Bulan Ramadhan memiliki keutamaan
yang sangat besar, barang siapa memahami hal ini niscaya dia akan mencurahkan
perhatian dan berusaha untuk mendapatkannya.
Adapun diantara keutamaan bulan Ramadhan:
1.
Allah telah memilih bulan Ramadhan untuk menurunkan Al
Qur’an.
Allah
menurunkan kitab sucinya dibulan Ramadhan.
Allah
ta’ala berfirman:
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ..
“Sesungguhnya kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi..” (QS. Ad Dukhaan[44]:3)
Para
ahli Tafsir mengatakan, malam yang diberkahi tersebut adalah malam bulan
Ramadhan sebagaimana firman-Nya:
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ.
Bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran. (QS.Al Baqarah[2]:185).
Al-Qur’an
di turunkan dengan sekaligus dari lauhul mahfud ke langit dunia, kemudian diturunkan
secara rinci dan berangsur-angsur sesuai dengan kejadian-kejadian selama
dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Ad-Dukhan [44]:3)
2.
Pada malam Ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari
seribu bulan.
Pada malam itu diputuskan segala sesuatu dalam satu
tahun.
Allah
ta’ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ
مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.
“Sesungguhnya kami
telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan.” (QS. Al Qadr[97]:
1-3).
Di dalamnya terdapat malam lailatul qadhar yang lebih
baik dari seribu bulan. (Lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Ad-Dukhan [44]:3).
3.
Pada bulan Ramadhan di buka pintu syurga ditutup pintu
neraka dan syaitan-syaitan dibelenggu.
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ.
“Jika datang bulan
Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan
syaitan-syatan di belenggu.”(Bukhari
1780, Muslim1079).
Kenapa kemaksiatan masih terjadi di bulan Ramadhan..?
Jawab:
Al-Qurtubi berkataa:
1)
“ Kejahatan dan
kemaksiatan mengecil bagi orang yang menjalankan puasa sesuai dengan syarat dan
adab-adabnya (etikanya).”
2)
“
Yang dibelenggu sebagian bukan seluruhnya.”
3)
“setan dibelenggu’
tidak berarti meniadakan segala bentuk kejahatan dan kemaksiatan hilang, karena
motif lain seperti jiwa yang kotor, kebiasaan jelek, dan setan-setan dari
manusia. (Riyadhus Shalihin syarah Bahjatun Nadzirin, yang dinukil dari Al-Mufhim).
Al-Baji berkata:
1)
“Hadits ini bukan dalil
bahwa setan terhalangi untuk mengganggu sama sekali. Karena orang yang
dibelenggu, dia hanya terikat dari leher sampai tangan. Dia masih bisa bicara,
membisikkan maksiat, atau banyak gangguan lainnya.
2)
Beliau juga berkata, “
bisa juga karena bulan penuh berkah, penuh pahala amal dan ampunan sehingga
godaanya tidak mempengaruhi. (Al-Muntaqa Syarh al-Muwatha’,
al-Baji, 2/75).
Sebagian ulama berpendapat yang
dibelenggu setan-setan pembesarnya, sementara yang kecil tidak. Allahu ‘alam.
4.
Pada bulan Ramadhan dilipat gandakan pahala amal
kebaikan.
Rasulullah sallallahu ‘alai wa sallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ،
الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ
وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي, لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ
فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ.
“Telah berkata Allah ‘Aza wajalla, “ setiap
amal anak adam akan dilipatkan baginya sepuluh kebaikan sampai tuju ratus kali
lipat kecuali puasa, karena itu untukku, dan aku yang akan membalasnya,Dia
meninggalkan syahwat, makannya karena Aku, orang berpuasa memiliki dua
kesenangan, senang di saat berbuka dan senang di saat berjumpa Rabnya. ” (HR. Muslim 1151, Ibnu Majah 3823, Ibnu Khuzdaimah 1897).
Syaikh
Sahalih Al Fauzan berkata, “Ketaatan yang dilakukan pada waktu atau
tempat yang memiliki keutamaan menyebabkan amalan tersebut berlipat-lipat. Oleh
sebab itu pahala amalan menjadi berlipat-lipat disebabkan kemuliaan suatu waktu
sebagaimana juga berlipat-lipat karena kemuliaan suatu tempat. Seperti shalat
di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Shalat di masjidil haram sebesar 100.000
shalat di masjid lainnya dan shalat di Masjid Nabi ` di
Madinah senilai dengan 1000 kali shalat di masjid yang lainnya. Hal ini
disebabkan karena kemuliaan suatu tempat. Maka demikian juga, kemuliaan suatu
waktu menyebabkan amalan-amalan kebaikan yang dikerjakan di dalamnya menjadi
berlipat-lipat.” (Fatwa Syaikh Shalih Al-Fauzan dari kitab Al Muntaqa Min
Fatawa Asy Syaikh al Fauzan).
Adapun
di masjid Al Aqsha 500 kali.
Secara
umum amal kebaikan akan dilipatkan, sebagaimana bersedekah, membaca Al-Qur’an
dan lain-lain.
Hikmah perintah Allah pada bulan Ramadhan.
1. Terdapat
perintah puasa.
2. Diperintahkan
qiyamulail.
3. Dianjurkan
memperbanyak membaca Al-Qur’an.
4. Dianjurkan
memperbanyak sedekah.
1.
Hikmah puasa.
1) Memisahkan
antara keimanan dan kemunafikan.
Menanamkan kesungguhan di dalam sebuah keyakinan, sehingga orang
yang ragu terhadap islam baik itu kalangan munafiq ataupun pelaku dosa besar
akan tersisihkan dalam masalah puasa, oleh karena itu ayat puasa menyeru hanya
bagi orang yang beriman, puasa akan melebur keaslian dan kepalsuan sesuatu, kotoran-kotoran
menjadi nampak mana yang benar keimannya dan mana yang hanya sekedar pengakuan.
Sehingga para ulama menghukumi pelaku orang yang tidak puasa lebih buruk dari
pezina dan peminum khamer( Al Kabaair: Imam Ad Dzahabi), karena mereka
menyerupai orang-orang zindiq atau munafiq.
2) Mendidik rasa
kemanusiaan.
Selamanya yang namanya
kabar tidak sama dengan kenyataannya, orang mengatakan “di sana orang miskin
sangat kekurangan dan menahan lapar karena tidak ada yang dimakan”, setelah
orang-orang kaya merasakan, tahulah mereka “begini rasanya orang kekurangan.”
3) Mendidik kesabaran.
Mendidik sifat sabar di
dalam menahan emosi dan mengendalikan hawa nafsu, Rasulullah sallallhu a’lai
wa sallam bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ.
“Puasa adalah tameng janganlah berkata
kotor dan jangan berbuat bodoh, jika seseorang mengajak berkelahi atau
mencelamu maka katakanlah aku sedang puasa dua kali.” (HR Bukhari 1894).
4)
Melatih kejujuran.
Puasa melatih kjujuran, Rasulullah sallallahu ‘alaihhi wa
sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَ
“Barangsiapa
yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka
Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari 1903).
5) Meninggalkan
perkataan yang tidak bermanfaat.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ
الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ
وَالرَّفَثِ.
“Puasa
bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan
menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh al Albani berkata
shahih di dalam Shohih At Targib wa At Tarhib 1082).
رُبَّ
صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ
مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ.
“Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut
kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah, Nasa’i 3236, di shahihkan Syaikh al Albani dalam
Shahih At Targib wa At Tarhib 1083)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت.
“Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik
atau diam.” (HR.Bukhari 6018 Muslim 47).
6)
Memanamkan sifat dermawan.
Puasa akan menumbuhkan rasa pengorbanan baik
dari waktu, harta dan juga tenaga, karena seseorang akan berusaha
menyempurnakan apa yang telah diyakininya.
7)
Mendidik ketengan dan kekhusukan dalam jiwanya.
Allah ta’ala berfirman:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ
إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ. الَّذِينَ يَظُنُّونَ
أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.
“Jadikanlah
sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah[2]:45-46).
Pengertian sabar menurut suatu pendapat yang dimaksud adalah puasa,
menurut apa yang di-na.s-kan oleh Mujahid. Al-Qurtubi dan lain-lainnya
mengatakan, karena itulah maka bulan Ramadan dinamakan "bulan sabar"
(tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Baqarah[2]:45-46).
Karena seorang yang
berpuasa akan mengokohkan pendirian, menguatkan kesabaran, dan secara otomatis
akan menjadikan ketenangan dalam jiwanya.
8)
Menyehatkan badan.
Karena lambung dan usus ini akan bekerja terus menerus, dengan
adanya puasa akan mengistirahatkannya dan juga membersihkan (detoksifikasi)
bagi tubuh dari perbagai kolestrol jahat.
Allah ta’ala
berfirman:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا
وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ.
“Makan
dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tafsir ayat ini,
قَالَ بَعْضُ السَّلَفِ: جَمَعَ
اللَّهُ الطِّبَّ كُلَّهُ فِي نِصْفِ آيَةٍ: وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا.
“Sebagian salaf berkata
bahwa Allah telah mengumpulkan semua ilmu kedokteran pada setengah ayat ini.”
Dari Al-Miqdam bin Ma'dikarib raḍiyallahu
'anhu secara marfu' dia berkata, aku mendengan Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا
مِنْ بَطْنٍ. بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا
مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ.
"Tidaklah manusia memenuhi wadah yang lebih buruk dari
perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan
tulang punggungnya. Jika memang harus melebihi itu, maka sepertiga untuk
makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya." (HR Tirmidzi 2380 Ibnu Majah 3349, dishahihkan
Syaikh al Abani di dalam Ash Shahihah 2265).
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan
bahaya kekenyangan karena penuhnya perut dengan makanan, beliau berkata:
مَا
شَبِعْتُ مُنْذُ سِتَّ عَشْرَةَ سَنَةً إِلَّا شَبْعَةٌ أَطْرَحُهَا. قَالَ أَبُو
مُحَمَّدٍ: يَعْنِي فَطَرَحْتُهَا لِأَنَّ الشِّبَعَ يُثْقِلُ الْبَدَنَ
وَيُقَسِّي الْقَلْبَ وَيُزِيلُ الْفِطْنَةَ وَيَجْلِبُ النَّوْمَ، وَيُضْعِفُ
صَاحِبَهُ عَنِ الْعِبَادَةَ
“ Aku tidak pernah kekenyangan semenjak 16 tahun kecuali sekali,
aku segera mengosongkannya, Beliau juga berkata: Kekenyangan membuat badan
menjadi berat, hati menjadi keras, mengurangi kecerdasan, mudah mengantuk dan
lemah untuk beribadah.” (Hilyah
Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiya’, Oleh Abu Nu’aim bin ‘Abdillah).
9)
Membersihkan dosa-dosa.
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِر.
“Antara
shalat lima waktu, antara shalat jumat satu ke shalat jumat berikutnya, dan
antara puasa ramadhan ke puasa ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa
di antara keduanya, apabila dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim 857).
10)
Mensucikan jiwa dan raganya.
Allah ta’ala berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ
دَسَّاهَا.
“Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya.” (QS. Asy
Syams[91]: 9-10)
Dan
inilah tujuan syariat yang mulia ini. Sebagaimana yang Allah firmankan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون.
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah[2]:183).
2.
Perintah
Qiyamul lail (shalat malam).
Allah ta’ala berfirman:
وَمِنَ اللَّيْلِ
فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا
مَحْمُودًا.
“Dan pada sebagian malam,
lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” ( QS
Al-Isra’ [17]:79).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarwih) karena iman
dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari 37, Muslim 759).
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ
حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ.
“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis
untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR.
Ahmad dan Tirmidzi. Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Al Irwa’ 447).
Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat
tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi. (Syarh
Muslim, 3/101)
Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah
menghidupkan malamnya dengan ‘ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.
(ta’liq Musthafa al-Bagha’ pada Shahih Bukhari 1904-1905)
3.
Dianjurkan
memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ
يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ.
“Sesungguhnya orang-orang yang
selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. (QS.
Fathir[35]: 29).
Ibnu
Katsir rahimahullah berkata:
قَالَ قَتَادَةُ: كَانَ مُطَرف، رَحِمَهُ اللَّهُ، إِذَا قَرَأَ
هَذِهِ الْآيَةَ يَقُولُ: هَذِهِ آيَةُ الْقُرَّاءِ .
“Qatadah rahimahullah berkata,
“Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau
berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Tafsir Ibnu
Katsir QS. Fatir[34]:29).
Manfaat
membaca Al Qur’an.
Al-Qur’an sebagai obat.
ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ
ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً.
“Dan Kami turunkan dari
Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian” (QS. Al-Israa’ [17]: 82).
Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ
أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ .
“Siapa yang membaca satu huruf
dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan
dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya, aku tidak mengatakan alif lam
mim satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi 2910, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani di
dalam kitab Shahih Al Jami’ 6469).
4.
Dianjurkan
memperbanyak sedekah.
Allah ta’ala berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ
سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ
لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya
di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap
tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki,
dan Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]:161).
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ
مِنْ مَالٍ.
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Ahmad 7206, Muslim 2588).
Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma berkata:
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ
أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ
يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling
dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadlan ketika bertemu
dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan
Ramadlan untuk mudarosah (mempelajari) Al Qur’an” (HR. Ahmad
2616, Al Bukhari 3220).
Demikianlah keutamaan dan hikmah
perintah-perintah Allah di buan Ramadhan.
Semoga bermanfaat.
Sragen 15-03-2023
Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar