Sesungguhnya
Allah ta’ala memerintahkan kepada kita agar memakan dari rezki yang halal dan
baik.
Allah ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا
مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ.
“Wahai orang-orang yang
beriman, makanlah yang baik-baik dari apa yang telah kami rezkikan kepadamu dan
bersukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya saja.”(QS.
Al-Baqarah[2]:172)
Wahai orang-orang
yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang sehat, aman dan tidak
berlebihan, dari yang Kami berikan kepada kamu melalui usaha yang kamu lakukan
dengan cara yang halal. Dan bersyukurlah kepada Allah dengan mengakui bahwa
semua rezeki berasal dari Allah dan kamu harus memanfaatkannya sesuai ketentuan
Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (Kemenag RI)
Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى
النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ
أَمْ مِنْ حَرَامٍ .
"Akan datang pada manusia suatu
zaman, di mana seseorang tidak lagi memperdulikan
dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah
dengan cara yang haram." (HR. Bukhari 2083)
Perlu diketahui
bahwa seorang muslim harus memiliki prinsip di dalam mencari rezki, tidak
sebagaimana orang awam mereka tidak memperhatikan halal dan haram. Adapun prinsip
tersebut:
1. Semua rezki
telah Allah sediakan buat kita.
Allah ta’ala
berfirman:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي
الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ
سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah
(Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju
ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al-Baqarah[2]:29)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ.
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang
itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al
Lauh Al Mahfuz).” (QS. Hud[11]: 6)
2. Allah telah
mencatat rezki kita.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ
الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ.
“..Kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya
lalu diperintahkan untuk menuliskan empat kata, rezkinya, ajalnya, celaka atau
bahagia…” (HR. Bukhari 3208 Muslim 2643).
3. Kita tidak
akan mati kecuali rezki kita telah di sempurnakan.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَأَنَّ الرُّوحَ الْأَمِينَ نَفَثَ فِي رُوعِيَ
أَنَّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا, فَاتَّقُوا اللهَ
وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ, وَلَا يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ
تَطْلُبُوهُ بِمَعَاصِي اللهِ, فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ مَا عِنْدَ اللهِ إِلَّا
بِطَاعَتِهِ.
“Dan sungguh Ar-Ruhul Amin (Malaikat Jibril yang terpercaya)
telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak akan mati satu jiwa sampai ia
menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam
mencari rezki, dan sekali-kali janganlah lambatnya rezeki menjadikan kalian
mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidak akan
diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan menaati-Nya.” (HR. Musnad Ibnu
Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8/166, Lihat Silsilah
Al Hadits As-Sahihah 2866).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau pernah bersabda:
لَوْ
أَنَّ ابْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهْرُبُ مِنَ الْمَوْتِ
لَأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ
“Seandainya
anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya
rezekinya akan mendatanginya sebagaimana kematian mendatanginya.” (HR.
Abu Na’im di dalam Hilyah Auliya 7/90 , dishahihkan Syaikh al-Albani dalam
ash-Shahihah: 952)
4. Mencari rezki
dengan penuh semangat.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ
تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ،
وتَرُوْحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, niscaya kalian akan diberikan rizki oleh
Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut
keluar dalam keadaan lapar dan di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR
Tirmidzi 2344, Ibnu Majah 4164, lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 310).
Pernahkah kita lihat burung-burung
itu memiliki lumbung yang di pakai untuk menyimpan makanananya untuk hari
esok…?
Pernahkah kita lihat burung-burung
itu memiliki rekening…? Bu
Pernahkah kita lihat burung-burung
itu berdiam diri di sarang tanpa usaha…? Tidak, bahkan berterbangan dari
ranting satu keranting yang lainnya. Bukankah ini sebuah usaha…?
Sedang burung-burung itu mereka
tidak memiliki akal, tidak mampu meminjam kepada yang lain, namun Allah
memberinya rezki, sehingga hidup.
Sungguh malu seandainya kita
manusia yang di beri akal namun tidak mau berusaha, bermalas-malasan minta di
kasihani orang lain.
Rasulullah sallallallhu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
اَلْيَدُ
الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى.
“Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.”
(HR.Bukhari 1427 Muslim 1033)
5. Menjauhi yang
haram, karena akan memasukkan ke dalam neraka.
إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ.
“Sesungguhnya tidak akan
masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas
untuknya.“ (HR Ahmad 14441 Ibnu Hibban 4514 dan dishahihkan al-Albani At-Ta’liqu
Ragib 3/350)
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدِمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: عَنْ عُمُرُهِ فِيمَا أَفْنَاهُ؟ وَعَنْ
شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ عَلِمهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ؟
“Tidak akan bergeser tapak
kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara.
(Yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia
gunakan, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia
meletakkannya, dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan“. (HR.
Tirmidzi 2417 Ahmad 1/97 Ibnu Abi Syaibah 3/234 dan di shahihkan syaikh
al-Albani)
Diantara mencari memakan
harta dengan cara batil yaitu:
Menipu, mencuri, korupsi, merampas
haq orang lain, bekerja dengan mengurangi waktunya, mengurangi timbangan,
menjual barang-barang yang haram, bekerja pada tempat-tempat yang diharamkan
dan menerima berbagaimacam suap.
Demikianlah sebagai seorang
muslim hendaknya kita berusaha keras dan bertaqwa di dalam mencari rezki.
Semoga bermanfaat.
Sragen 07-10-2021.
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar