1.
Menikah
diniatkan untuk ibadah.
Besarnya manfaat
menikah:
1)
Mendapatkan keturunan jika anak
shalih merupakan aset yang besar bagi kedua orang tuanya.
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau do’a anak yang
shalih.” HR. Muslim 1631.
2)
Menundukkan pandangan.
يَا
مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ،
فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
Wahai para pemuda, barangsiapa di
antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat
menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak
mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat menekan syahwatnya(menjadikan
tameng).” HR. Bukhari 5066 Muslim 1402.
3)
Memelihara
kemaluan.
إِذَا
نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَحَاسِنِ امْرَأَةٍ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ، فَإِنَّمَا
مَعَهَا مَا مَعَهَا.
Jika salah seorang dari kalian melihat kecantikan wanita, maka
hendaklah ia mendatangi (menggauli) isterinya. Sebab, apa yang dimilikinya sama
dengan yang dimiliki isterinya.” HR. Muslim 1403 -Tirmidzi 1158.
4)
Menentramkan
jiwa.
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ
أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً
وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ.
Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. QS Ar-Rum [30]:21.
5)
Menjaga nasab dan martabat manusia.
Allah
ta’ala melarang seseorang berzina:
وَلاَ
تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk,” Al-Israa’[17]: 32.
لاَ
يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا.
“Janganlah
salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin.” HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih.
6)
Meneladani
Sunnah Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam.
اَلنِّكَاحُ
مِنْ سُنَّتِي فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي.
“Menikah adalah sunnahku. Barangsiapa yang enggan melaksanakan sunnahku, maka ia bukan dari golonganku.” HR Ibnu Majah 1846 Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah 2383.
2.
Memilih suami dan istri yang shalih.
Allah ta’ala berfirman:
وَالطَّيِّبَاتُ
لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Wanita yang baik
untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. QS
An Nur[24]:26.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
تُنْكَحُ
الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا،
فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
“Wanita
dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya,
dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau
beruntung.” HR. Al-Bukhari 5090 Muslim 1466.
3.
Mengetahui hak dan kewajiban masing-masing
أَلاَ
إِنَّ لَكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ حَقًّا وَلِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقَّا.
“Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kalian memiliki hak atas isteri-isteri kalian dan
isteri-isteri kalian juga memiliki hak atas kalian.” HR Tirmidzi 1173 Sunan Ibni Majah 1851.
·
Haq seorang istri.
1)
Mempergauli dengan cara
yang baik.
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ.
Dan bergaullah dengan mereka
secara patut. QS An Nisaa’[4]:19.
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ.
Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami,
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. QS Al Baqarah[2]:228.
2)
Mendidiknya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا
مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ
مَا يُؤْمَرُونَ.
“
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”QS. At-Tahrim[66]:6.
3)
Berlaku
lemah lembut.
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا.
“Orang yang imannya paling
sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di
antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap
istri-istrinya”. HR Thirmidzi 1162 Ibnu Majah 1987 dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (lihat
As-Shahihah no 284)
4)
Memberinya
makan, pakaian tempat.
أَنْ تُطْعِمَهَا
إِذَا طَعِمْتَ، وَتَكْسُوهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ، وَلاَ تَضْرِبِ الوَجْهَ، وَلاَ
تُقَبِّحْ، وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ.
“Engkau memberinya makan jika engkau makan, engkau
memberinya pakaian jika engkau berpakaian, janganlah memukul wajah dan
janganlah menjelek-jelekkannya serta janganlah memisahkannya kecuali tetap
dalam rumah.” HR Sunan Ibni Majah 1500, Abu Dawud 2128 Ibnu Majah 1850.
·
Hak
suami
1)
Suami
adalah pemimpinnya.
الرِّجَالُ
قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ
وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم .
“Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” QS. An-Nisaa’[4]: 34
2)
Suami memiliki kedudukan yang besar.
لَوْ
كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ
تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya
aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan
seorang wanita sujud kepada suaminya.” Hadits hasan shahih: HRTirmidzi 1159
Ibnu Hibban 1291. Di shahihkan syaikh Al Bani di Irwaa ul ghaliil 1998
3)
Suami
wajib di taati dalam kebaikan.
إِذَا
دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا
الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.
“Jika seorang pria mengajak istrinya
ke ranjang, lantas istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya
hingga waktu Shubuh” HR. Bukhari 5193 Muslim 1436.
4)
Suami
lantaran menuju ke Syurga.
إِذَا
صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا،
وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ.
“Apabila
seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan,
menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya
ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” Hadits hasan
shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban 1296.
5)
Bermaksiat kepada suami diancam Neraka.
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا
أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ
قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ
إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ
مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ.
“Diperlihatkan kepadaku neraka dan
aku dapati kebanyakan penghuninya adalah para wanita yang ingkar. Rasul ‘alaihish
shalatu wassalam ditanya: “Apakah mereka ingkar kepada Allah ? Nabi bersabda:
“Mereka ingkar kepada suaminya dan ingkar kepada kebaikan suaminya. Seandainya
engkau berbuat baik kepada salah seorang mereka (istri-istrimu) selama satu
tahun, kemuadia wanita tersebut melihat satu kejelekan darimu, maka ia akan
berkata: “Aku tak pernah melihat engkau berbuat baik sedikitpun” HR. Bukhari 1052
Muslim 907.
4.
Memiliki sifat qanaah.
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir, QS. Al Maarij [70]: 19-21.
اُنْظُرُوْا
إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ
فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.
"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan
melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar
kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang berikan kepadamu" HR Bukhari
6490 Muslim 2963.
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ،
وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Tidaklah kaya itu diukur dengan banyaknya kemewahan dunia.
Akan tetapi yang dikatakan kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” HR.
Bukhari 6446 Muslim 1051.
Ibnu Zubair pernah berkhutbah:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ , لَوْ أَنَّ
ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ،
وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ
آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ .
“Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia
diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua
semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga.
Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima
taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” HR. Bukhari. 6438
مَا الدُّنْيَا فِيْ اْلاَخِرَةِ إلاَّ كَمِثْلِ
مَا يَجْعَلُ أحَدُكُمْ إصْبَعَهُ فِيْ الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ.
“Tidaklah dunia ini
jika dibanding akhirat seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan
jarinya ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya
setelah dia menariknya kembali.” HR.Muslim 2858.
5.
Membentuk keluarga yang Bertaqwa.
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا.
Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan membukakan jalan keluar baginya
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. QSAth Thalaq] [65:3.
احْرِصْ
عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ
شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا ,
وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ
الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal
yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala
urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa
sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian,
pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah
ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’.
Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan”.
HR. Muslim 2664
6.
Menjadikan akhirat sebagai tujuan bahtera rumah tangganya.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ
وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. QS. Al An’am[6]:162.
مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه
أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن
كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه
وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ.
Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam Bersabda, “Barang siapa yang menjadikan dunia
sebagai tujuannya, maka Allah memecah-mecah urusannya dan menjadikan kemiskinan
di depan matanya. Dia juga takkan mendapatkan dunia kecuali yang telah
ditetapkan atasnya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya,
maka Allah menghimpun urusannya, menjadikan kecukupan ada di dalam hatinya, dan
dunia pun menghampirinya sementara ia memandangnya sebagai sesuatu yang hina.” HR. Ibnu Majah 4105
dan di shahihkan syaikh Al Bani.
7.
Keberhasilan yang
sesungguhnya adalah membawa keluarga masuk Syurga.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. QS Al Imran[3]:185.
Di Susun oleh : Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar