UNTUK CALON
PENGANTIN, PENGANTIN BARU DAN PENGANTIN LAMA
Islam
adalah agama yang sempurna mengatur semua masalah termasuk pernikahan,
sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari
ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” QS.Al-Maidah [5]:
3.
1. Menikah
perintah Allah dan RasulaNya.
وَمِنْ
ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟
إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ
لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ.
Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. QS Ar-Rum [30]:21.
فَانْكِحُوا
مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ
أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَة.
Maka nikahilah perempuan-perempuan (lain) yang kalian senangi, dua tiga
atau empat. Bila kalian takut tidak bisa berbuat adil, maka nikahilah satu perempuan
saja. QS An Nisa
[4]:3
يَا مَعْشَرَ
الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ
أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
Wahai para
pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah.
Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan
barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat
menekan syahwatnya(menjadikan tameng).” HR. Bukhari 5066 Muslim 1402.
اَلنِّكَاحُ
مِنْ سُنَّتِي فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي.
“Menikah adalah
sunnahku. Barangsiapa yang enggan melaksanakan sunnahku, maka ia bukan dari
golonganku.” HR Ibnu Majah 1846 Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah 2383.
تَزَوَّجُوْا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ
اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَـامَةِ
“Menikahlah,
karena sesungguhnya aku akan membangga-banggakan jumlah kalian kepada umat-umat
lain pada hari Kiamat.” HR. Al-Baihaqi (VII/78) dan dikuatkan oleh Syaikh
al-Albani dalam kitab ash-Shahiihah.
إِنْ يَكُونُوا
فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗوَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian
di antara kamu, dan orang-"Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (QS. An-Nuur[24]: 32)
2. Memilih
bibit yang baik.
وَلَأَمَةٌ
مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ.
Dan sungguh
wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik
wa hatimu.” QS Al-Baqarah[2]:221.
وَلَعَبْدٌ
مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ.
Dan sungguh
laki-laki budak yang mu’min lebih baik dari laki-laki musyrik, walaupun dia
menarik hatimu.” QS Al-Baqarah[2]:221.
وَالطَّيِّبَاتُ
لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Wanita yang
baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. QS An
Nur[24]:26.
تُنْكَحُ
الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا،
فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
“Wanita
dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya,
dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau
beruntung.” HR. Al-Bukhari 5090 Muslim 1466.
Bagi yang masih
lajang hendaknya memperhatikan hadis di atas supaya menitik beratkan pada
agama, karena kita menyadari bahwa bukan satu-satunya didalam meraih
kebahagiaan rumah tangga pada paras cantik, nasab yang baik, ataupun harta yang
banyak. Demikian pula jangan sekali-kali mengharapkan pasangannya itu sempurna
baik sifatnya maupun fisiknya.
3. Mengetahui
hak dan kewajiban masing-masing
أَلاَ إِنَّ
لَكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ حَقًّا وَلِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقَّا.
“Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kalian memiliki hak atas isteri-isteri kalian dan
isteri-isteri kalian juga memiliki hak atas kalian.” HR Tirmidzi 1173
Sunan Ibni Majah 1851.
· Haq seorang istri.
1) Mempergauli
dengan cara yang baik.
وَعَاشِرُوهُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ.
Dan bergaullah
dengan mereka secara patut. QS An Nisaa’[4]:19.
2) Mendidiknya.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ.
“ Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”QS.
At-Tahrim[66]:6.
Ilmu ini nanti
ibarat lampu yang akan menerangi jalan yang akan kita lalui.
3) Menasehati istri,
dan Memiliki sikap tegas namun tidak keras, kuat namun tidak kasar, lembut
namun tidak lemah.
اسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّ
الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ … -وَفِي رِوَايَةٍ- الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ
“Berwasiatlah
kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri), karena wanita itu
diciptakan dari tulang rusuk…” Dalam satu riwayat: “Wanita itu seperti tulang
rusuk….” HR. Al-Bukhari dan Muslim.
إِنَّ
الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ, لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ,
فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ, وَإِنْ
ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا
“Sesungguhnya
wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu
jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa
bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa
untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” HR.
Muslim1468
4) Berakhlak
yang baik.
Rasulullah
sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ
لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا.
“Orang
yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling
bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik
akhlaknya terhadap istri-istrinya”. HR Thirmidzi 1162 Ibnu Majah
1987 dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 284.
5) Memberinya
makan, pakaian tempat.
اَسْكِنُوْهُنَّ
مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْ
Tempatkanlah
mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu. ( QS.
At-Talaq [65]:6).
Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam bersabda ketika ditanya tentang Haq istri:
أَنْ
تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ، وَتَكْسُوهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ، وَلاَ تَضْرِبِ
الوَجْهَ، وَلاَ تُقَبِّحْ، وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ.
“Engkau
memberinya makan jika engkau makan, engkau memberinya pakaian jika engkau
berpakaian, janganlah memukul wajah dan janganlah menjelek-jelekkannya serta
janganlah memisahkannya kecuali tetap dalam rumah.” HR Sunan Ibni Majah 1500,
Abu Dawud 2128 Ibnu Majah 1850.
6)
Hendaknya suami bekerja dan mencari nafkah yang halal.
Allah
ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا
النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا
خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai manusia! Makanlah dari
(makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata
bagimu." (QS. Al-Baqarah [2]:168).
7) Menjaga hubunga silaturahmi.
Hendaknya tidak menjelekkan
keluarga suami dan saling menghargai.
· Hak
suami
1) Suami
adalah pemimpinnya.
الرِّجَالُ
قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ
وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم .
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”
(QS. An-Nisaa’[4]: 34).
2) Suami
memiliki kedudukan yang besar.
لَوْ
كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ
تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya
aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan
seorang wanita sujud kepada suaminya.” Hadits hasan shahih: HR Tirmidzi 1159
Ibnu Hibban 1291. Di shahihkan syaikh Al Bani di Irwaa ul ghaliil 1998
3) Suami
wajib di taati dalam kebaikan.
إِذَا
دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا
الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.
“Jika
seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas istri enggan memenuhinya,
maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” HR. Bukhari 5193 Muslim
1436.
ثَلَاثَةٌ
لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا
وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ
وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
“Ada
tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas
kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi
kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah
kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).” HR.
Ibnu Majah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Misyakatul
Mashabih 1128.
4)
Menyenangkan jika dilihat.
Salah satu karakter wanita shalihah
adalah mampu menyenangkan hati suami ketika suami melihatnya, baik karena
pakaian, dandanan, atau sebab-sebab yang lainnya. Lebih-lebih karena sang istri
tersebut senantiasa menaati suami dan merespon perintah suami dengan penuh
ketaatan, tanpa diiringi rasa sombong (congkak) atau merasa memiliki kedudukan
yang lebih tinggi daripada suami.
ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ditanya, “Perempuan seperti apa yang paling baik?” Beliau
menjawab:
الَّتِي
تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي
نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ.
“Yang paling menyenangkan jika
dilihat suami, mentaati suami jika suami memerintahkan sesuatu, dan tidak
menyelisihi suami dalam diri dan hartanya dengan apa yang dibenci oleh
suaminya.” (HR. An-Nasa’i 3231, di shahih oleh Syaikh al-Albani)
5) Suami lantaran
menuju ke Syurga.
إِذَا
صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا،
وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ.
“Apabila
seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan,
menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya
ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” Hadits hasan
shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban 1296.
6) Bermaksiat
kepada suami diancam Neraka.
أُرِيتُ
النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ
بِاللَّهِ قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ
أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ:
مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ.
“Diperlihatkan
kepadaku neraka dan aku dapati kebanyakan penghuninya adalah para wanita yang
ingkar. Rasul ‘alaihish shalatu wassalam ditanya: “Apakah mereka ingkar kepada
Allah ? Nabi bersabda: “Mereka ingkar kepada suaminya dan ingkar kepada
kebaikan suaminya. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang mereka
(istri-istrimu) selama satu tahun, kemuadia wanita tersebut melihat satu
kejelekan darimu, maka ia akan berkata: “Aku tak pernah melihat engkau berbuat
baik sedikitpun” HR. Bukhari 1052 Muslim 907.
Imam
Al Gozali menyebutkan ada 6 sifat yang tercela yang di miliki wanita
1. Annanah adalah
wanita yang suka mengeluh
2.
Mananah adalah wanita yang suka
mengungkit-ungkit kebaikan
jasa yang telah diberikannya.
3. Hananah wanita
Al-Hananah adalah wanita yang sering membandingan orang lain
4. Haddaqah wanita
yang berperilaku boros.
5. Barraqah adalah
wanita yang suka dandan berlebihan
6.Syaddaqah adalah
wanita yang suka nyiyir dan banyak bicara.
Semua
itu hendaknya di kalahkan dengan sifat qonaah.
4. Menyelesaikan
setiap masalah
syaikh
Abdurrahman Abdullah Al Qor’awi berkata: “Merupakan perkara yang lumrah dan
alamiah adanya perselisihan suami istri dalam batas-batas yang logis.
1. Siapapun
yang berselisih hendaknya di kembalikan kepada Allah dan RasulNya.
Allah
ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي
الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى
اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا.
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” QS An Nisaa [4]:59
2. Hendaknya
suami mengingat firman Allah ta’ala:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا
شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا.
“Dan
bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” QS. An-Nisaa’[4]: 19.
5. Agar istri cenderung mengalah
meskipun kadang benar sebagaimana hadis berikut ini:
أَلاَ
أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ
وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ
زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى
تَرْضَى.
“Maukah
kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka
menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau
diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di
atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” HR. Ath
Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Ash Shahihah 3380.
Dalam
islam ada tahapan di dalam menyelesaikan masalah, ada tiga tingkatan
sebagaimana Allah ta’ala firmankan:
وَاللَّاتِي
تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ
وَاضْرِبُوهُنَّ.
Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka, dan pisahkanlah
mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. QS An Nisaa[4]:34.
Namun
meskipun demikian Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memukul
wanita dan juga anak kecuali di medan perang.
6. Membentuk
keluarga yang Bertaqwa.
Menanamkan
keimanan kepada keluarga, mendidik aqidahnya, ibadahnya, akhlaqnya,
muamalahnya, termasuk supaya bertakwa kepada Allah ta’ala.
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا.
Barang
siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.
QS At Talaq [65]:2
Bersyukur
kepada Allah ta’ala:
مَنْ
لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ.
“Barang
siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri
sesuatu yang banyak.” HR. Ahmad, 4:278. Di hasankan Syaikh
Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 667.
Bersemangat
didalam menggapai karunia Allah.
احْرِصْ
عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ
شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا ,
وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ
الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah
dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah
(dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika
kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya
aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi
katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan
apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka
(pintu) perbuatan setan”. HR. Muslim 2664
7. Menjadikan
akhirat sebagai tujuan bahtera rumah tangganya.
قُلْ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Katakanlah:
sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. QS. Al An’am[6]:162.
مَنْ
كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم
يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له
أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ.
Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam Bersabda, “Barang siapa yang menjadikan dunia
sebagai tujuannya, maka Allah memecah-mecah urusannya dan menjadikan kemiskinan
di depan matanya. Dia juga takkan mendapatkan dunia kecuali yang telah
ditetapkan atasnya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya,
maka Allah menghimpun urusannya, menjadikan kecukupan ada di dalam hatinya, dan
dunia pun menghampirinya sementara ia memandangnya sebagai sesuatu yang hina.” HR.
Ibnu Majah 4105 dan di shahihkan syaikh Al Bani.
8. Keberhasilan
yang sesungguhnya adalah membawa keluarga masuk Syurga.
فَمَنْ
زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ.
Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. QS Al Imran[3]:185.
Di Susun oleh : Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar