Dewasa ini berbagai macam kondisi bisa
saja terjadi, hendaknya kita harus siap menghadapi, baik kebijakan yang menguntungkan
ataupun merugikan sebagian orang.
Marilah kita fokus pada urusan kita dan tanggung jawab kita.
Jangan sampai kondisi seperti ini menjadikan kita menyerah, melemah,
malas berusaha dan berputus asa.
Siapa saja yang menjadi sebab terputusnya manfaat seseorang
yang diakibatkan pandemi, atau kebijakan PPKM, PHK dan lain-lainnya, hedaknya tetap
semangat didalam membenahi diri dan memperbaiki ekonomi keluarga.
Mari kita kembali kepada agama kita, hal ini sangat penting,
karena bila keyakinan dan cara berfikir seseorang benar akan membawa efek yang
baik bagi dirinya, memunculkan semangat hidup, etos kerja, optimis dan
menjadikan ketenangan bagi jiwa.
Sebaliknya jika sudut pandang seseorang keliru, sibuk tuding
sana tuding sini, tidak fokus terhadap urusannya, bisa saja hal itu mempengaruhi
jiwanya, menjadi frustasi, malas bekerja, galau, cemas, dan akhirnya putus asa.
Syaitan tidak akan berhenti disitu saja, sampai mengoyak-oyak
dan mencabik-cabik urusan keluarga seseorang dan berakhir pada kehancuran.
Saudaraku, hendaknya kita selalu ingat, setiap kejadian didunia
ini semua telah ditakdirkan Allah ta’ala:
Allah ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي
الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ
نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ . لِكَيْلَا تَأْسَوْا
عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُورٍ.
“Tiada suatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri malainkan telah tertulis
dalam kitab (lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya
kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS.
Al-Hadid [57]:22-23).
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
كَتَبَ
اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ
أَلْفَ سَنَةٍ.
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim
2653).
Ada beberapa
prisip yang harus di pegang bagi setiap muslim agar tetap semangat didalam
menghadapi kondisi demikian ini, diantaranya:
1. Jangan kuatir, Allah telah menjamin rezki
setiap makhluk yang berada di muka bumi ini.
Hendaknya kita
yakin, jalan dan pintu rezki Allah itu banyak, bukan hanya satu tempat, bila
seseorang di PHK di satu tempat, dia bisa bekerja ditempat lain atau mulai
untuk usaha mandiri, karena Allah telah menjamin rezki seseorang, Allah ta’ala
berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ.
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang
itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al
Lauh Al Mahfuz).”
(QS. Huud[11]: 6).
Tentang janji Allah diatas ada sebuah kisah, dimana seseorang
memperhatikan, ada seekor burung pipit yang terbang dari dahan kedahan lain
dengan membawa makanan di paruhnya, kemudian makanan itu sampai di satu ranting
dimana disitu ada seekor ular yang sudah buta, dan tidak mampu lagi mencari
makan, ternyata burung tersebut menyuapkan makanan kepada ular tersebut, atas
perintah siapakah burung ini…? Tentu Allah ta’ala. Lihat buku “Kisah-kisah nyata penjagaan Allah subhanahu wa
ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang shalih” oleh Khalid Abu Shalih.
Oleh karena itu
banyak orang yang di PHK dengan kesabarannya dia meniti usaha yang lain dan
akhir sukses.
2. Jangan kuatir malaikat telah mencatat rezki
kita.
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ
الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ.
“..Kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya
lalu diperintahkan untuk menuliskan empat kata, rezkinya, ajalnya, celaka atau
bahagia…” (HR.
Bukhari 3208 Muslim 2643).
Sebelu kita lahir rezki kita telah tertulis, dan tidak akan
tertukar, masing-masing orang sendiri-sendiri, oleh karena itu jauhkan dari
rasa hasad, iri dan dengki.
3.
Jangan
kuatir kita nggak akan mati sebelum rezki kita sempurna.
Seseoraqng tidak akan mati sebelum
rezkinya di berikan semua kepadanya.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
وَأَنَّ الرُّوحَ الْأَمِينَ نَفَثَ فِي رُوعِيَ
أَنَّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا, فَاتَّقُوا اللهَ
وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ, وَلَا يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ
تَطْلُبُوهُ بِمَعَاصِي اللهِ, فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ مَا عِنْدَ اللهِ إِلَّا
بِطَاعَتِهِ.
“Dan sungguh Ar-Ruhul Amin (Malaikat Jibril yang terpercaya)
telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak akan mati satu jiwa sampai ia
menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam
mencari rezeki, dan sekali-kali janganlah lambatnya rezeki menjadikan kalian
mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidak akan
diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan menaati-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129
dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8/166, Lihat Silsilah Al Hadist As
Sahihah 2866).
4.
Hendaknya kita semangat untuk mencari
rezkii yang halal.
Orang yang beriman hendaknya bersemangat untuk bekerja, tidak
bermalas-malasan, tidak melemah, dilarang dirinya meminta-minta atau bagaikan
benalu yang bergantung kepada orang lain, hendaknya melakukan sesuatu yang
halal.
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS Al Baqarah[2]:172).
Dari Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu ‘anhu, dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ
تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ،
وتَرُوْحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, niscaya kalian akan diberikan rizki oleh
Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut
keluar dalam keadaan lapar dan di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi 2344, Ibnu Majah 4164,
lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 310).
Pernahkah kita lihat burung-burung
itu memiliki lumbung yang di pakai untuk menyimpan makanananya untuk hari
esok…?
Pernahkah kita lihat burung-burung
itu memiliki rekening…?
Pernahkah kita lihat burung-burung
itu berdiam diri di sarang tanpa usaha…? Tidak bahkan berterbangan dari ranting
satu keranting yang lainnya. Bukankah ini sebuah usaha…?
Sedang burung-burung itu mereka
tidak memiliki akal, tidak mampu pinjam kepada yang lain, namun mampu bertahan,
mampu untuk hidup meskipun terkadang sulit.
Bagaimana dengan kita yang telah
diberi akal…? Telah di beri anggota badan lengkap…? Pantaskah kita bersikap
lemah dan pustus asa…? Hal ini tidak terjadi kecuali orang yang lemah akal dan keyakinannya.
5.
Jangan
bersedih kalau kita di takdirkan miskin.
Sesungguhnya ujian manusia itu
berbeda-beda, dan belum tentu orang miskin ketika di uji menjadi kaya dia sanggup,
bisa jadi dia akan lupa dan berbuat dzalim kepada sesama, terkadang ketika
seseorang di uji dengan kemiskinan dia menjadi orang yang taat, shalih dan
mendekat kepada Allah, dari sini Allah saja yang mengetahui kebaikan bagi diri
seseorang.
Kemiskian bukanlah hal yang
ditakutkan oleh Rasullullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau
bersabda:
مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي
أَخْشَى أنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا
أَهْلَكَتْهُم.
“Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian,
melainkan aku khawatir dunia dibentangkan kepada kalian, sebagaimana
dibentangkan terhadap orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian
berlomba-lomba meraihnya. Kemudian dunia itu membinasakan kalian sebagaimana
dia telah membinasakan mereka.” (HR. Bukhari 4015 Muslim 2961).
6.
Jangan sedih, bukan suatu ukuran
benci dan cinta Allah dengan sedikit dan banyaknya harta.
Allah ta’ala berfirman:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ
رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا
مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ .
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia
dimuliakan-Nya dan diberinya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah
memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia
berkata: “Tuhanku menghinakanku.” (QS. Al Fajr [89]: 15-16).
7.
Hedaknya orang muslim optimis didalam
menyongsong hari esok.
Rasullullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
احْرِصْ
عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ
شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ
قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
“Bersungguh-sungguhlah pada
perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan
janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan:
‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian’ Akan
tetapi katakanlah: ‘Qoddarallah wa maa syaa fa’ala (Allah telah mentakdirkan
hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi)’. Sesungguhnya perkataan
‘Seandainya’ membuka pintu perbuatan setan.” (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, dan yang
lainnya).
Demikianlah
hendaknya prinsip setiap muslim didalam mengarungi kehidupannya, semoga
bermanfaat bagi orang yang membaca dan menyebarkannya. Aamiin.
Sragen 20 Dzulhijah 1442
Bertepatan tgl 30-07-2021
Disusun oleh al fakir ilallah:
Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar