Diantara
sekian banyak permusuhan yang di canangkan musuh-musuh islam selain dari
orang-orang kafir yang sama sekali tidak
memiliki agama, juga orang-orang ahlul kitab (Yahudi dan Narani), mereka
membenci islam semenjak islam muncul hingga sekarang ini, sehingga Allah dengan
rahmatNya memberitahukan kepada RasulNya ` Allah berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ
وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ
الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ
الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
QS.2 Al Baqarah:120
Perjalanan sejarah nenek moyang mereka telah memulai
permusuhan sejak awal tatkala melihat islam berkembang di Madinah dengan pesat,
sehingga menjadikan hasad dan dengki orang-orang yahudi, mereka juga mengkawatirkan
masa depan mereka, mengingat sebelum Rasulullah ` datang mereka bebas dalam mererapkan agama mereka,
serta menyimpangkannya sesuai dengan hawa nafsunya.
Kedatangan Rasulullah ` dianggap yang akan menghalang-halangi, sebagaimana ahlul
kitab jaman sekarang merasa islam sebagai penghalang, diantara tokoh-tokoh
moyang mereka seperti Ka’ab bin
al-Asyraf (memperolok-olok Rasulullah `), Amr bin jahhsy (yang melakukan konsfirasi pembunuhan
terhadap Rasulullah `
), Huyai bin akhthab (yang telah menghianati janji dan di usir oleh Beliau`, akirnya memprofokasi orang-orang
Qurays hingga terjadi perang Ahzab).[1]
Sebagaimana sejarah berbicara bahwa orang-orang yahudi beberapakali
hendak melakukan percobaan pembunuhan terhadap Nabi ` tapi senantiasa gagal didalam
mewujudkan keinginannya. Inti dari semua yang dilakukan dari dulu hingga
sekarang ini tak lain keinginan mereka untuk menghapus Islam dari muka bumi,
namun Allah senantiasa menjaga agamaNya bahkan Allah akan memenangkan agamanya sebagaimana
Allahl berfirman:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ
بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ . هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ.
Mereka ingin memadamkan
cahaya Allah dengan mulut-mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru)
menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".Dia-lah
yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia
memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.
QS.61 Ash Shaff: 8-9.
Berbagai kekerasan di tempuh dari dulu hingga sekarang[2], namun yang terjadi justru
kebalikannya bahkan jumlah kaum muslimin semakin bertambah di negri-negri
kafir.
Tatkala mereka tak dapat mewujudkan keinginan mereka dengan
kekerasan mulailah mereka berfikir bagaimana mereka dapat menghancurkan islam
dari dalam, Sesuai kaidah kafir mereka “ untuk meraih tujuan di bolehkan dengan
menghalalkan segala cara” mulailah mereka
mengambil langkah Diraasah orientalis yaitu dengan mendoktrin kaum muslimin di
negri-negri kafir mereka, memfasilitasi apa saja yang mereka butuhkan, mereka
memerangi kaum muslimin dengan cara (ghazul fikri) yang dikenal dengan perang
pikir.
Sungguh amat di sayangkan para pelajar itu mereka tidak
menyadari atau mereka memang telah tertutup mata hati dan pendengaran mereka, jikalau
dirinya di peralat untuk mencapai tujuan orang-orang kafir itu, mereka di didik
dengan tujuan di jadikan mesin perusak islam dari dalam.
Wal hasil setelah mereka pulang kenegri-negri mereka mulailah
pelajar-pelajar itu (diantaranya kelompok paramadina) menyerang orang-orang
yang konsisten dengan sunnah, menganggap mereka tak bisa mengikuti perkembangan
jaman, hingga titik puncak kebobrokan (yang sebagaimana insya Allah akan kita
sebutkan), mereka bangga dengan penyimpangan-penyimpangan sehingga mereka
memiliki pikiran-pikiran yang nyleneh, membuat-buat kaidah sendiri, menganggap
tidak wajib apa yang kaum muslimin sepakat tentang kewajibanya, (seperti islam
satu-satunya agama yang di terima Allah, berjilbab dianggap tidak wajib, dll).
Mereka juga menentang apa yang telah jadi kesepakatan para
ulama, mereka mengaku pambaharu islam, pemikir islam, cendekiawan muslim dan
lain-lain yang tak lain adalah srigala yang berbulu domba, yang memiliki pemikiran
kufar, yang tidak ragu lagi saya katakan kepada mereka bahwa mereka adalah
antek-antek yahudi, orang-seperti merekalah yang sejatinya musuh berbahaya, karena
merong-rong kaum muslimin dari dalam, begitu pula disaat srigala-srigala ini di
waspadai dan dagangan busuk mereka mulai
tercium dan diketahui mereka segera mengganti bungkus mereka dengan yang lain
yaitu dengan islam nusantara, yang pada haqiqatnya mereka adalah JIN-JIN (
jaringan islam nusantara) yang memiliki pemikiran kufur dan mereka inilah yang
termasuk di sinyalir hadist Rasulullah`: yang bunyinya:
حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ
النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ
بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ
هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ
وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّونَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُونَ بِغَيْرِ
هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ
شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا
قَذَفُوهُ فِيهَا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ
قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ فَمَا تَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ
الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا
إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى
أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ . متفق عليه
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman رضي الله عنه dia berkata, “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وعلى
أله وسلم tentang kebaikan sedangkan aku bertanya
kepada Beliau tentang kejelekan karena khawatir akan menimpa diriku.” Aku
berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dulu berada di masa jahiliyah dan
keburukan, kemudian Allah mendatangkan kepada kami kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini ada
kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya.” Aku bertanya, “Apakah setelah keburukan
tersebut ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya, akan tetapi padanya ada dakhon(
kabut).” Aku bertanya, “Apakah itu wahai rasulullah?” Beliau menjawab, “Suatu
kaum yang tidak berpegang dengan sunnahku dan mengambil petunjuk bukan dengan
petunjukku, padahal engkau mengenal mereka akan tetapi engkau ingkari.” Aku bertanya
lagi, “Apakah setelah kebaikan tersebut ada keburukan?” Beliau menjawab, “Ya,
yaitu para da’i yang mengajak kepada pintu-pintu neraka jahanam. Barangsiapa
yang menyambut ajakan mereka, maka mereka akan melemparkannya ke neraka
jahanam.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah sebutkanlah cirri-ciri mereka.”
Beliau menjawab, “Suatu kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita, berbicara
dengan bahasa kita.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah apa yang engkau
perintahkan jika aku mendapatkan keadaan
yang demikian?” Beliau menjawab, “Berpegang teguhlah dengan jama’ah kaum
muslimin dan pemimpin mereka.” Aku bertanya, “Jika mereka tidak mempunyai
jama’ah dan pemimpin?” Beliau menjawab, “Tinggalkanlah kelompok-kelompok
(sesat) itu walaupun engkau menggigit akar pohon sehingga kematian datang
menjemputmu dalam keadaan engkau seperti itu.[3]
Dari akibat yang
mereka timbulkan terjadilah kontra vesrsi di kalangan kaum muslimin yang luar
biasa, bahkan berujung dengan tertumpahnya darah di antara mereka, sedangkan
para penjualnya merasa bangga karena berhasil atas dagangan busuk mereka, atas
kamuflase yang mereka lakukan bisa mengelabuhi mangsa-mangsa mereka, terutama dari
kalangan orang-orang yang memang tak memiliki pondasi agama yang kuat, sehingga
mereka terombang ambing tak ubahnya seperti daun kering yang di terpa angin, karena
saking banyaknya korban yang terus menerus berjatuhan, mereka menjajakan
dagangannya melalui dunia perfilman, Koran-koran tabloid-tabloid dan lain-lain.
Adapun kaum muslimin yang menolak keberadaan mereka, mereka sadar
jika musuh telah menyerang di balik selimut, menancapkan senjata ke
jantung-jantung mereka, menancapkan kuku-kuku
ke badan mereka, sehingga merobek, keimanan mereka, jadilah
korban-korban mereka tak ubahnya seperti jasad tanpa ruh, karena ruh iman telah
di tanggalkan, mereka memiliki target terhadap mangsa-mangsanaya, Allah
musta’an.
Dari sini orang-orang orientalis memandang busur yang mereka
lontarkan lebih mengena pada sasaranya, sehingga tak lagi merepotkan dan
menghantui mereka, islam di buat tinggal nama, orang-orang islam tidak di suruh
masuk kepada agama mereka namun pikiran-pikiran mereka di cuci, ajaran-ajaran
islam di lucuti satu persatu, sehingga islam benar-benar telah di permak
menurut kemauan mereka, mereka menghendaki orang-orang islam berfikir
sebagaimana orang-orang kafir itu berfikir dan beragama, kita berlindung kepada
Allah dari tipu daya dan maker yang besar ini.
Hendaknya orang-orang
yang berbuat makar itu takut kepada Allah, ingat Allah l tidak lalai dari apa yang mereka perbuat Allah berfirman:
وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ
اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ .
Dan Sesungguhnya mereka telah
membuat makar yang besar, dan di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. dan
Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap
karenanya. QS.14. Ibrahim:46
أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ
يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَشْعُرُونَ.
Maka apakah orang-orang yang
membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi
oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang
tidak mereka sadari, QS.16. An Nahl:45.
Wahai
orang yang berbuat makar ketahuilah kalian akan di balasi cepat atau lambat,
demikian pula saudaraku kaum muslimin sadarlah, agama kalian telah di
acak-acak, aqidah kalian telah di gerogoti, sadarlah, janganlah kalian mau di
perdaya oleh orang-orang yang sejatinya musuh kalian dan musuh islam, jangan
kalian tertipu dengan hanya karena mereka memakai simbul-simbul islam, bicara
tentang islam, karena sesuatu itu akan di hitung dan di angap sesuai dengan
kenyataanya, dan tidak lain kenyataanya mereka merusak islam dari dalam, dan
inilah diantara kerusakan-kerusakan dan penyimpangan mereka yang paling parah :
1.
Tidak memakai kaidah yang di tetapkan
para ulama di dalam memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Sebagaimana kaidah dalam memahami tafsir Al Qur’an.[4]
Mereka sama sekali tidak memakai kaidah tersebut
JIL/JIN. membalikkan kaidah para ulama diantaranya ” Al ‘ibraatu
bi umumi lafdzhi, laa bi khususi sabab”
di balik menjadi “ Al Ibraatu bi khususi sabab la bi umumi lafdzhi”.
Yang artinya “pelajaran itu di ambil berdasarkan keumuman lafad tidak
dikhususkan karena sebab”. Sehingga pandangan mereka akan selalu tertuju pada
asbabun nuzul yang mana jika di sandingkan keadaan sekarang dianngap berbeda,
yang pada akhirnya mereka memandang Al Qur’an tidak lagi singkron dengan jaman,
Allahu musta’an.
2.
Menganggap Rasulullah ` seseorang yang juga perlu di
kritisi, tidak di benarkan secara mutlak.
Diantara keburukan ucapan mereka, “ Dirkursus-dirkusus
kontemporer tersebut pun hendaknya dikaji dengan memperhatikan prinsip-prinsip
dasar “pembacaan baru” sebagai berikut. Pertama, mafhum makanah al-nabi bi
al-qara’in al-waqi’iyyah (memahami posisi Nabi via historisitas hadis), apakah
sabda Muhammad ditinjau dalam posisinya sebagai Rasul, manusia biasa, suami,
hakim, atau pemimpin politik, karena ketaatan yang “ta’abbudi” (benar-benar
ditaati) hanya dalam posisinya sebagai Rasul. Kedua, taqdim al-ushul ala
al-fushul (mendahulukan pokok-pokok agama dari pada penerapan-penerapan aspek
parsial keagamaan). Oleh Asrar mabrur
faza. *Dosen STAIS Al-Hikmah Medan.
Kandidat Doktor UIN Alauddin Makassar,
Mereka tidak menyadari jika Allah sendiri beerfirman:
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ
يُوحَى.
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى.
Dan tiadalah yang diucapkannya
itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya). QS.53.An-Najm:3-4.
3.
Memahami
agama tidak sebagaimana pemahaman para sahabat g.
Ini
sudah menjadi sunnatullah bagi orang-orang yang memahami agama tidak
sebagaimana pemahaman para sahabat yang
merupakan murid-murid Rasulullah `, wahyu
di turunkan di tengah-tengah mereka bahkan dengan lancangnya mereka melemahkan
diantara para sahabat, diantara ucapan buruk mereka:
Kata orang JIL/JIN “Jika diperhatikan argumen-argumen di atas
berbanding terbalik dengan realitanya. Al-Walid bin Uqbah misalnya, adalah
sahabat yang pernah berbohong kepada Nabi, mabuk dalam memimpin salat subuh,
serta disebut fasik dalam Alquran Surat al-Hujurat (49) ayat 6. Al-Asy’ats bin
Qays al-Kindi pernah murtad dan kembali lagi masuk Islam. jubair bin ‘Abdillah
bin Murrah bin ‘Abdillah bin Sa‘ab pernah dilaporkan telah mencuri tas kulit
Nabi. Abu Darda’ pernah dinilai berdusta. Abu Hurairah pernah mengalami
gangguan kejiwaan karena menderita epilepsi. Abu Hurairah meriwayatkan hadis
tentang anjuran bekerja tetapi tidak mengamalkannya, “alias” tunakarya. Pernah
sombong di hadapan sahabat Nabi yang lainnya, karena merasa superior dalam hal
kekuatan daya hafal. Padahal kita tahu, sikap “kibriya” hanya pantas dimiliki
oleh Allah—tidak Muhammad, apalagi seorang Abu Hurairah.” Oleh
Asrar Mabrur Faza*. Ini sekelumit kebencian mereka kepada para sahabat, yang
mana Allah dan rasulNya telah memujinya.
apa yang mereka sampaikan sayangnya tidak di dasari ucapan oleh para
ulama, terlebih imam madzhab, ini menunjukkan lemahnya tipudaya mereka.
Mereka
pun mulai lancang mengkritisi hadist-hadist Bukhari dan muslim, padahal para
ulama kaum muslimin sepakat akan ke shahihannya.
Orang-orang
seperti ini akan di sesatkan oleh Allah dan di ancam dengan neraka sebagaimana
firman Allahl:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ
الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang rasul
sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali.QS.4. An Nisaa:115
Karena
orang-orang muslim di ayat ini tidak lain adalah para sahabat.
4.
Anggapan semua agama adalah benar.
Kita sama-sama mengetahui bahwasanya agama di sisi Allah adalah islam
sebagaimana firman Allah l:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ
مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ
فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ.
Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah
diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.QS.3.Al
Imraan:19
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ
دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Barangsiapa mencari agama selain
agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. QS.3.Al
Imraan: 85
5.
Orang kafir hanyalah mereka yang
tidak berpegang dengan agama.
Menurut mereka seseorang beragama apapun di bolehkan sekalipun bukan agama
samawi. Orang kafir menurut fersi mereka adalah yang tidak punya agama.
Padahal jelas Allah menyebut Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dengan
sebutan yang jelas yaitu kafir, Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ
فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ.
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk.QS.98. Al Bayinah: 6
6.
Kebenaran menurut mereka adalah
nisbi( menurut pandangan masing-masing)
Dari sini kita tahu kebodohan orang-orang JIL/JIN. Karena mereka anggap
semua orang bisa di dalam kebenaran, jika demikian apa gunanya Allah menurunkan
kitabNya. Jelas ini bertentangan dengan firman Allah :
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ4
(beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
QS.2 Al Baqarah:185
Dari sini
mereka memiliki anggapan bahwa orang selain beragama islam juga akan dimasukkan
kedalam syurga. Naa udzu billahi min dzalik.
7.
Hukum agama tidak boleh di terapkan
di dalam negara.
Padahal kita sama tahu jangankan perkara pemerintahan bagaimana kita
buang hajad saja sudah di ajari. Ini tidak lain karena ketakutannya majikan-majikan mereka, para pendananya takut seandainya hukum Allah tegak di muka
bumi.
8.
Menyamakan gender (laki-laki dan
perempuan)
Sesungguhnya ini sangat bertentangan dengan firman Allah :
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ
بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ4
Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. QS.4. An
Nisaa:34
9.
Memperjuangkan kelompok penyimpang LGBT(LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).Di antara ucapan buruk dan apa yang mereka
rencanakan di bawah ini:
Diskusi
bulanan pertama Jaringan Islam Liberal (JIL/JIN) waktu itu, Senin 26
Juli 2010, mengangkat tema “Tafsir Atas Homo Seksualitas dalam Kitab Suci”.
Kitab Suci yang dimaksud adalah Kitab Suci yang berasal dari agama Islam dan
Kristen. Diskusi yang berlangsung di Gedung Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu 68
H, Jakarta tersebut menghadirkan dua narasumber: Dr. Ioanes Rakhmat (IR),
mewakili pandangan Kristen; dan Mohamad Guntur Romli (MGR), mewakili pandangan
Islam. Diskusi kali ini dimoderatori oleh Abdul Moqsith Ghazali.
Pada
diskusi kali ini, ada dua “rekor” baru yang terjadi. Pertama, ini merupakan
kali pertama JIL menyelenggarakan diskusi bertemakan homo seksualitas, meskipun
pembicaraan di dalamnya menyangkut juga dengan transgender dan biseksual
sehingga istilah yang lebih lazim digunakan adalah LGBT (lesbian, gay,
biseksual, dan transgender). Kedua, baru kali ini juga muncul tanggapan dari
para peserta diskusi hingga mencapai 15 orang. Hal itu tentunya membuat diskusi
kali ini menjadi lebih seru dan memakan waktu lebih panjang.
Sesuai
dengan tema yang diberikan oleh JIL/JIN, kedua narasumber hendak melakukan
penafsiran ulang atas pandangan-pandangan Kitab Suci terhadap homoseksualitas.
Tentu saja diharapkan melalui diskusi ini, ada cara pandang lain yang lebih
positif terhadap kaum homo seksual ataupun LGBT, khususnya yang berasal dari
penafsiran Kitab Suci lihatlah bagaimana mereka beraninya mempermainkan
kita-kitab suci.
Inti
dari diskusi itu tidak lain agar manusia berpandangan melunak terhadap
penyimpangan sexsual, dan supaya manusia menerima dan di bolehkan, padahal ini
jelas jelas di laknat oleh Allah sebagaimana di sebutkan kisah nabi Lud p dan penyebab di
binasakannya kaum Sodom dan Gumora. mereka berusaha untuk menyimpangkan sebab
dan akibat yang mengenai kaum tersebut. Allah berfirman:
قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ
وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kamu Telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan
terhadap puteri-puterimu; dan Sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang
Sebenarnya kami kehendaki." QS.11.Hud:79
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
Maka tatkala datang azab kami,
kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan
kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
QS.11.Hud: 82
10.
Tidak adanya al wala’dan AL baraa’ di
dalam agama mereka.
Padahal jelas Al wala’ wal bara’ adalah merupakan ikatan yang kuat di
dalam agama ini. Allah berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ
تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ
بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ.
Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat
Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.QS.2.Al
Baqarah:256
Dan tidak sempurna
keimanan seorang muslim hingga beriman kepada Allah serta mengkufuri taghut,
dan termasuk agama selain islam adalah agama berhala.
Semoga
yang sedikit ini bermanfaat bagi saya pribadi dan kaum muslimin, serta menjadi
amal shalih. Amin
Saran,
kritik, dan motivasi di harapkan.
Oleh: Abu
Ibrahim
[1]
Lihat sejarah islam yang berjudul “Ar Rahiqul mahtum” di tulis oleh: Syaikh
Shafiurrahman Al Mubarakfury.
[2]
Lihatlah bagaimana mereka menindas palestina, afganistan, dan lain-lain,
walaupun keadaannya menyedihkan namun islam semakin meringsek masuk di
negri-negri dimana orang-orang kafir itu tinggal.
[3]
Bukhori ( 3606) Muslim ( 1487)
[4]
Sebagaimana di sebutkan di permulaan tafsir para ulama diantaranya “TAFSIR IBN
KATSIR” juga sebagaimana di sebutkan oleh Syaikh Utsimin dalam kitabnya “ USUL
TAFSIR”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar