Kondisi sekarang ini banyak saudara
kita yang jiwanya terguncang, sedih, galau dan tidak menutup kemungkinan ada
juga yang mereka putus asa, oleh karena itu wajib kita menguatkan satu sama
yang lain.
Agar hati kita tenang hendaknya kita mengurai permasalahan:
1.
Jika kesediahan itu muncul karena kekurangan harta,
kemiskinan atau
hari esok yang tidak pasti hendaknya kita mengetahui
bahwasanya Allah menjamin semua rezki kita.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله
رِزْقُهَا.
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya….” (QS. Huud[11]: 6).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
وَأَنَّ
الرُّوحَ الْأَمِينَ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى
تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا, فَاتَّقُوا اللهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ, وَلَا
يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوهُ بِمَعَاصِي اللهِ,
فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ مَا عِنْدَ اللهِ إِلَّا بِطَاعَتِهِ.
“Dan sungguh Ar-Ruhul Amin (Malaikat Jibril yang terpercaya)
telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak akan mati satu jiwa sampai ia
menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam
mencari rezki, dan sekali-kali janganlah lambatnya rezeki menjadikan kalian
mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidak akan
diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan menaati-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129
dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8/166, Lihat Silsilah Al Hadist As
Sahihah 2866).
Sebagai orang islam kita wajib berusaha, dari Umar bin
al-Khatthab Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Beliau bersabda:
لَوْ
أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا
يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ، وتَرُوْحُ بِطَانًا.
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, niscaya kalian akan diberikan rizki oleh
Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut
keluar dalam keadaan lapar dan di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi 2344, Ibnu Majah 4164,
lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 310).
Begitu pula rezki itu telah ada jatahnya sendiri-sendiri, seandainya
kita kecewa apa yang kita terima, apakah kita tidak terima dengan taqdir yang telah
di tentukan oleh Allah ta’ala…?
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ
أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim
2653).
2.
Jika kesedihan itu di karenakan kita kehilangan orang
yang kita cintai.
Banyak teladan kita yang mereka tegar kokoh saat mendapat
ujian.
· Kisah baginda Nabi yang
kehilangan ibu bapaknya semenjak kecil.
· Kisah Sumayah.
· Urwah bin Zubair.
· Kisah bilal.
· Kisah ‘Abdullah bin Zubair.
· Kisah kaab bin Al Art.
· Kisah Asma binti Abu Bakar.
Ketahuilah kita semua akan di panggil oleh Allah ta’ala,
hanya saja mereka telah mendahului kita.
3.
Seandainya kesedihan itu muncul karena kanan kiri kita
mati menjadikan kita takut mati, ketahuilah kita semua akan mati.
Allah ta’ala berfirman:
وَلِكُلِّ
أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا
يَسْتَقْدِمُونَ.
“ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat
(pula) memajukannya.” (QS. Al
A’raaf [7]: 34)
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ
النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.” QS Al Imran[3]:185.
”
أَتَانِي جِبْرِيلُ - عليه السلام -
فَقَالَ لِي: يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ , فَإِنَّكَ مَيِّتٌ , وَاعْمَلْ مَا
شِئْتَ , فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ , فَإِنَّكَ
مُفَارِقُهُ“…
“Jibril
mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena
sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena
sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena
sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath 4278, Abu Nu’aim dalam
Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan hasan
oleh Syaikh al-Albani didalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483, Shahihul Jami’
73 as- Shahihah 831)
Hendaknya kita
tetap semangat, hendaknya kita mengetahui nafas yang kita hirup ini merupakan
karunia dan anugrah Allah ta’ala.
Karena Sebaik-baik manusia, yang
panjang umurnya dan baik perbuatannya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ
خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى
Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada
seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” beliau menjawab: “Orang
yang paling panjang umurnya dan baik amalannya” (HR. Tirmidzi, Shahihut
Targhib wat Tarhib 3363)
Penentram hati:
1.
Banyak
dzikir kepada Allah.
Allah ta’ala
berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا
بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.
“Orang-orang
yang beriman hati mereka tentram mengingat Allah, ketahuilah hati menjadi
tentram dengan mengingat Allah.” QS Ar-Ra’d[13]:28.
2.
Melihat
orang yang mendapat musibah lebih besar.
3.
Melihat perjalanan
orang-orang shalih.
4.
Senantiasa
bersama orang-orang yang shalih.
5.
Senantiasa
menyiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Sragen 6
Agustus2021.
Semoga bermanfaat.
Junaedi bdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar