Peperangan antara iman dan kafir telah di canangkan semenjak
orang tua kita (nabi Adam dan Hawa) berada di syurga, hingga akhirnya keluar
dariNya, begitulah menjadi sunatullah peperangan antara al haq dan al batil ini
akan terus berjalan sampai akhir nanti.
Hanya saja di jaman kita apa yang tadinya tersembunyi
mulailah menggeliat menampakkan taringnya, dengan mata yang melotot, suara
mengaum, siap menerkam mangsanya.
Sementara di pihak lain kaum muslimin kondisi mereka
bemacam-macam, sebagaimana seseorang yang menghadapi harimau:
1. Ada yang mereka terlelap sementara musuh mereka siap menerkam
dan menghabisi mereka, kondisi demikian ini kalau tidak segera di bangunkan
nasib mereka akan tamat.
2. Ada yang memancing emosi harimau tersebut tanpa mengukur
kapasitas yang ada pada dirinya, orang seperti ini hanya akan berteriak-teriak
mana kala harimau tersebut meloncat dan menerkam.
3. Mereka menyiapkan mental, energi, memperhitungkan menang kalahnya, begitu pula
mereka menyadari lolongan harimau ini bisa mendatangkan harimau yang lain.
Demikianlah gambaran kecil ini, orang yang berakal akan
berpendirian pada kondisi ketiga, bukan berarti kita takut kepada musuh, akan
tetapi selagi kita masih ada kesempatan, segala sesuatu WAJIB di perhitungan
dan di persiapkan oleh karena itu
saudara-saudaraku ingatlah :
1. Janganlah kita hanya bisa berbangga dengan jumlah kita,
sementara kita tidak pernah mengoreksi kemampuan mereka, mental mereka, yang
semua itu bisa terwujud pada aqidahnya benar ataupun tidak, tengoklah apa yang
menyebabkan perang badar 313 melawan 1000 lebih bisa di menangan kaum muslimin…?
Jawabnya :
1) Aqidah mereka benar.
2) Kecintaan mereka kepada Allah dan rasulNya tulus.
3) Mereka berperang li I’lali kalimatullah (untuk meninggikan
kalimat Allah).
Saudaraku lihat dan kita bandingkan keadaan kaum Muslimin
saat ini, mereka hanya membanggakan kuantitas tanpa memperdulikan kualitas, terlihat
bagaimana aqidah mereka, sampai-sampai ajaran-ajaran sihir, tenaga dalam, dan
lain-lain di sebarkan kepada mereka ini NYATA, Allah bantah hal ini pada QS.2:102.
Kaum muslimin masih banyak sekali jika di ajak kepada Allah
(mengikuti Al Qur’an) dan rasulNya (sunnah) mereka enggan, sebagiannya lebih
suka mengikuti nenek moyang mereka, atau bid’ah bid’ah yang dibuat oleh murabi’-murabi’
mereka, lihatlah Bantahan Allah QS 2: 170. 5:104
Kebanyakan mereka memperjuangkan golongan mereka, kelompok
mereka saling berbangga dengan apa yang ada pada mereka, bukan untuk
meninggikan kalimat Allah, ini terlihat pembesar-pembesar mereka, belum lagi
mereka menguasai, mereka sudah berujar tidak akan menerapkan hukum dan syariat
Allah ta’ala, sebagian lagi mereka menjual anggota-anggotanya untuk mendapatkan
suara di setiap ajang perebuatan suara atau pun kursi, Allahu musta’an. Lihatlah
QS 30:31-32, QS 3: 103.
Saudara-saudaraku, kita bangga dengan banyaknya umat islam, yang
perlu kita SADARI, mereka masih membutuhkan uluran tangan kita untuk mengetahui
islam dengan sebenarnya, mencintai Allah sebenar-benarnya demikian pula
mencintai rasulNya dengan di buktikan
meneladani sunnah-sunnahNya.
Kita sama-sama mengetahui berdasarkan hadist rasulullullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam di akhir-akhir jaman peperangan itu tidak akan terelakkan, persiapkanlah diri kita
dan saudara-saudara kita dengan membekali mereka aqidah yang benar, SADARILAH
kekalahan di perang UHUD terletak pada penyelisihan mereka kepada rasulNya,
PERANG AHZAB karena merasa bangga dengan banyaknya jumlah, oleh karena itu jangan heran jika kaum
muslimin di berbagai tempat mereka menemui kehinaan, penganiyayaan, dan
pengusiran(semoga Allah mengampuni mereka), jangan sampai hal ini menimpa kita
dikarenakan kedangkalan kita berfikir.
Oleh karena itu semakin seseorang mengenal sunnah dan
mengamalkan akan semakin sedikit perselisihan yang di dapatkan, semakin jauh
dari sunnah umat akan semakin terpecah dan rapuh, sehingga tak ubahnya seperti
buih di lautan.
Perebaiki dan terus perbaiki keadaan umat ini jangan
terburu-buru menyeret mereka pada kebinasaan.
Dari orang yang sangat mencintaimu.
Abu Ibrahim, Junaedi Abdullah.
29-12-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar