1.
Beribadah
kepada Allah semata, sesuai dengan syariat-Nya dan berbuat baik kepada dua
orang tua dan orang lain.
Allah
ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا.
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua
orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat
dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS.
An-Nisa’ [4]:36.
1) Tidak berbuat syirik.
2) Tidak berbuat bid’ah.
3) Berbakti kepada orang tua dan berbuat baik
kepada orang lain.
Berpaling dari agama tidak akan mendapatkan
kebahagian selamanya.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ
أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَعْمَى.
“Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaha [20] :
124).
2.
Menghormati
suami.
Allah ta’ala berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ
بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم.
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”
(QS. An-Nisaa’[4]: 34)
Suami
memiliki kedudukan yang besar, hendaknya seorang istri menyadari hal itu,
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا
أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا.
“Seandainya
aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan
seorang wanita sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi 1159, Ibnu Hibban 1291, di
shahihkan syaikh al-Albani di dalam Irwaa’ ul ghaliil 1998).
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya
kepada seorang perempuan, “Apakah engkau telah bersuami?” Ia menjawab, “Sudah.”
Beliau bertanya lagi, “Bagaimana sikapmu kepada suamimu?” Ia menjawab, “Aku
tidak pernah mengurangi (haknya) kecuali yang aku tidak mampu mengerjakannya.” Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ
جَنَّتُكِ وَنَارُكِ.
“Perhatikanlah bagaimana hubunganmu dengannya karena suamimu
(merupakan) Surgamu dan Nerakamu.” (HR. Ahmad 19003 dishahihkan Syaikh
al-Albani di dalam as-Shahihah 2612).
3.
Bersyukur kepada suami.
Allah
ta’ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ.
“Maka ingatlah
kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah[2]:152).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ
الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ.
“Barang
siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri
sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad 18449, Baihaqi Syu’abul iman 8698, Di hasankan
Syaikh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 667).
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ
هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ
أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.
“Lihatlah
kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di
atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar
kalian
tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu." (HR Bukhari
6490 Muslim 2963).
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا
أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ
قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ
إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ
مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ.
“Diperlihatkan
kepadaku neraka dan aku dapati kebanyakan penghuninya adalah para wanita yang
ingkar. Rasul ‘alaihish shalatu wassalam ditanya: “Apakah mereka ingkar kepada
Allah ? Nabi bersabda: “Mereka ingkar kepada suaminya dan ingkar kepada
kebaikan suaminya. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang mereka
(istri-istrimu) selama satu tahun, kemuadia wanita tersebut melihat satu
kejelekan darimu, maka ia akan berkata: “Aku tak pernah melihat engkau berbuat
baik sedikitpun” (HR. Bukhari 1052, Muslim 907).
4.
Menjaga
diri dari fitnah.
Hendaknya
istri menjaga dari dari berbagai fitnah, seperti yang terjadi dewasa ini, baik
yang muncul dari Internit, televise, ditempat kerja maupun tempat tinggalnya.
Allah
ta’ala berfirman:
فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا
حَفِظَ اللّٰهُ.
“Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang
taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah
telah menjaga (mereka).” (QS. An-Nisa[4]:34).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا صَلَّتِ
الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ
بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ.
“Apabila
seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan,
menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya
ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” (HR. Ahmad 1661,
Hibban 1296 Tabrani mu’jam al-Ausath 4596, dishahihkan Syaikh al-Albani di
dalam Shahihul Jami’ 660).
5.
Hendaknya
mentaati suaminya.
Hendaknya
seorang istri mentaati suaminya dalam perkara yang baik.
Allah
ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي
الْأَمْرِ مِنْكُمْ.
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta pemimpin di antara kamu. (QS. An-Nisa
[4]:59).
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ
بِالْمَعْرُوفِ ۚ
وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ
وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ.
“Dan
mereka (para wanita) memiliki hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang pantas. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah
Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah[2]: 228).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya wanita
seperti apa yang baik, Beliau menjawab:
الَّتِي
تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي
نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ.
“Yang paling menyenangkan jika dilihat suami, mentaati suami jika
suami memerintahkan sesuatu, dan tidak menyelisihi suami dalam diri dan
hartanya dengan apa yang dibenci oleh suaminya.” (HR. An-Nasa’i 3231,
dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ
امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ
حَتَّى تُصْبِحَ.
“Jika
seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas istri enggan memenuhinya,
maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari 5193, Muslim
1436).
6.
Tidak keluar rumah tanpa ijin dan tabaruj
(menampakkan perhiasan).
Tidak
keluar rumah dan menampakkan auratnya.
Allah
ta’ala berfirman:
وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى.
Tetaplah tinggal di rumah kalian, dan jangan melakukan tabarruj
seperti tabarruj jahiliyah yang dulu. (QS. al-Ahzab [33]: 33).
Imam asy-Syaukani berkata, “At-Tabarruj adalah seorang wanita
menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib
untuk ditutupinya, yang ini dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki.”
(Fathul-Qadir, 4/395).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا اسْتَأْذَنَكُمْ
نِسَاؤُكُمْ بِاللَّيْلِ إِلَى الْمَسْجِدِ فَأْذَنُوا لَهُنَّ.
Apabila istri kalian meminta izin kepada kalian untuk berangkat ke
masjid malam hari, maka izinkanlah… (HR. Ahmad 5211, Bukhari 865, dan
Muslim 1019)
Ketika Aisyah sakit beliau minta izin kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam:
أَتَأْذَنُ لِى أَنْ
آتِىَ أَبَوَىَّ
“Apakah anda mengizinkan aku untuk datang ke rumah
bapakku?” (HR. Bukhari 4141, Muslim 7169).
7.
Tidak memakai minyak wangi di saat keluar rumah.
Hendaknya
wanita tidak memakai minyak wangi yang dapat menggugah syahwat para lakai-laki,
adapun minyak wangi yang tampak warnanya namun tidak wangi hal itu boleh.
Dari Abu Musa Al
Asy’ari radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
أيُّما امرأةٍ استعطرتْ ثُمَّ
خَرَجَتْ ، فمرَّتْ علَى قومٍ ليجِدُوا ريَحها فهِيَ زانيةٌ ، وكُلُّ عينٍ زانيةٌ.
“Wanita mana saja yang memakai wewangian lalu
ia keluar dan melewati para lelaki sehingga tercium sebagian dari wanginya
tersebut, maka ia adalah seorang pezina. Dan setiap mata yang melihatnya juga
pezina.” (HR. Abu Daud. 4173, At Tirmidzi 2786, dihasankan oleh Syaikh al-Albani
di dalam Shahih Al Jami’ 2701).
8.
Hendaknya menutup aurat mereka.
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ
يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا.
“Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu.”(QS. Al-Ahzab[33]:59).
larangan pakaian tapi terlanjang.
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ
أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا
النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ
رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا.
“Ada
dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum
yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para
wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan
tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan
sekian.” (HR. Muslim 2128).
9.
Tidak
meminta cerai tanpa alasan yang syar’i kepada suami.
Hendaknya bersabar terhadap akhlaq buruk suami
dan mendoakan kebaikan.
Rasulullah sallallahu ‘alai wa sallam besabda:
أَلَاْ
أُخبِرُكُم بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟ كُلُّ وَدُودٍ وَلُودٍ ، إِذَا غَضِبَت
أَو أُسِيءَ إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا، قَالَت : هَذِه يَدِي فِي يَدِكَ ،
لَاْ أَكْتَحِلُ بِغُمضٍ َحتَّى تَرضَى.
Maukah
ku beritahu wanita di antara kalian yang menjadi penghuni surga? Yaitu setiap
wanita yang penuh kasih (kepada suaminya), banyak keturunannya, apa bila dia
marah, atau suaminya berbuat buruk kepadanya, atau apabila suaminya marah
kepadanya, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan
suaminya seraya berkata, ‘Demi Allah, aku tidak dapat tidur sebelum engkau
rida’.” (HR. Tabrani 1743, dishahihkan Syaikh al-Albani 3380).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras bagi wanita meminta cerai kepada
suaminya tanpa alasan yang dibenarkan syariat.
أيُّما امرأةٍ سألت زوجَها طلاقاً فِي غَير مَا بَأْسٍ؛ فَحَرَامٌ
عَلَيْهَا رَائِحَةُ الجَنَّةِ.
“Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa
kondisi mendesak maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud 2226, Tirmidzi
1187 dan dihahihkan al-Albani di dalam al-Misykah 3279).
10.
Memperbanyak sedekah, berdzikir dan
bertaubat kepada Allah.
Allah ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا
مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An Nahl [16]:97).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ
فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي
كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ
مِنْ الدُّنْيَا.
“Bersegeralah
beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam
yang gelap, seseorang dipagi harinya beriman dan disorenya telah menjadi kafir,
atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual
agamanya dengan gemerlap dunia. “ (HR.Muslim 186).
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ
بِشِقِّ تَمْرَةٍ, فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ.
“Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma.
Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah.” (HR. Bukhari 6023,
Muslim 1016).
Demikianlah
semoga bermanfaat, aamiin.
Sragen
31-01-2024.
Junaedi
Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar