang mulia." (HR.
Tirmidzi 2002, di hasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Ash-Shahihah 876).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke surga,
maka beliau bersabda:
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ. وَسُئِلَ
عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ.
“Taqwa kepada Allah dan bagusnya akhlak.” Dan beliau ditanya
tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka, maka beliau
bersabda: “mulut dan farji (kemaluan).” (HR Tirmidzi 2004, Abu Dawud 2596, Ibnu Majah 4246. Dihasankan
syaikh al-Albani, Lihat As-Shahihah 977)
3) Meninggalkan
hal yang tidak bermanfaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ
تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ.
“Di
antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang
tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan,
diriwayatkan oleh Tirmidzi 2318 dan yang lainnya)
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ،
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan iringilah
sesuatu perbuatan dosa (kesalahan) dengan kebaikan, pasti akan
menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, dihasankan
Syaikh al-Albani di dalam Al-Misykah 5083).
Al-Hasan Al-Bashri
rahimahullah mengatakan bahwa akhlaq yang baik terhadap mahluk berputar pada
tiga perkara, yaitu:
كَفُّ اْلأَذَى ، وَبَذْلُ
النَّدَى، وَطَلاَقَةُ الْوَجْهِ.
Menahan dari
gangguan (Kafful Adzzaa). Suka membantu, berbuat baik (Badzlun Nada). Wajah
yang berseri-seri (Thalaqatul Wajh). (Syarah
Riyadhush Shalihin Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, II/387).
1) Haq kepada
Allah ta’ala.
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ.
“Tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ
رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ.
“Dan sungguhnya kami Telah
mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS. An Nahl [16]: 36).
Allah mengutus 315 rasul dan
124000 para nabi agar mereka menyeru bahwa tidak ada sesembahan yang haq
kecuali Allah.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ
رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ.
“Dan kami tidak mengutus seorang
Rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak
ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al
Anbiyaa’ [21]: 25)
Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
يَا مُعَاذُ، أَتَدْرِي
مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟» قَالَ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ:
«أَنْ يُعْبَدَ اللهُ وَلَا يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ»، قَالَ: «أَتَدْرِي مَا
حَقُّهُمْ عَلَيْهِ إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ؟» فَقَالَ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ،
قَالَ: أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ.
“Wahai
Mu’adz, apakah kamu tahu apa hak Allah atas hamba?” Mu’adz menjawab, “Allah dan
rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Yaitu Allah disembah dan
tidak disekutukan dengan sesuatu apapun.” Beliau bersabda lagi, “Apakah kamu
tahu apa hak hamba atas Allah jika mereka melakukan itu?” Mu’adz menjawab,
“Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Allah tidak akan
menyiksa mereka.” ( HR.
Bukhari Muslim).
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
“Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu,
‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah
kamu termasuk orang-orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar [39]: 65)
2) Haq kepada
Rasul-Nya.
Membenarkan apa yang dikabarkan, mentaati apa yang diperintahkan,
menjahui apa yang dilarang dan tidak beribadah kecuali apa yang diperintahkan.
3) Haq kepada
kedua orang tua.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا.
“Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapak.” (QS. An Nisaa [4]:
36).
Dalam ayat ini Allah
perintahkan kita agar berbakti kepada kedua orang tua. Namun apabila mereka
menyuruh untuk berbuat syirik agar tidak ditaati.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ
وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا.
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Lukman [31]: 15)
4) Haq kepada
sanak kerabat.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
“Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl [16]: 90)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ
الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Seorang
yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang
dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi
adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya putus” (HR. Bukhari 5991 Abu Dawud
1697)
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رزقِهِ وَأَنْ
يُنْسَأ لَهُ فِي أثَرِه فَلْيَصِلْ رَحِمَه.
“Siapa
yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia
menyambung silaturrahmi.”
(HR. Bukhari 5985 Muslim 2557 Abu Dawud 1693)
Dari
Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ
ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ, فَيُعْرِضُ هَذَا, وَيُعْرِضُ هَذَا, وَخَيْرُهُمَا
اَلَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ .
“Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan
saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seseorang berpaling dan
lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai
mengucapkan salam.” (HR. Bukhari 6037 dan Muslim 2560 Ahmad 1589 Abu Dawud
4914)
5) Haq kepada
anak.
Allah ta’ala
berfirman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ.
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah
engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar.” ( QS. Lukman[31]:13)
Dalam sebuah
hadits, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَفَى
بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ.
“Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa karena ia telah
menyia-nyiakan orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.” (HR Ahmad 6828, Abu Dawud 1692 An-Nasa’i 1072 di
shahihkan Syaikh al-Albani di dalam shahih Abu Dawud 1485)
يَا غُلاَمُ، إِنِّي
أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ؛ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ
تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ
بِاللهِ.
“Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untaian
kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya
kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau
hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau
hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi 2516, di shahihkan Syaikh al-Albani
di dalam shahih Tirmidzi 2043)
6) Haq kepada
istri.
7) Haq tetangga.
3. Meminta maaf dan
memberikan maaf.
Meminta maaf dan memberi maaf kepada semua orang yang telah menyakiti.
4. Melupakan masa
silam yang buruk dan mengganti dengan kebaikan.
1) Bertaubat dari
dosa-dosa.
2) Mengganti dengan
amal sahalih.
3) Optimis menyongsong masa depan
5. Bertaqwa secara pribadi dan bersama-sama.
1) Dicintai Allah.
2) Dimudahkan
masalahnya.
3) Diberkahi dari
langit dan bumi.
4) Sebaik-baik
bekal.
5) Akan mewarisi
surga.
6. Berwasiat kepada
para wanita.
1) Bersyukur kepada
suaminya.
2) Mentaati dalam
kebaikan.
3) Qanaah dalam
menerima rezki.
4) Banyaknya wanita
masuk neraka karena kufur kepada suami.
Penutup.
Sragen
16-04-2023.
Abu Ibrahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar