1) Apa bila mati dalam keadaan musyrik pelakunya akan kekal di dalam neraka.
إِنَّ اللَّهَ لَا
يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.QS.An Nisaa[4]:48.
مَنْ
مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ
لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّة
“ Barang siapa mati dalam
keadaan menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam neraka, barang siapa mati
tidak menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam syurga.” HR. Bukhari
4227 Muslim 92.
2) Menghapuskan pahala amal kebaikan seseorang.
وَلَقَدْ أُوحِيَ
إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Dan Sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.QS Az Zumar[39]:65
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka
kerjakan.QS Al An’am[6]:88.
3) Kemusyrikan sumber petaka di dunia ini.
Sebagaimana banyak di sebutkan bahwa umat-umat
terdahulu mereka di hancurkan karena mereka menyukutukan dengan Allah ta’ala,
demikian pula berbagai bencana saat ini terjadi
tidak lain karena manusia banyak menyekutukan Allah . Allah ta’ala
berfirman:
وَلَوْ أَنَّ
أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ.
Jikalau
penduduk kota-kota beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. QS Al A’raf[7]:97.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ
النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ
مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ
المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ.
Dari Abu Hurairah
radiallahu ‘anhu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda “Jauhilah
tujuh perkara yang membinasakan. Mereka (sahabat) berkata: Wahai Rasulullah
apakah tujuh perkara yang membinasakan itu? Beliau bersabda: “Menyekutukan
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan
harta anak yatim, memakan riba’, lari dari medan perang (jihad), menuduh
berzina wanita baik-baik lagi beriman serta tidak tahu menahu (dengan zina
tersebut).” HR. Bukhari 2766 Muslim 86.
4) Orang yang menyekutukan Allah
adalah seburuk-buruk mahluk di sisi Allah.
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli
Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka
kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. QS Al Bayyinah[98]:6.
5)
Memutuskan dan menghentikan aktifitas
yang seharusnya berjalan di sebabkan
kemusyrikan.
Sebagaimana
kita ketahui orang musyrik tidak boleh di nikahi, tidak boleh di shalatkan,
tidak mewariskan atau menerima waris, tidak halal sembelihannya, dapat
memutuskan hubungan suami istri,, begitu pula banyak aktifitas berhenti
seperti pambangunan, rencana pernikahan,
bepergian hanya karena harinya di anggap sial atau bulan yang diyakini keramat.
وَلَا
تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ
مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى
يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ
أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ
وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُونَ
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran.” QS Al-Baqoroh [2]: 221.
Allah
ta’ala menafikan anggapan sial muncul karena apa yang diyakini oleh orang-orang
musyrik tersebut.
قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا
لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ . قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ
ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ.
Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib
malang Karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami),
niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih
dari kami". Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah Karena
kamu sendiri. apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)?
Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". QS Yaasiin[36]18-19.
Sebenarnya
berhala-berhala yang mereka sembah, keyakinan yang mereka buat-buat sama sekali
tidak membahayakan mereka sebagaimana hal itu telah di buktikan nabi Ibrahim
‘alaihi sallam.
وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ
أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ
الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ.
”Dan bagaimana mungkin aku takut
kepada sesembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak
takut mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak pernah
menurunkan hujjah (keterangan.” QS Al-An’am[6]: 81.
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا
مُدْبِرِينَ .فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ
يَرْجِعُونَ . قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ
لَمِنَ الظَّالِمِينَ .
قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ . قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَى أَعْيُنِ
النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ .
قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ . قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا
فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ . فَرَجَعُوا إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَقَالُوا
إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الظَّالِمُونَ .
ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاءِ يَنْطِقُونَ. قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا
لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ . أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ .
قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ . قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا
عَلَى إِبْرَاهِيمَ.
“Demi Allah, Sesungguhnya Aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.” Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu
hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang
lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah
yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Sesungguhnya dia
termasuk orang-orang yang zalim.” Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang
pemuda yang mencela berhala-berhala Ini yang bernama Ibrahim.” Mereka berkata:
“Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar
mereka menyaksikan.” Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan
Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung
yang besar Itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika
mereka dapat berbicara.” Maka mereka Telah kembali kepada kesadaran dan lalu
berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri
sendiri).” Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): ”Sesungguhnya
kamu (hai Ibrahim) Telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat
berbicara.” Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah
sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi
mudharat kepada kamu?” “. Ah (celakalah)
kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” Mereka
berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu
benar-benar hendak bertinda.” Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan
menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” QS Al Anbiyaa[21]: 57-69.
Ini menunjukkan apa yang di puja selain Allah ta’ala sama sekali
tidak mampu membela dirinya dan juga tidak bisa membalas ketika di hancurkan
atau di hinakan, hal semakna juga di lakukan oleh Khalid bin Walid ketika
menghancurkan ‘uzza yang di agungkan orang kafir Qurayis dan juga sa’ad bin Ziyad Al Asyihali terhadap
berhala Munat, yang terletak di Al Musyalal, Qudaid.
عَنْ أَبِي الطُفَيْلِ قَالَ : لمَاَّ فَتَحَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمَّ مَكَّةَ بَعَثَ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيْدِ إِلَى
نخَلْةَ ٍوَكَانَتْ بِهَا الْعُزَّى فَأَتَاهَا خَالِدٌ وَكَانَتْ عَلَى ثَلَاثِ
سَمُرَاتٍ فَقَطَعَ السَّمُرَاتِ وَهَدَمَ الْبَيْتَ الَّذِي كَانَ عَلَيْهَا
ثُمَّ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ
ارْجِعْ فَإِنَّكَ لَمْ تَصْنَعْ شَيْئًا فَرَجَعَ خَالِدٌ فَلَمَّا أَبْصَرَتْ
بِهِ السدنة وَهُمْ حجبتها أَمْعَنُوْا فِي الْجَبَلِ وَهُمْ يَقُوْلُوْنَ يَا
عُزَّى فَأَتَاهَا خَالِدٌ فَإِذَا هِيَ امْرَأَةٌ عُرْيَانَةٌ ناَشِرَةُ
شَعْرِهَا تَحْتَفِنُ التُّرَابَ عَلَى رَأْسِهَا فَعَمَمَهَا بِالسَّيْفِ حَتَّى
قَتَلَهَا ثُمَّ رَجَعَ إِلَى النَّبِيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ تِلْكَ العُزَّى
Dari Abu Al-Thufail, beliau bercerita, “Ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan kota Mekah, beliau mengutus Khalid bin
al Walid ke daerah Nakhlah, tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnya Khalid
mendatangi ‘Uzza, dan ternyata ‘Uzza adalah tiga buah pohon Samurah. Khalid pun
lantas menebang ketiga buah pohon tersebut. Ketiga buah pohon tersebut terletak
di dalam sebuah rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah tersebut.
Setelah itu Khalid menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan melaporkan
apa yang telah dia kerjakan. Komentar Nabi, ‘Kembalilah karena engkau belum
berbuat apa-apa.’ Akhirnya kembali. Tatkala para juru kunci ‘Uzza melihat
kedatangan Khalid, mereka menatap ke arah gunung yang ada di dekat lokasi
sambil berteriak, “Wahai ‘Uzza. Wahai ‘Uzza.” Khalid akhirnya mendatangi puncak
gunung, ternyata ‘Uzza itu berbentuk perempuan telanjang yang mengurai
rambutnya. Dia ketika itu sedang menuangkan debu ke atas kepalanya dengan
menggunakan kedua telapak tangannya. Khalid pun menyabetkan pedang ke arah jin
perempuan ‘Uzza sehingga berhasil membunuhnya. Setelah itu Khalid kembali
menemui Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Nabi sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Nah, itu baru ‘Uzza.” HR. An-Nasa’i, Sunan Kubro ,
jilid 6 /11547 ini juga di sebutkan di “Ar-Rahiqul Makhtum” Syaikh Shafiyurrahman
al-Mubarakfuri.
6) Membuang
harta secara sia-sia (Tabdir).
Perbuatan
tabdir salah satu perbuatan yang amat disukai oleh syaitan.
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan.” QS. Al Isra’[17]: 26-27.
وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ:
التَّبْذِيرُ: الْإِنْفَاقُ فِي غَيْرِ حَقٍّ. وَكَذَا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ.
وَقَالَ مُجَاهِدٌ: لَوْ
أَنْفَقَ إِنْسَانٌ مَالَهُ كُلَّهُ فِي الْحَقِّ، لَمْ يَكُنْ مُبَذِّرًا، وَلَوْ
أَنْفَقَ مُدًّا فِي غَيْرِ حَقِّهِ كَانَ تَبْذِيرًا.
وَقَالَ قَتَادَةُ:
التَّبْذِيرُ: النَّفَقَةُ .
فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ تَعَالَى، وَفِي غَيْرِ الْحَقِّ وَفِي الْفَسَادِ.
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir
(pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.”
Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang
menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir
(pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak
tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).”
Qotadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir
(pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada
jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, QS Al Isra’[17]:26-27.
7) Ketakutan
di dalam hatinya sehingga melemahkan jiwa dan raga.
Pelaku kemusyrikan akan senantiasa di hantui rasa cemas,
kekuatiran, dan ketakutan, Allah ta’ala menyebutkan di dalam firmanNya:
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ
كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ
سُلْطَانًا وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ.
“Akan
Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka
menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan
tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk
tempat tinggal orang-orang yang zalim.” QS Ali Imran[3]: 151.
Ketakutan seperti takut kematian, musibah, melanggar aturan yang di buat nenek moyang atau berbagai macam gangguan yang di sebabkan manusia ataupun jin, seperti lupa tidak membawa zimat, merasa kurang di dalam memberikan sesaji, dan lain-lain, rasa ketakutan inilah yang akan selalu memenuhi pikiran orang-orang musyrik, sehingga sanggat menyiksa di dalam hidupnya, begitu pula rasa takut terhadap musuh-musuhnya, sebagaimana hal ini terjadi kepada kaum musyrikin pada waktu perang Badar, melihat jumlah kaum muslimin seakan-akan berlipat ganda.
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ.
Sesungguhnya
telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur).
Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang
dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah
mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata
hati.(QS. 3:13)
8) Menjadikan
perpecahan bagi manusia.
Kemusyrikan sumber perpecahan bagi
manusia, karena setiap orang akan
mengikuti hawa nafsunya. Allah ta’ala berfirman:
وَلَا
تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا
شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ
فَرِحُونَ
Janganlah kamu
termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang
memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. QS. Arrum[30]:31.
9)
Kemusyrikan
sangat merendahkan akal dan kedudukan manusia.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ
اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia
Maha mengetahui segala sesuatu. QS Al Baqarah[2]:29.
Manusia di beri kedudukan tinggi untuk memberdayakan alam ini termasuk
binatang-binatang yang ada agar di manfaatkan bukan sebaliknya menyembah dan
mengagungkannya.
10) Pelaku
kemusyrikan telah tersesat sejauh-jauhnya.
Pelaku kemusyrikan akan disesatkan Allah dengan kesesatan
yang jauh, mereka senantiasa di hadapkan dengan kebingungan, karena tidak
memiliki sandaran yang kuat, dari situlah syaitan akan membisikan berbagai
macam rayuan dan tipuan untuk menyengsarakannya.
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ
ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا.
“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” QS. An Nisa’[4]:
116.
وَمَن يَعْشُ
عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ. وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ
وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ.
Barangsiapa
yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan
baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar
menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa
mereka mendapat petunjuk. QS. Az-Zukhruf[43]: 37.Inilah diantara bahaya kemusyrikan yang mengancam pelakunya di dunia dan akhirat, meskipun demikian Allah mengampuni semua dosa seandainya manusia sebenar-benar bertaubat kepada Allah, baik itu dosa syirik maupun dosa besar lainnya, Allah ta’ala berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم.
Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang meĀlampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat
Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS Az-Zumar[39]:53.
Sragen 08-11-2017
Disusun oleh: Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar