Janganlah seorang Muslim dan muslimah tertipu dengan berbagai
macam penipu yang tersebar di internet, surat kabar dan media sosial lainnya,
dengan memberikan tawaran yang menggiurkan, seperti penggandaan uang, uang
gaib, zimat penglaris, dengan berbagai macam bentuk dan motifnya seperti, Raja
brono, Gombal Gendruwo, Gombal Wewe, kegunung Kawi, Gunung Kemukus, alas Purwo dan
amalan-amalan yang tak pernah di ajarkan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi
wa sallam.
Secara logika saja, kalau seadainya orang-orang itu mampu
mendatangkan rezki, mengetahui perkara gaib, tentulah mereka tidak repot-repot
mencari pasien atau mangsa, mereka akan menyuruh qodamnya untuk menggali di
mana emas-emas itu bersembunyi di bumi, tentulah mereka menjadi orang-orang
yang kaya, karena hal itu tidak di ketahui akhirnya mereka menipu manusia
dengan cara-cara yang licik.
Hanya saja sangat di sayangkan banyak sekali dari kalangan
orang terpelajar, berpangkat sampai orang biasa, mereka termakan dan terseret
oleh tipu-tipuan semacam itu.
Islam telah sempurna, telah mengajarkan berbagai hal,
termasuk bagaimana agar rezki seseorang megalir lancar, hanya saja banyak
saudara kita yang ingin serba instans, melakukan ritual yang jauh dari tuntunan
agama, lebih percaya kepada dukun, peramal, sehingga menjerumuskan mereka kedalam
dosa maksiat, bid’ah dan kesyirikan.
Adapun diantara amalan yang membuka pintu rezki adalah
sebagai berikut:
1.
Memperbanyak istigfar.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً
. يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ
وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً”
“Aku (Nabi Nuh)
berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha
Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari
langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan
kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh[71]: 10-12)
Ada beberapa orang yang datang kepada al Hasan al Basri, ada
yang megeluhkan tentang paceklik, tentang kemiskinannya, agar di karuniai anak,
semua di perintahkan agar beristigfar, ketika di tanya beliau membacakan ayat
diatas. (Lihat tafsir al-Qurtubi, QS. 70:10-12).
2.
Menyambung silaturrahmi.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ
لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. رواه البخاري ومسلم.
Dari Anas bin Malik radiallahu ‘anhu berkata bahwa
Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa ingin
dilapangkan baginya rezkinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia
melakukan silaturahim.” (HR. Bukhari 5986 Muslim2557).
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي
إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا.
"Silaturahmi
bukanlah yang saling membalas kebaikan, akan tetapi seseorang yang berusaha menyambung
hubungan persaudaraannya meskipun diputus hubungan persaudaraan dengan
dirinya." (HR.
Bukhari 5991 Abu Daud 1697 Tirmidzi 1908).
Silaturahim
adalah jembatan kasih sayang, satu sama lain bisa saling menanyakan keadaannya,
meminjami modal atau sekedar membantu
memberi pekerjaan, semua itu akan menjembatani dua sisi yang berbeda, saling
menyantuni dan akan mempererat kekeluargaan, sehingga muncul kasih dan sayang sesama saudara.
3.
Memperbanyak sedekah.
Allah ta’ala
berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا
اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ.
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki
mahupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang
banyak.” (Qs. Al Hadiid[57]: 18).
Allah subhanau wa ta’ala juga menyebutkan
di ayat yang lain:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ
حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah[2]:261).
Dari Abu Hurairah, ia
berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ
يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ
الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang
turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada orang yang berinfak.”
Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan
bersedekah.” (HR.
Bukhari 1442 Muslim 1010)
Memberi nafkah kepada keluarga termasuk bersedekah yang
paling utama, karena merupakan orang yang yang menjadi tanggungannya, kemudian
orang-orang yang masih ada hubungan kerabat dan seterusnya.
Hendaknya tidak pula meninggalkan sedekah di masjid-masjid,
di jalan dan kepada siapapun yang sangat membutuhkan, semakin kita berbagi akan
semakin menentramkan hati kita, semakin Allah buka pintu Rezki kita.
4.
Berbakti kepada kedua orang tua.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا…
“Dan sembahlah
Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun, dan berbaktilah kepada
kedua orang tua..” (QS. An-Nisaa[4]:36.
Diantaranya kisah
tiga orang yang terjebak didalam gua, satu diantara mereka berdoa kepada Allah
ta’ala dengan bertawasul amal shalih, yaitu berbakti kepada kedua orang tuanya yang
pernah di lakukan, Allah mengabulkan dan menyelamatkan dari gua tersebut.
5.
Bertaqwa kepada Allah.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ…
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberi
baginya jalan keluar. Dan memberinya
rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…”(QS.,At Thalaaq[65]:2-3).
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ.
“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS.
Al-A’raf [7]: 96).
ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ، ﻗَﺎﻝَ:
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: … ﻭَﺇِﻥَّ اﻟﺮَّﺟُﻞَ
ﻟَﻴُﺤْﺮَﻡُ اﻟﺮِّﺯْﻕَ ﺑِﺎﻟﺬَّﻧْﺐِ ﻳﺼﻴﺒﻪ
Dari Tsauban bahwa
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: (Sesungguhnya seseorang akan
terhalang dari rezekinya karena dosa yang ia lakukan” (HR. Ibnu Majah 422 di
Hasankan oleh syikh al-alBani didalam Aa-Shahihah 154, …tanpa wa inna rojula)
Ibnul Qoyyim berkata: “Dampak-dampak dari dosa, dosa maksiat
menghalangi datangnya rezki.” (Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’).
6.
Berdoa kepada Allah ta’ala.
Berdoa adalah ibarat senjata bagi seorang muslim, apapun, kapanpun,
dimanapun dirinya berada, dalam keadaan genting maupun longgar, dirinya selalu
memohon kepada Allah ta’ala bukan selain-Nya, termasuk didalam meminta rezki,
karena hanya Allah saja yang bisa menghilangkan kesusahan dan mendatangkan
rezki.
“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu,
dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى
وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk,
ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan.” (HR. Muslim 2721, Tirmidzi 3489, Ibnu Majah 3832, Ibnu Hibban 900).
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا
وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلً.
“Ya Allah, sungguh aku memohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal
dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah 925 Ibnu
Hiban 82 di hasankan Syaikh al-alBani didalam Al-Miskah 2498)
اللَّهُمَّ اكْفِنِى
بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal
dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari
bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi 3563 di hasakan syaikh al-alBani
didalam As- Shahihah 266)
اللَّهُمَّ إِنِّى
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ وَالذِّلَّةِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ
أَوْ أُظْلَمَ.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kefakiran, kemiskinan, kehinaan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari berbuat
dzalim atau didzalimi.” (HR. Ahmad 8053, Abu Daud 1544 dan dishahihkan oleh
syaikh al-alBani).
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ
وَعَذَابِالْقَبْرِ.
“Ya Allah, aku berlindung dari kekufuran, kemiskinan dan siksa
kubur.” (HR. Ahmad dalam musnadnya (5/39) Tirmidzi (3/73) dan dishahihkan oleh al-Hakim (1/252).
Semoga Allah memberi kemudahan rezki kepada kita semua, dan
memberi manfaat kepada siapa yang membaca dan menyebarkannya.
Sragen 19
Dzulhijah 1442.
Bertepatan 29-07-2021
Disusun oleh
Al fakir ilaullah:
Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar