BAB 4
MACAM-MACAM SYIRIK BESAR.
SOAL: 9
BOLEHNYA MEMINTA TOLONG KEPADA MAKHLUK
س ٩ - هَلْ نَسْتَعِينُ
بالأحياء .
Soal
9: Apakah boleh kita meminta pertolongan kepada orang yang masih hidup?
ج ٩ - نَعَمْ فِيْمَا
يَقْدِرُونَ عَلَيْهِ
Jawab: Ya, kita boleh meminta
pertolongan kepada orang yang masih hidup dalam hal yang mereka mampu atasnya.
قَالَ تَعَالَى
Allah
ta’ala berfirman:
{ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَى } سورة الْمَائِدَةِ: ٢
"Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa." (Surat Al-Maidah ayat 2).
وَقَالَ ﷺ
:
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
( وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ
الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ) رواه مسلم.
"Allah senantiasa menolong seorang hamba
selama hamba itu menolong saudaranya." (Hadits riwayat Muslim).
-----000-----
Penjelasan:
1. Dianjurkannya
memberi pertolongan kepada orang lain dalam perkara kebaikan yang dia mampu.
Allah
ta’ala berfirman:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَى .
"Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa." (QS. Al-Maidah [5]: 2).
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ
بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ...
“Dan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian
mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah dari yang mungkar...” (QS.
At-Taubah[9]: 71).
وَيُطْعِمُونَ
الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا
نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا.
“Dan mereka
memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang
yang ditawan. Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan wajah
Allah; kami tidak menghendaki balasan dan terima kasih darimu.” (QS.
Al-Insan[76]: 8–9)
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا
كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ.
"Allah senantiasa menolong seorang hamba
selama hamba itu menolong saudaranya." (HR.
Muslim 2699, Ahmad 7427, Tirmidzi 2945,
Abu Dawud 4946 ).
2. Orang mukmin saling
menguatkan satu dengan lainnya.
إِنَّ
المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا, وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
“Orang
mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian
menguatkan sebagian yang lain.” Kemudian Rasulullah menjalin jari-jemarinya.
(HR. Bukhari 481, Muslim 2585).
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ
وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ
تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan
kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, bagaikan
tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah
tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim 2586, Ahmad 18380).
3. Larangan
tolong menolong di dalam kemaksiatan dan dosa.
Allah
ta’ala berfirman:
وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ
وَالْعُدْوَانِ.
“Dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah[5]:
2).
الْمُنَافِقُونَ
وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ
فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka
adalah (penolong dan pelindung) bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada
kemungkaran dan mencegah dari yang makruf.” (QS. At-Taubah[9]: 67).
4.
Wasilah (sarana) dihukumi
menurut tujuannya.
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا
إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (wasilah)
untuk mendekatkan diri kepada-Nya...”(QS. Al-Ma’idah[5]: 35).
Qatadah
mengatakan, makna yang dimaksud ialah "dekatkanlah diri kalian kepada-Nya
dengan taat kepada-Nya dan mengerjakan hal-hal yang diridai-Nya." (Tafsir
Ibnu Katsir, QS Al-Maidah[5]:35).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى
خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ.
“Barang siapa
menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pelakunya.” (HR.
Muslim 1893, Tirmidzi 2671, Abu Dawud 5129).
الْوَسَائِلُ لَهَا
أَحْكَامُ الْمَقَاصِدِ.
“Wasilah (sarana) mengikuti hukum
tujuannya.” (Majmu’ Fatawa dan Rasa’il
Syaikh Muhammad bin Shalih al-U’tsaimin 5/251).
5. Contoh-contoh
dalam menolong orang lain dengan kebaikan.
1) Mendamaikan saudaranya yang berselisih.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.
“Sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu
(yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS.
Al-Ḥujurat[49]: 10).
Dari
Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلَاةِ
وَالصَّدَقَةِ , قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ, قَالَ: إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّ
فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ.
“Maukah aku
beritahukan kepada kalian amalan yang lebih utama daripada derajat puasa,
shalat, dan sedekah? Mereka menjawab: ‘Tentu, wahai Rasulullah.’ Beliau
bersabda: ‘(Yaitu) mendamaikan hubungan di antara sesama, karena rusaknya
hubungan di antara manusia itulah yang mencukur (agama).” (HR. Ahmad 27508, Abu
Daud 4919, dishahihkan Syaikh
al-Albani di dalam Ghayatu al-Maram 414).
2) Mencegah kedzaliman.
Dari Anas raḍiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا
رَسُولَ اللهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا فَكَيْفَ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ
ظَالِمًا قَالَ: تَحْجُزُهُ أَوْ
تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَٰلِكَ نَصْرُهُ.
“Tolonglah saudaramu, baik ia berbuat zalim maupun dizalimi.” Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, aku
menolongnya jika ia dizalimi, tetapi bagaimana aku menolongnya jika ia berbuat
zalim?”Beliau menjawab: “Engkau cegah atau halangi dia dari berbuat zalim,
itulah bentuk menolongnya.”(HR. Bukhari 6952, Ahmad 13079, Tirmidzi 2255).
Dahulu ada pelaku dosa besar di jaman
Rasulullah, kemudian ada sahabat yang melaknatnya, maka Rasulullah Shallalllahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَلْعَنُوهُ، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ
يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ.
“Janganlah kamu mengutuknya,
sesungguhnya ia (masih tetap) mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari
6780).
3) Menasehati
saudaranya jika melihat kekurangan atau dimintai nasehat.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
“Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Asar[103]:2-3).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
الْمُؤْمِنُ مَرْآةُ أَخِيهِ إِذَا رَأَى
فِيهَا عَيْبًا أَصْلَحَهُ
“Seorang
mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri
saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (HR. Bukhari, Adabul Mufrad 238,
dihasankan Syaikh al-Albani di dalam Shahihah Adabul MUfrad 177).
4) Membantu mereka tenaga.
Membuat rumah, mengajarkan ketrampilan, mengangkat barangnya, mengobatkan
jika dimintai tolong ketika sakit.
5) Membantu mereka dengan harta.
Meminjamkan uang apabila mereka terdesak kebutuhan, meminjamkan barang dan
lain-lain.
-----000-----
Sragen 07-10-2025
Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar