Sudah
menjadi keketapan kaum muslimin bahwa merupakan kewajiban bagi orang yang telah
mendapat beban syari’at untuk melaksanakan ibadah puasa, sebagaimana hal itu di
perintahkan oleh Allah ta’ala di dalam kitabNya::
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. QS. Al
Baqarah[2]:183.Dalil dari hadis:
بُنِيَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ،
وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ.
“Islam dibangun di atas lima perkara(pondasi): bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang haq kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan
berpuasa Ramadhan.” HR.Bukhari 8 Muslim 16.Ancaman orang yang meninggalkan puasa.
Rasulullah
sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
حَتَّى
إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ :
مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ
انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ
أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ :
هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ.
Sehingga
ketika sampai dipuncak gunung tiba-tiba terdengar suara yang keras. Aku
bertanya, “suara apa ini?”, mereka berkata, “ini adalah teriakan penduduk
neraka”. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku mendapati orang-orang digantung dengan
kaki diatas, rahang-rahang mereka robek dan mengalir darah darinya.
Aku bertanya, “siapa mereka?”, keduanya menjawab, “mereka adalah
orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka.” HR. Nasai di Sunan Al Kubra 3273, di sahihkan imam Ad
Dzhabi.
Imam Al Hafidz Ad Dzahabi berkata: sudah menjadi ketetapan bagi kaum
muslimin, barang siapa yang meninggalkan puasa tanpa udzur syar’i maka ia lebih
buruk dari pada pezina dan pecandu khamer, bahkan mereka meragukan keislamannya
dan menganggapnya zindiq dan menyimpang dari agama. Lihat Al Kabair Imam Ad Dzahabi ke 6.
Setelah
kita melihat adanya perintah dan ancaman bagi orang yang meninggalkan puasa ternyata
di sana terdapat hikmah yang sangat besar, hal ini di isyaratkan Allah ta’ala
secara ringkas di dalam kitabNya, bahwasanya tujuan di syariatkan puasa agar
menjadi taqwa. Adapun hikmah di balik itu, puasa mendidik manusia dengan
berbagai macam bentuk pendidikan yang sangat mulia, diantaranya:
1. Menguatkan keimanannya kepada
Allah ta’ala.
Inilah sumber kebaikan yang paling besar karenannya
sering Allah ta’ala menyebutkan rincian takwa dengan berbagai kebaikan yang
hendaknya di lakukan seseorang sebagaimana Firman Allah ta’ala:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا
رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ .الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ . وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ.
Kitab
(Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. QS Al
Baqarah[2]:2-3.
Begitu pula firman Allah
ta’ala:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ
تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ
آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ
وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ
الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ
الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ.
Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. QS Al
Baqarah[2]:177.
Ketika
manusia masih lemah di dalam melaksanakan Allah dan RasulNya memberikan kabar
keutaman-keutamaannya, sehingga manusia termotivasi untuk melaksanakannya.
Sebagaimana
seorang ibu memerintah kepada anaknya, ketika anak memahami kedudukan ibunya
dia tidak menanyakan bahkan di laksanakannya dengan senang hati, adapun ada
anak-anak yang terkadang akalnya belum tumbuh sehingga orang tua terkadang
merangsangnya dengan pemberian sesuatu.
2.
Puasa akan meningkatkan kualitas
amal seseorang.
Seseorang
yang sedang berpuasa akan lebih ikhlas di dalam beramal dan menjauhkan dari
riya’, sum’ah, ujub, takabur dan berbagai macam kerusakan amalan hati lainnya,
karena dirinya sedang menjalani ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah
ta’ala sehingga berharap Allah ta’ala menerimanya.
وَعَنْ أَبي هُريْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُولُ :قَالَ اللهُ تَعَالَى : أنَا أغْنَى
الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى،
تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ .رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radiallahu‘anhu. yang berkata: Aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda: Allah Ta'ala berfirman: Aku adalah Dzat yang paling
tidak membutuhkan sekutu, Barangsiapa yang melakukan suatu amalan, di dalamnya
ia menyekutukan-Ku dengan selai Aku, maka Aku tinggalkan ia dan sekutunya. HR
Muslim 7658 Ibnu Majah 4192.
3.
Puasa akan mendidik akhlaq seseorang.
Pendidikan akhlaq yang paling besar bisa kita rasakan pada saat
berpuasa, diantara pendidikan ahklaq yang sangat kita rasakan:
1)
Melatih kejujuran
Bagaimana puasa mendidik dirinya wajib meninggalkan sifat dusta dan
senantiasa membiasakan jujur,tak ada yang mengetahui puasa seseorang benar atau
tidak, kecuali Allah ta’ala, ketika seseorang tidak bisa meninggalkan dustanya
baik terkait di dalam menjalankan puasanya, ataupun berkata dusta yang menjadi
kebiasaan setiap hari maka Allah tidak membutuhkan puasa orang tersebut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ
الزُّورِ، وَالْعَمَلَ بِهِ، وَالْجَهْلَ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ»
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah sallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
tidak meninggalkan ucapan palsu dan berbuat dengannya, dan berbuat bodoh maka
Allah tidak membutuhkan (puasanya) meskipun meninggalkan makanan dan minuman.”
HR Bukhari 1903 Abu Daud 2015 Tirmidzi
641.
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang
berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar
dan dahaga.” HR. Thabrani dalam Mu’jam
Al Kabir berkata syaikh Albani hasan shahih.
2)
melatih akhlaq di dalam kesabaran.
Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang yang sedang berpuasa:
فَإِنْ
سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائمٌ مَرَّتَيْنِ.
Apa bila salah seorang diantara kalian
(sedang berpuasa) di cela atau di perangi hendaknya dia berkata: “ saya sedang berpuasa, “ dua kali.” HR Bukhari 1904 Muslim 1151.
3)
Melatih sifat dermawanan.
Hal ini telah di contohkan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam
sebagaimana hadis berikut:
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي
رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ.
Dari Ibnu Abbas radiallahu ‘anhuma
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling
dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu
Jibril.” HR. Bukhari 1902 Muslim 2308.
مَنْ
فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ
أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا.
“Siapa memberi makan orang
yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” HR Ibnu Majah 1746
Ahmad 5/192 dan syaikh Al Bani berkata sahih.Di dalam puasa, juga akan menumbuhkan rasa persaudaraan, kemanusiaan, dan kebersamaan. Karena kabar tidaklah sebagaimana kenyataan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-ustaimin rahimahullah berkata: “Ucapan
palsu adalah setiap ucapan yang di haramkan diantaranya: dusta, ghibah,
mencela, dan yang lainnya dari ucapan-ucapan yang diharamkan.
Sedangkan perbuatan bodoh seperti: khianat, memukul orang lain,
mengambil harta, dan lain sebagainya.
Dan masuk di dalamnya mendengarkan nyanyian-nyanyian, musik-musik,
kebodohan tidak lurus didalam ucapan dan perbuatan.
Apabila orang yang puasa berjalan sesuai dengan konsekuensi ayat dan
hadis ini, niscaya puasanya akan menjadi mediator untuk mentarbiyah diri
pribadi dan mendidik akhlaqnya. Lihat
Fushul fi syiam, wa tarwih, waz zakat,
di terjemahkan “menggapai Syurga di bulan Ramahdan.” Syaikh Muhammad bin Shalil
AL Ustaimin, pustaka Al Minhaj.
4.
Menjadikan badan sehat.
Merujuk pendapat Dr. Alexis
Karl, seorang doktor ahli bedah dan psikiater asal Amerika, “Puasa memiliki
dampak yang jauh lebih berfaedah daripada kelemahan fisik, yaitu menormalkan
denyut jantung, membakar lemak yang ada di bawah kulit, memfungsikan cadangan
protein, mengurangi intensitas kerja hati, dan melestarikan keseimbangan
organ-organ dalam dan kesehatan jantung.”Muncul pertannyaan “ bagaimana orang kafir yang sehat…?” bisa jadi orang kafir mendapatkan kesehatan dengan bersusah payah, sebagiannya dengan biaya yang besar, itupun sebatas dunia saja sehingga menjadi penyesalan di akhirat nanti, adapun orang islam cukup puasa, selain menyehatkan badannya akan membahagiakan jiwanya, hal inilah yang tidak didapati oleh orang kafir.
Bayangkan apalah jadinya seandainya ibu-ibu tidak pernah menbersihkan pancinya, bapak-bapak tidak pernah mengganti oli motornya, tentu lambat atau cepat akan merusakkannya.
5.
Mengendalikan nafsu birahi.
Inilah yang membedakan
manusia dan hewan, manusia mampu mengekang hawa nafsunya berbeda dengan hewan,
oleh karena itu orang-orang kafir yang tidak lagi tunduk dan taat kepada Allah
ta’ala mereka lebih buruk dari pada hewan, senantiasa memperturutkan hawa
nafsunya, hingga berlebih-lebihan sampai
pada satu puncak keburukan, mereka menggauli sesama jenis naudzubillahi min
dzalik. Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا
لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ
بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ
بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ.
Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai. QS Al A’raaf[7]: 179.
Syaikh
Shalih Al Munajid berkata: “Perlu di ketahui ketika perut manusia lapar maka
nafsu indra yang lain terhalangi (akan melemah), sedangkan ketika perut manusia
kenyang nafsu manusia akan menjadi lapar seperti: lisan, mata, tangan, dan
kemaluannya.” Lihat “Sab ’un min Masalati Siam” oleh Syaikh Shalih Al Munajid.
Oleh
karena itu seorang pemuda dianjurkan untuk berpuasa, sebagaimana Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا
مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ
أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai
para pemuda, siapa yang sudah mampu menafkahi biaya rumah tangga, hendaknya dia
menikah. Karena hal itu lebih menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya.
Siapa yang tidak mampu, hendaknya dia berpuasa, karena puasa dapat mengekang
syahwatnya.” HR Bukhari 5066 Muslim 1400.
- Hikmah yang paling besar di dalam pendidikan puasa, menjadikan seseorang pribadi yang bertaqwa.
Kalau kita perhatikan semua perintah Allah
ta’ala baik di ketahui ataupun tidak akan membawa pelakunya kepada ketaqwaan,
sebagaimana firman Allah ta’ala:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu
yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. QS
Al Baqarah[2]:21
Apa yang akan didapat orang yang
bertaqwa…?
Banyak
sekali janji Allah ta’ala bagi orang yang bisa mewujudkan dirinya menjadi orang
yang brtaqwa,
diantaranya:
1) Taqwa sebab kecintaan Allah kepada hamba.
بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
Bahkan, barang siapa yang
menepati janjinya dan bertakwa, maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertakwa. QS. Al Imraan[3]:76
2) Allah seantiasa bersama orang-orang yang bertaqwa.
إِنَّ
اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ.
Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. QS. An
Nahl[16]: 128.
3) Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat.
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا.
Dan barang -siapa yang
bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya.QS. At Talaaq[65]:4
4) Taqwa adalah sebaik-baik bekal bagi seorang hamba.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
“Berbekallah, dan
Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” QS. Al Baqarah[2]:197
5) Menjadikan sebab di bukanya barakah dari langit dan bumi.
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ .
Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” QS. Al ‘Araaf[7]:96
6) Syurga di wariskan kepada orang yang bertaqwa.
تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ
تَقِيًّا.
Itulah syurga yang akan
kami wariskan kepada hamba-hamba kami yang selalu bertakwa. QS. Maryam[19]: 63.
Lihat Syarah Ar bai’n An
Nawawi oleh Nadzim Muhammad Sultan, hadis yang 18.
Demikianlah hikmah puasa
dan masih banyak lagi hikmah yang lain yang tidak disebutkan karena
keterbatasan waktu dan kemampuan, semoga yang sedikit ini memberi manfaat bagi
penulis dan kaum muslimin. Aamiin
Disusun oleh: Abu Ibrahim, Junaedi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar