Allah ta’ala senantiasa mencurahkan rezkinya kepada siapa saja yang Allah kehendaki.
Allah ta’ala
berfirman:
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ
وَيَقْدِرُ .
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada
siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya.” (QS. Al-Isra’[17]: 30).
Meskipun demikian ada sebab-sebab yang dapat mendatangkan rezki,
diantaranya:
1.
Bersyukur kepada Allah ta’ala.
Apa bila seseorang bersyukur dengan nikmat Allah ta’ala
Allah akan menambahkan nikmatnya bagi dirinya.
Allah ta’ala berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ.
“Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim [14]:7).
Banyak orang yang mendapatkan nikmat namun tidak mensyukuri
(tidak menggunakan nikmat tersebut pada keridhan Allah) sehingga Allah cabut darinya.
Adapun orang kafir yang mendapatkan kenikmatan terus menerus,
sementara mereka bermaksiat dalam menggunakan nikmat tersebut, itu tidak lain adalah
istidrat (di jauhkan dari kebenaran dengan tidak di sadari) dari Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman:
فَلَمَّا نَسُوا مَا
ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا
فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ .
“Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputusasa.” (QS Al An’am[6]:44).
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan).
وَلا يَحْسَبَنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا
نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ.
“Dan
janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh kami
kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya kami memberi tangguh
kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka
azab yang menghinakan.” (QS. Al
Imran[3]:178).
2. Bersedekah.
Allah ta’ala
berfirman:
Allah subhanau wa ta’ala berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ
سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah[2]:261).
Dari Abu
Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ
مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang
turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada orang yang berinfak.”
Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan
bersedekah.” (HR.
Bukhari 1442 Muslim 1010)
Memberi nafkah kepada keluarga termasuk bersedekah yang
paling utama, karena merupakan orang yang yang menjadi tanggungannya, kemudian
orang-orang yang masih ada hubungan kerabat dan seterusnya.
Hendaknya tidak pula meninggalkan sedekah di masjid-masjid,
di jalan dan kepada siapapun yang sangat membutuhkan, semakin kita berbagi akan
semakin menentramkan hati kita, semakin Allah buka pintu Rezki kita.
3. Menyambung
silaturrahmi.
Allah ta’ala
berfirman:
وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ
أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ.
“Dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat
kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS.Al-Baqarah[2]:27).
Termasuk
di dalamnya berbakti kepada kedua orang tua.
Allah
ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا…
“Dan sembahlah
Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun, dan berbaktilah kepada
kedua orang tua..” (QS. An-Nisaa[4]:36.
Diantaranya kisah
tiga orang yang terjebak didalam gua, satu diantara mereka berdoa kepada Allah
ta’ala dengan bertawasul amal shalih, yaitu berbakti kepada kedua orang tuanya
yang pernah di lakukan, Allah mengabulkan dan menyelamatkan dari gua tersebut.
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ
وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. رواه البخاري ومسلم.
”Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezkinya dan
dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.” (HR. Bukhari 5986 Muslim2557).
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي
إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا.
"Silaturahmi bukanlah yang saling membalas
kebaikan, akan tetapi seseorang yang berusaha menyambung hubungan
persaudaraannya meskipun diputus hubungan persaudaraan dengan dirinya." (HR. Bukhari 5991 Abu Daud 1697 Tirmidzi 1908).
Silaturahim
adalah jembatan kasih sayang, satu sama lain bisa saling menanyakan keadaannya,
meminjami modal atau sekedar membantu
memberi pekerjaan, semua itu akan menjembatani dua sisi yang berbeda, saling
menyantuni dan akan mempererat kekeluargaan, sehingga muncul kasih dan sayang sesama saudara.
4. Memperbanyak
istigfar.
Allah ta’ala
berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ
غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً”
“Aku (Nabi Nuh)
berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha
Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari
langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan
kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh[71]: 10-13)
Ada beberapa orang yang datang kepada al Hasan al Basri, ada
yang megeluhkan tentang paceklik, tentang kemiskinannya, agar di karuniai anak,
semua di perintahkan agar beristigfar, ketika di tanya beliau membacakan ayat
diatas. (Lihat tafsir al-Qurtubi, QS. 70:10-12).
5. Bertaqwa dan
bertawakal kepada Allah.
Allah ta’ala
brfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ
حَسْبُهُ…
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberi
baginya jalan keluar. Dan memberinya
rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…”(QS.,At Thalaaq[65]:2-3).
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ.
“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit
dan bumi.” (QS.
Al-A’raf [7]: 96).
Dari tauban dia
berkata, Rassulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ
الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ.
“Sesungguhnya
seseorang akan terhalang dari rezekinya karena dosa yang ia lakukan” (HR. Ibnu Majah 422 di Hasankan oleh syikh al-Albani
didalam Aa-Shahihah 154, …tanpa wa inna rajula)
6.
Berdoa kepada Allah ta’ala.
Hedaknya memohon segala sesuatu kepada Allah ta’ala, termasuk
di dalam meminta rezki, karena hanya Allah saja yang bisa menghilangkan
kesusahan dan mendatangkan rezki.
“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu,
dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى
وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk,
ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan.” (HR. Muslim 2721, Tirmidzi 3489, Ibnu Majah 3832, Ibnu Hibban
900).
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا
وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلً.
“Ya Allah, sungguh aku memohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal
dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR.
Ibnu Majah 925 Ibnu Hiban 82 di hasankan Syaikh al-alBani didalam Al-Miskah
2498)
Sragen 26-2023
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar